Tambah 3.717 Orang, Total Sudah 90.551

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 29 Jul 2021 21:44 WIB

Tambah 3.717 Orang, Total Sudah 90.551

i

Kerabat dan petugas dengan menggunakan alat perlindungan diri (APD) menggotong jasad pasien Covid-19 yang meninggal saat melakukan isolasi mandiri di Bogor. SP/REUTERS/Willy Kurniawan

Kematian Akibat Covid-19

 

Baca Juga: Ditanya Soal Hasil Pilpres, Menkes Ketawain Jokowi

 

Ada Kasus Orang yang Meninggal Dunia Setelah Divaksin Sinovac Dua Kali Dalam Sehari

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta – Kasus kematian di Indonesia akibat virus corona (Covid-19) Kamis (29/7/2021) bertambah 3.717 sehingga total meninggal 90.551 orang. Kasus kematian akibat Covid-19 ini menyentuh rekor kenaikan terbaru. Padahal, sehari sebelumnya, kasus kematian terkait Covid-19 tercatat sebanyak 1.824 orang. Sementara kasus virus corona (Covid-19) sendiri bertambah 43.479 kasus, Sehingga secara keseluruhan, kasus positif Covid-19 mencapai 3.331.206. Mengerikan!.

Mengingat kasus baru Covid-19 di Indonesia terus bertahan di angka yang cukup tinggi sehingga menunjukan bahwa infeksi virus mematikan ini belum terkendali. Namun, hari ini kasus kesembuhan naik tinggi hingga melampaui kasus baru.

Berdasarkan data Kementerian kesehatan, pada Kamis (29/7/2021) hari ini ada 43.479 kasus baru, dengan begitu total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 3,331 juta orang.

Penambahan kasus yang masih tinggi ini membuat kasus aktif atau orang yang membutuhkan perawatan menjadi 554.484 orang.

Sedangkan pertambahan kasus positif justru lebih rendah dibandingkan sehari sebelumnya, juga kasus sembuh bertambah 45.494, sehingga total 2.686.170 orang telah sembuh dari Covid-19 sejak awal pandemi. Informasi ini disampaikan dalam data yang dirilis Kemenkes RI, Kamis sore (29/7/2021).

Kemenkes juga menyoroti angka kematian mencapai 36 persen itu didominasi dari pasien yang sedang menjalani perawatan isolasi mandiri. "Kematian pada kasus ini mencapai 36 persen. Inni akan menjadi evaluasi kami, terutama bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri dan isolasi terpusat," ujar Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi, Kamis (29/7/2021).

Untuk itu, lanjut Siti Nadia, pemerintah segera memperbaiki pelayanan dan penyelamatan pasien yang terpapar Covid-19. Meski begitu, angka yang terkonfirmasi, tambah Nadia, mulai ada penurunan sekitar 17 persen. "Yang tentunya ini berkaitan dengan fluktuasi testing yang kita lakukan," jelasnya.

 

Meninggal setelah Divaksin Sinovac

Sedangkan, yang menjadi perhatian saat ini, yakni kasus kematian usai menjalani vaksinasi Covid-19. Salah satunya kasus kematian Hartijo (49), pria Batam setelah menerima dua kali vaksin Covid-19 dalam sehari masih terus ditelusuri.

Baca Juga: Menkes Tertawa, Jokowi Pilih Ketua Indonesia, Bukan Ketum Golkar

Sebelumnya dikabarkan, warga Batam itu meninggal dunia setelah divaksin Sinovac dua kali dalam vaksinasi massa yang digelar Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepri pada Minggu (11/7/2021) lalu.

Ia sempat dirawat di RSBK Batam sebelum dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (28/7/2021). Hartijo, disuntik oleh dua orang vaksinator yang berbeda dalam waktu yang hampir bersamaan. "Dari hasil Swab terhadap Hartijo, almarhum juga dinyatakan positif Covid-19," jelas Ketua RT 01, Ery Syahrial saat ditemui di rumah duka.

Berdasarkan keterangan keluarga, almarhum sempat mengalami penurunan kesehatan setelah proses vaksinasi tersebut. "Karena istri dan anak almarhum juga tidak bisa kita temui langsung. Mereka sedang Isolasi mandiri di rumah," papar Ery.

Hartijo juga menceritakan proses vaksinasi terhadap dirinya kepada warga saat rapat persiapan Idul Adha yang dilaksanakan di Musala perumahan sebelum meninggal dunia. "Siangnya almarhum vaksin, malamnya ikut rapat bersama warga. Tapi undur diri duluan karena bilang gak enak badan," ungkapnya.

Dalam pertemuan tersebut, Hartijo menyebut, saat menerima vaksin, penyelenggara bahkan mempertanyakan kenapa almarhum bisa mendapatkan dua dosis dalam waktu bersamaan.

Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan lain bagi keluarga almarhum, lantaran seharusnya hal ini menjadi tanggung jawab penyelenggara dan vaksinator. Saat mendatangi lokasi vaksinasi massal, Hartijo dijelaskan seharusnya mendapat dosis pertama. Namun usai disuntik oleh salah satu vaksinator, Harjito justru diarahkan relawan menuju vaksinator lain untuk kembali vaksinasi hingga ia mendapat suntikan kedua.

 

Baca Juga: Prabowo, Cek Istana Presiden di IKN yang Akan Dihuni Jokowi, Juli 2024

Disuntik Lagi

Jadi setelah disuntik pertama, almarhum duduk dan istirahat. Namun di saat itu ada relawan yang mengarahkan dia ke vaksinator lain dan dia disuntik lagi. Almarhum ini belum pernah mengetahui bagaimana prosedur vaksinasi sebenarnya," jelasnya.

Usai peristiwa itu, kondisi kesehatan Hartijo juga semakin mengalami penurunan dimana pada tanggal 13 Juli sempat berkomunikasi dengan dokter yang kontaknya tertera di kartu vaksinasi namun tidak mendapat tanggapan. Almarhum mengaku awalnya hanya mengalami asam lambung, namun kemudian semakin parah dan mengalami demam.

Sempat dirawat di rumah, almarhum kemudian dibawa oleh keluarga ke RSBK Batam pada Kamis (22/7/2021) lalu dengan kondisi menunjukkan gelaja Covid-19.

"Positif itu setelah hasil swab almarhum keluar tanggal 24 Juli. Di RSBK dia dikarantina di ruang khusus, hingga akhirnya meninggal dunia kemarin dan dimakamkan secara prosedural Covid-19," paparnya.

Keluarga sudah telah meminta penjelasan dari pihak penyelenggara mengenai prosedur vaksinasi yang didapatkan oleh almarhum.

Namun hingga saat ini, pihak Apindo Kepri masih bungkam, bahkan menyatakan bahwa kematian dan sakit yang dialami oleh almarhum murni dikarenakan Covid-19. "Sampai saat ini kita tetap meminta penjelasan. Apabila masih belum mendapat tanggapan, nanti setelah Isoman istri almarhum sudah selesai, kami akan melaporkan hal ini ke pihak Kepolisian," kata dia. n erc/jk/sur/ba/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU