Suhu Ahok, Jl Mangga 1 Pondok Candra, Manjur dan Tidak Komersial

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 22 Sep 2021 20:24 WIB

Suhu Ahok, Jl Mangga 1 Pondok Candra, Manjur dan Tidak Komersial

i

Suhu Ahok

Melongok Praktik Suhu yang Punya Klenteng di Surabaya

 

Baca Juga: KPU Kota Surabaya Mulai Seleksi Calon Anggota PPK dan PPS Pilkada 2024

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Hari Minggu saya diajak dua teman Tionghoa untuk ke suhu Ahok di Jl. Mangga 1 No E 205 Pondok Candra Surabaya. Saya yang sudah kenal beberapa suhu di Surabaya, Semarang dan Jakarta, semula kurang tertarik.

 “Ini suhu benar-benar ahli, guru dan bukan sembarang suhu?” Ajuk Tantora, guru Kung Fu dan Silat berusia 70 Tahun.

“Apa beda dengan suhu-suhu lain?” Tanya saya, pada Tantora, pria berbadan besar berberat 130 kg.

“Oh ini tak jamin ahli dan tidak komersial. Saya banyak kenalan suhu antara lain suhu Binggo almarhum dan suhu Willy,” jelas warga Jl. Bubutan Surabaya.

Tantora yang sudah berkali kali ke tempat praktik suhu Ahok alian Nelson akui, pria shio Kambing kelahiran 1967 -adalah orang senior ahli dalam bidang tertentu.

Orang China menyebut suhu itu Shifu, atau sifu. Dalam bahasa Kanton, suhu adalah sebuah gelar dan peran dari orang terampil atau master,. "pembimbing" .

“Saya pernah ke suhu disuruh beli sesajen habis 20 juta lebih. Itu suhu yang merusak kepercayaan orang Tionghoa,” tuding Tantora, yang punya menantu orang Italia.

Baginya, suhu Ahok, adalah shifu yang ahli dan benar-benar mumpuni sekaligus menguasai sebuah keahlian tertentu. “Jujur ia meski lebih muda dari saya, ia pantas dipanggil sang guru,” kata Tantora yang dibenarkan Afuk, pengusaha minuman di Jl. Gembong, dekat PTC.

Saat saya masuk ke rumah pria kelahiran Medan yang menetap di Surabaya sejak tahun 1994, rumahnya gak kelihatan seperti klenteng atau vihara.

Tampak depan, ada bangunan toko palen. Seorang wanita membungkus dos minuman. Wanita bersajaha ini istrinya.

Saya naik tangga ke lantai dua.

Masya Allah, di lantai ukuran sekitar 10x 15 meter ini ada kelenteng yang bercorak Tridharma. Di sana ada patung Lao-tze, Khonghucu dan Buddha.

Baca Juga: KPU Surabaya Paparkan Seleksi Calon Panitia Pemilihan Gubernur dan Walikota Tahun 2024

Dalam kelenteng tersebut disediakan juga patung-patung dewa lain, seperti Kwan Kong (dewa perang, dewa bumi, dan lain-lain). Ada beberapa pasang suami istri memuja patung, ada yang duduk dan berdiri sambil membungkuk. Mereka minta pertolongannya.

Suhu Ahok, berpenampilan rapi, memakai celana jeans dan menggunakan hem warga merah agak muda.

Saya perhatikan, pasien yang datang menulis nama Tionghoa, nama Indonesia, tanggal kelahiran, dan shio.

Mereka bercerita permasalahannya.

Suhu Ahok yang membawa semacam tasbih dari kayu, sesekali mengangkat tangan ke atas. Kemudian sembayang sambil berdiri di depan patung-patung

Ini mencerminkan Tiga pandangan keagamaan yaitu, Kunfusianisme, Bhudisme, dan Taoisme yang dipercaya orang Tionghoa.

Saat pasien itu mempercayakan urusan padanya, suhu Ahok menolak.

Baca Juga: Gibran Absen di Otoda 2024 Surabaya, Mendagri Tito Bocorkan Alasannya

“Jangan! Urusan musibah urusan Tuhan yang diatas Tian.

Solusi terbaik, tacik perlu sembahyang dan berdoa ke Tuhan yang diatas, jangan ikuti yang gaib-gaib. Jangan lupa ingat dengan leluhur, sebab beliau juga akan ikut membantu,” pesan suhu Ahok.

Saat saya konsultasi tentang bisnis, suhu Ahok, menyarankan jangan tinggalkan sholat 5 waktu, tahajud, berdoa, wiridan dan jangan membiarkan sajadah berserakan tak terawat.

Tantora dan Afuk, mengakui suhu Ahok ini memiliki toleransi tinggi dengan sesama pemeluk agama.

“Beliau ini guru yang ilmunya turun dari orangtuanya. Suhu ini pekerjaannya jual sembako. Keahliannya ini amalan,” kata Tantora.

Makanya, suhu Ahok tidak menentukan tarip. Bahkan tidak pernah menyarankan sesaji, apalagi mandi di laut.

Benar, pasien naruh amplop merah di meja. Suhu tidak menentukan tarip konsultasi dan pengobatan. “Sak iklase, ngasih ke amplop. Nasihatnya manjur,” kata Tantora. Hari itu saat saya silahturahmi, ada 15 pasien antri. Mereka setelah mendapat nasihat dari suhu berdoa di ruang terbuka di dalam klenteng juga yang dinamakan sembahyang King Thi Kong .([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU