Pada 2020, Tak Ada Lagi Pelajaran Matematika di Indonesia

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 25 Sep 2017 17:41 WIB

Pada 2020, Tak Ada Lagi Pelajaran Matematika di Indonesia

SURABAYAPAGI.COM-Jakarta Hampir semua orang menjawab pelajaran yang paling menakutkan dan susah adalah matematika. Tinta merah acap kali tersemat di rapor akibat bidang studi penuh angka tersebut. Hasil dari riset Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada 2015 mengonfirmasi rendahnya penguasaan Matematika oleh pelajar Indonesia. Negara yang memiliki ribuan bahasa ini hanya berada di peringkat ke-45 dari 50 negara yang disurvei. Dibutuhkan pendekatan baru untuk terus melatih minat pelajar Indonesia terhadap pelajaran Matematika. Siswa harus dibiasakan berlatih soal-soal non-rutin dan belajar dengan alat- alat peraga, lalu guru mengembangkan metode pembelajaran serta penilaian bernalar, ujar Rahmah Zulaiha, peneliti Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Litbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Segala upaya perbaikan yang dilakukan butuh waktu untuk menikmati hasilnya. Mendorong kualitas pendidikan bukanlah proses instan, tidak segampang membalikan telapak tangan. Berbicara tentang peningkatan kualitas pendidikan, utamanya terkait kemampuan siswa dalam memahami pelajaran Matematika, Indonesia dapat berkaca pada negara Finlandia. Finlandia dipandang satu di antara negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Keunggulan pendidikan yang dimiliki Finlandia tercermin dari tingginya kualitas tenaga pengajar dan pola pengajaran kontekstual oleh guru. Jika ingin anak mengutamakan hal pendidikannya, mungkin ada baiknya untuk berpikir menyekolahkan mereka ke negeri tersebut. Finlandia segera mengubah konsep pengajaran menjadi metode kontekstual pada 2020 mendatang. Berarti tidak ada lagi pengajaran berdasarkan subjek pelajaran, baik Matematika, Fisika, Kimia, maupun pelajaran lainnya. Kondisi tersebut merupakan perubahan besar bagi pendidikan Finlandia, ujar pejabat otoritas pendidikan Finlandia, Liisa Pohjolainen. Pendekatan kontekstual tersebut memudahkan siswa dalam memahami suatu peristiwa maupun fenomena tertentu. Semisal materi tentang cikal-bakal benua Eropa. Guru di Finlandia tak akan mengajar terfokus pada fakta sejarahnya saja, tetapi juga dihubungkan dengan aspek lainnya seperti hitungan jarak satu negara dengan negara lain, negara mana yang penduduknya paling banyak, dan lain sebagainya. Tak monoton Pola pengajaran menjadi tidak bersifat kaku dan lintas topik. Guru-guru di Finlandia dituntut untuk mengajar dengan ceria, kreatif dan sebisa mungkin selalu membawa alat peraga saat berada di kelas. Kami benar-benar ingin menata sistem pendidikan secara menyeluruh dan mempersiapkan anak-anak dengan keterampilan yang relevan dengan tantangan masa depan, lanjut Lisa. Kekhawatiraan akan besarnya biaya pendidikan untuk sekolah di luar negeri memang wajar, hal tersebut telah menjadi pandangan umum di dalam mata masyarakat. Namun masih ada cara dan waktu untuk mewujudkan impian tersebut. Contohnya, dapat dimulai dengan menyisihkan tabungan sedini mungkin sebagai bekal untuk biaya edukasi anak. Terlebih lagi, saat ini terdapat alternatif produk tabungan sekaligus asuransi sebagai proteksi jangka panjang. Jadi, sudah siapkah Anda membekali anak dengan pendidikan terbaik ala Finlandia?. FF.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU