Seluruh Disabilitas di Jatim Sudah Divaksin Dosis Pertama

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 24 Sep 2021 11:10 WIB

Seluruh Disabilitas di Jatim Sudah Divaksin Dosis Pertama

i

Vaksinasi dosis pertama bagi disabilitas telah mencapai 100 persen. SP/MI

SURABAYAPAGI, Surabaya -  Seluruh penyandang disabilitas di Jawa Timur telah dipastikan menerima vaksinasi covid-19.  Hal ini dipastikan langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa

Capaian vaksinasi dosis pertama bagi disabilitas bahkan telah mencapai 100 persen lebih dari target 53.643 orang. Jatim telah menyuntikkan vaksin kepada 54.149 penyandang disabilitas. Angka tersebut setara 100,94 persen.

Baca Juga: OJK Gelar Festival Keuangan Inklusif 2023 di Jatim

"Alhamdulillah capaian vaksinasi dosis pertama kepada para penyandang disabilitas di Jatim telah mencapai 100 persen lebih," terang Khofifah, kemarin.

Capaian ini menyandingkan Jatim bersama Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat.

Khofifah menambahkan, saat ini pihaknya tengah mengejar vaksinasi dosis kedua bagi penyandang disabilitas di Jatim agar bisa segera terwujud. 

Sementara untuk vaksinasi dosis kedua Jatim saat ini baru mencapai 5,81 persen atau sejumlah 3.145 orang. 

Baca Juga: Ratusan Anggota DPC PERADI Sidoarjo Antusias Ikuti Gelar Bakti Kesehatan Vaksinasi Covid-19

Seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur (Jatim) yang berjumlah 38 dearah berstatus zona kuning atau resiko rendah penyebaran COVID-19.

"Alhamdulillah, 100 persen daerah di Jatim dinyatakan oleh Satgas COVID-19 Nasional masuk risiko rendah," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Rabu (22/9/2021).

Capaian tersebut berdasarkan data yang diumumkan Satgas COVID-19 Nasional per 22 September 2021, dilansir dari Antara.

Baca Juga: Vaksin Booster Covid-19 Kedua Harus Bayar Rp100 Ribu

Sebagai informasi, peta zonasi risiko daerah dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan.

Indikator-indikator yang digunakan seperti indikator epidemiologi, indikator surveilans kesehatan masyarakat serta indikator pelayanan kesehatan.

Setiap indikator diberikan skoring dan pembobotan, lalu dijumlahkan yang hasil perhitungan dikategorisasi menjadi empat zona risiko, masing-masing risiko tinggi (zona merah), risiko sedang (zona oranye), risiko rendah (zona kuning), dan tidak berisiko (zona hijau).sb2/na

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU