Sulap Potongan Limbah Kayu Jadi Produk Kerajinan Pyrography

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 23 Apr 2021 12:24 WIB

Sulap Potongan Limbah Kayu Jadi Produk Kerajinan Pyrography

i

S. Dwi Andrianto dengan karya lukisan pyrography miliknya. SP/ MJK

SURABAYAPAGI.com, Mojokerto - Potongan limbah kayu dapat dikreasikan menjadi sebuah karya yang memiliki cita rasa seni dengan memberikan sentuhan lukisan dengan cara proses pembakaran atau dikenal dengan pyrography.

Salah satunya, S. Dwi Andrianto merupakan seniman dan pelaku usaha di bidang industri kreatif yang mencoba untuk terjun menggeluti usaha kerajinan berbahan baku limbah kayu berawal dari hobi. Sejak setahun ini, ia mengolah lembaran kayu untuk dibentuk berbagai macam produk kerajinan.

Baca Juga: Dorong Daya Beli Masyarakat, Kejaksaan dan Pemkot Mojokerto Sinergi Gelar Bazar Sembako Murah

Berbagai karya telah dihasilkannya. Antara lain, melukis wajah, hingga ragam flora dan fauna. Sedangkan agar bisa menghasilkan karya lukis yang bagus, media kayu yang digunakan harus memiliki latar belakang warna putih dan berserat padat. Biasanya, paling sering digunakan adalah kayu jati muda, jati belanda, dan pinus.

Menurutnya, pyrography memiliki keunggulan tersendiri dibanding karya lukis dengan teknik lainnya. Salah satunya, warna yang tidak akan lekang oleh waktu. Sebab, tiap goresan yang dihasilkan merupakan hasil dari proses pembakaran.

’’Tidak akan berubah warna karena tidak pakai tinta. Jadi sampai kapanpun akan seperti itu, kesannya lebih natural,’’ ulasnya, Jumat (23/4/2021).

Baca Juga: Terciduk Edarkan Pil Double L 1.600 Butir, Dua Pemuda di Mojokerto Berhasil Diamankan

Andri mengaku secara otodidak mempelajari seni pyrography. Bahkan, dia merakit sendiri untuk menemukan alat pembakar yang sesuai dengan keinginannya. Untuk menghasilkan alat penghantar kalor itu, dia melakukan uji coba dengan mengutak-atik perangkat elektronik.

Dibutuhkan waktu sekitar tiga bulan merakit alat tersebut. Hingga akhirnya Andri menemukan elemen pemanas yang dinilai pas dengan kebutuhannya. Elemen pemanas itu dibuat dari hasil memodifikasi perangkat trafo dan kawat nikelin sebagai ujung baranya. ’’Sebenarnya ada alat khusus, cuma harganya terlalu tinggi. Akhirnya merakit alat sendiri,’’ ulasnya.

Baca Juga: Pasar Takjil Ketidur, Upaya Pj Wali Kota Ali Kuncoro Promosikan Aneka Kuliner Kota Mojokerto

Di sisi lain, melukis dengan cara pembakaran juga memiliki tingkat kesulitan sendiri. Pasalnya, apabila terjadi kesalahan, maka goresan tidak akan bisa dihilangkan. Selan itu, dibutuhkan kreativitas untuk bisa menghasilkan karya yang baik.

Namun, pelukis tidak bisa mengkreasikan beragam warna. Karena hanya mengandalkan warna alami dari proses pembakaran. ’’Jadi, hanya menggunakan teknik gelap terang yang natural dari proses memanaskan kayu,’’ pungkasnya. Dsy10

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU