Sulap Barang Bekas Jadi Kerajinan Tangan Bernilai Ratusan Juta

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 21 Apr 2021 11:06 WIB

Sulap Barang Bekas Jadi Kerajinan Tangan Bernilai Ratusan Juta

i

Eni Aryani dengan produk wastraloka. SP/ YGK

SURABAYAPAGI.com, Yogyakarta - Eni Aryani dengan keterampilannya mampu menyulap sampah kaleng dan kayu bekas yang tak berguna menjadi kerajinan tangan yang bernilai jual timggi dan unik. Karyanya memiliki ciri khas tersendiri pada motif dan desainnya yang membedakan dari produk kerajinan lain pada umumnya.

Awalnya Eni memulai bisnis hanya menggunakan modal sebesar Rp 5 juta. Sebagian besar hanya digunakan untuk membeli bahan baku berupa cat akrilik dan barang bekas. Meski hanya berasal dari kaleng dan kayu bekas, barang hiasan kerajianan tangan buatan Eni ternyata di jual cukup mahal yaitu ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Baca Juga: Dibanjiri Ribuan Pengunjung, Pameran IFBC 2023 Bandung Sukses Digelar dan Suguhkan Puluhan Ide Bisnis Waralaba

Semakin hari, produk wastraloka semakin banyak di kenal orang, apalagi setelah setahun menjalankan bisnis ini atau tepat nya tahun 2015, Eni mulai mendapatkan tawaran untuk mengikuti ajang pameran kerajian tangan terbesar di Indonesia, inacraft. Eni telah berhasil membuat lebih dari 20 macam produk misalnya, kaleng krupuk, tenong, guci tempel, vas bunga, ceret angkringan, dan barang-barang keperluan rumah lain nya.

Salah satu produk wastraloka milik Eni. SP/ YGK

Baca Juga: Cetak Wirausahawan Baru, Disnaker Nganjuk Gelar Pelatihan Menjahit

”Tahun 2015 tiba-tiba ada tawaran untuk ikut inacraft. Nah untuk modal inacraft itu pas kebetulan uang saya dari asuransi cair. Jadi bisa di gunakan untuk modal ke inacraft. Kan modal untuk pameran inacraft secara mandiri tidak sedikit, sekitar belasan juta itu pas saya di ajak pas ada permintaan produk dari costumer” tutur Eni, dikutip Rabu (21/4/2021).

Sementara untuk lokasi bisnis wastraloka, Eni memiliki tempat workhshop kerajinan tangan di Yogyakarta. Dan untuk pemasarannya wastraloka memiliki galeri pemasaran di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Untuk pembelinya sendiri tidak hanya dari kalangan perorangan atau individu, tetapi juga dari kalangan korporasi besar seperti restoran dan hotel. Bahkan sampai di ekspor ke Jepang dan Australia.

Baca Juga: Tekan Pengangguran, Pemkab Trenggalek Gelar Pelatihan Wirausaha

Saat ini, Eni mampu meraup omzet hingga puluhan juta bahkan ratusan juta rupiah. Ia berhasil menyulap sampah seperti kaleng dan kayu bekas menjadi barang hiasan yang bernilai jual. Diantaranya yaitu guci stempel, kaleng krupuk, vas bunga, tenong, ceret angkringan, tempat kue, ember, pensil, siraman bunga, dan barang-barang keperluan rumah tangga lainnya.

Dalam proses produksinya, Eni dibantu oleh 8 orang pegawai. Namun jika orderan sedang banyak-banyaknya Eni juga mempekerjakan 5 freelancer. Untuk pengerajin kalengnya ada 3 orang dan dibantu 2 orang freelance. Sementara pelukisnya ada 5 orang dan dibantu 2 orang freelance. Dsy9

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU