Presiden Jokowi Setuju Vaksin Nusantara Jadi Booster, Dosis Ketiga

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 18 Nov 2021 20:20 WIB

Presiden Jokowi Setuju Vaksin Nusantara Jadi Booster, Dosis Ketiga

i

Ilustrasi karikatur

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Vaksin Nusantara besutan eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, bakal dijadikan booster atau vaksin COVID-19 dosis ketiga. Booster untuk masyarakat Indonesia ini direncanakan bakal mulai diberikan pada Januari 202.

"Kami mendapatkan informasi terakhir dari hasil rapat kabinet terbatas kemarin. Informasinya Pak Jokowi mendorong agar vaksin produksi dalam negeri Merah Putih dan Nusantara juga nanti menjadi bagian yang diprioritaskan untuk menjadi vaksin booster," ungkap Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena dalam diskusi daring, Kamis (18/11/2021).

Baca Juga: Jokowi Uber China Rampungkan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

 

Harganya Rp 188 Ribu

Sementara Kepala Bagian Operasional Pelayanan PT Bio Farma Erwin Setiawan mengatakan, pihaknya masih menunggu regulasi dari pemerintah terkait biaya yang ditetapkan untuk vaksinasi dosis ketiga atau booster.

"Tentunya untuk harga ini (vaksin Covid-19) akan ditentukan oleh pemerintah dengan pendampingan dari BPKP," kata Erwin dalam diskusi secara virtual melalui kanal FMB9ID_IKP, Kamis (18/11/2021).

Kendati demikian, Erwin mengatakan, bagi masyarakat yang penasaran dengan biaya vaksinasi dosis ketiga, dapat menjadikan tarif pada vaksinasi Gotong Royong sebagai referensi.

Sampai kini untuk vaksinasi Gotong Royong harganya dipatok sekitar Rp 188.000,- “ ini kalau enggak salah, dan jasa layanannya Rp 117.000," kata Erwin.

 

Booster untuk Lansia

Sementara Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat rapat bersama Komisi IX DPR RI, Senin (8/11/2021) mengatakan pemberian vaksin dosis ketiga akan dilakukan sebanyak satu kali. Sebab, berdasarkan analisa secara medis, titer antibodi naik secara signifikan bagi mereka yang sudah mendapatkannya.

Budi menegaskan, prioritas pemberian vaksin booster yang ditanggung pemerintah adalah pada lansia yang dinilai berisiko tinggi, serta PBI (Penerima Bantuan Iuran) BPJS Kesehatan.

Lebih lanjut, ia mengatakan, masyarakat yang termasuk kategori vaksinasi booster berbayar bisa memilih jenis vaksin yang mau disuntikkan kepadanya.

 

Vaksin Nusantara Alami Kemajuan

Anggota Tim Vaksin Nusantara, Mayor Jenderal TNI (Purn) dr Daniel Tjen Sp S menjelaskan, vaksin Nusantara mengalami kemajuan, utamanya adalah hasil publikasi untuk tahap 2. Dia pun mengaku siap apabila vaksin ini lolos dan maju ke tahap selanjutnya.  

Vaksin ini dikembangkan, dan pada saat awal sudah lakukan uji klinis fase 1 di Semarang. Dan kemudian uji coba terbatas fase 2 tunggu publikasinya. “Apabila sudah ada izin kita akan lanjutkan uji klinis fase 3,” kata Daniel Tjen, dalam diskusi virtual yang digelar pada Rabu (6/10/2021).   

Daniel menambahkan apabila uji klinis ini berhasil, maka vaksin Nusantara bisa menjadi salah satu pilihan untuk penguat vaksin Covid-19 yang aman. Vaksin ini juga bisa dikombinasikan dengan segala platform jenis vaksin lainnya.   

Baca Juga: Apple akan Bangun Akademi Developer di Surabaya

“Pendekatan platform sel dendritik ini lebih banyak mengacu pada sel T memorinya. Jadi besar harapan kita karena sifat sel dendritik imunoterapi itu untuk memperkuat imunitas, maka kuat digunakan untuk menjadi vaksin booster apa pun," katanya.

 

Ada 3 Faktor

Melki menjelaskan sudah waktunya masyarakat Indonesia membutuhkan vaksin booster. Menurut dia, ada tiga faktor alasan masyarakat Indonesia perlu disuntik vaksin dosis ketiga.

Ia menyebut, alasan pertama, penyuntikan vaksin dosis pertama dan kedua masih belum optimal dalam pembentukan antibodi. Selain itu, kata dia, efektivitas vaksin dalam tubuh akan menurun setelah enam bulan.

Alasan ketiga, saat ini kemunculan COVID-19 varian baru mulai marak. Oleh karena itu, ia menilai bahwa penyuntikan dosis ketiga kepada masyarakat menjadi penting.

"Ketiga, sekarang ada varian baru," kata dia.

"Tiga hal ini di Indonesia semuanya terjadi. Tinggal bagaimana nanti kita lakukan proses untuk mengecek bagaimana orang per orang ataupun komunitas dan wilayah tertentu dampak vaksinnya mesti kita cek lebih lanjut," sambungnya.

 

Baca Juga: Mengapa Gibran dan Bapaknya Diusik Terus

Terdaftar PBI BBJS

Melki melanjutkan pemerintah hanya akan menanggung biaya vaksin COVID-19 kepada masyarakat yang terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan. Selain peserta PBI, masyarakat harus menanggung biaya vaksin booster vaksin COVID-19 secara mandiri.

"Khusus PBI (penerima bantuan iuran) gratis dibayar oleh pemerintah, tapi non-PBI atau mengikuti BPJS kesehatan dengan membayar sendiri atau dibayar perusahaan atau majikannya itu mereka nanti akan di-booster dengan biaya mereka bayar sendiri," katanya.

 

Vaksin Nusantara Lebih Populer

Hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada 17-21 September 2021 menunjukkan mayoritas masyarakat tidak setuju adanya vaksin berbayar. Di samping itu, terkait vaksin yang saat ini dikembangkan di Indonesia, vaksin Nusantara lebih populer di banding vaksin Merah-Putih. Namun, masyarakat lebih mempercayai vaksin Merah-Putih.

Demikian pula Survei nasional pada September 2021 yang diselenggarakan Indikator Politik Indonesia. Ditemukan popularitas vaksin Nusantara lebih unggul dibanding vaksin Merah Putih yang sama-sama vaksin COVID-19 buatan dalam negeri.

"Kita tanya juga soal vaksin Nusantara versus vaksin Merah Putih. Vaksin Nusantara lebih populer ketimbang vaksin Merah Putih," terang Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam diskusi daring, Minggu (26/9/2021).

"32 persen responden tahu vaksin Nusantara dan hanya 19 persen responden tahu vaksin merah putih," tambah Muhtadi. n jk,07,erc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU