Okupansi Hotel di Jatim Naik 25 Persen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 12 Sep 2021 13:47 WIB

Okupansi Hotel di Jatim Naik 25 Persen

i

Tingkat okupansi mulai mengalami kenaikan pada kisaran 25 persen rata-rata per hari.SP/IST

SURABAYAPAGI, Surabaya -  Seiring dengan menurunnya kasus positif Covid-19, tingkat hunian atau okupansi hotel di wilayah Jawa Timur, mulai membaik dan berada pada kisaran 25 persen rata-rata per hari. Saat ini tingkat okupansi mulai mengalami kenaikan, dari sebelumnya hanya berkisar 10-15 persen.

"Sudah ada pengaruh (penurunan level PPKM), namun, belum signifikan. Sebelumnya sekitar 10-15 persen, sekarang rata-rata di Jawa Timur 20-25 persen," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur Dwi Cahyono, kemarin.

Baca Juga: Momentum Libur Sekolah dan Tahun Baru, Reservasi Hotel Naik 50 Persen

Dwi menjelaskan keterisian hotel di Jawa Timur mengalami kenaikan pada saat akhir pekan. Sementara pada hari-hari biasa, okupansi hotel yang ada di wilayah tersebut dilaporkan masih belum pulih.

Menurutnya, Kota Surabaya merupakan salah satu kota yang memiliki tingkat keterisian hotel cukup baik untuk saat ini. Penerapan level dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), memberikan pengaruh cukup besar terhadap okupansi hotel.

Baca Juga: Okupansi Hotel di Bromo Masih di Bawah Angka 40%, Lesu Saat Nataru

"Untuk Senin-Kamis, itu pasti drop. Akhir pekan ada kenaikan, namun rata-rata 20-25 persen tingkat okupansinya. Level PPKM itu juga menjadi pertimbangan konsumen, mereka akan mencari informasi terlebih dahulu, kalau tidak aman, tidak bepergian," ujarnya.

Ia menambahkan saat ini kondisi bisnis perhotelan, dan restoran di wilayah Jawa Timur masih belum pulih. Para pelaku usaha masih sedikit kerepotan dengan kondisi saat ini, dan operasional hotel, dan restoran.

Baca Juga: Garden Palace Kembali Bangkit, Hadirkan Family Dinner Mewah Sambut Liburan Akhir Tahun

Beban yang ditanggung para pelaku usaha, lanjutnya, masih menjadi tantangan yang harus dihadapi di tengah pandemi COVID-19. Pihaknya mengharapkan ada stimulus dari pemerintah untuk meringankan beban pelaku usaha.

"Biaya operasional tinggi. Kami mengharap ada stimulus, kebijakan pajak, perbankan, dan biaya listrik. Diharapkan ada relaksasi keringanan, untuk mengurangi biaya operasional," ujarnya.sb7/na

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU