Nobel Kimia Mirip Google Earth untuk Molekul

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 05 Okt 2017 15:01 WIB

Nobel Kimia Mirip Google Earth untuk Molekul

SURABAYAPAGI.com, New York, Peneliti memenangkan hadiah Nobel kimia untuk pengembangan teknik mikroskop yang memungkinkan para ilmuwan melihat rincian molekul yang mengendalikan kehidupan pada, Rabu (4/10/17). Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang memetakan bumi dari superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan globe GIS 3D. Globe virtual ini memperlihatkan bangunan, warna mobil, dan bahkan bayangan orang dan rambu jalan. Teknik mikroskop tersebut dinamakan cryo-electron microscopy. Ini seperti "Google Earth untuk molekul," kata Campbell, karena "memungkinkan ilmuwan untuk memperbesar detail halus yang memberi resolusi yang Anda inginkan." Teknik cryo-electron microscopy yang bisa memperlihatkan bagian-bagian rinci sampel secara lebih jelas layaknya Google Earth. Gambar rinci dapat membuka jalan untuk mengembangkan obat-obatan baru, vaksin dan bahan kimia industri, namun para ahli mengatakan bahwa hal tersebut sebagian besar akan terjadi di masa depan. Sebenarnya metode lain telah digunakan sebelumnya untuk menentukan struktur beberapa molekul biologis, namun mereka melawan keterbatasan mendasar metode tersebut dan mencari kemungkinan lain dari mikroskop elektron yang menggunakan berkas elektron daripada cahaya biasa untuk memeriksa sampel. Sebagai pemenang, ketiga ilmuwan menerima hadiah senilai Rp 14,9 miliar. Nobel kimia adalah Nobel ketiga yang diumumkan minggu ini. Penghargaan tersebut ditujukan kepada tiga orang Amerika yang mempelajari ritme sirkadian: Jeffrey C. Hall, Michael Rosbash dan Michael W. Young. Nobel fisika diberikan kepada Rainer Weiss, Barry Barish dan Kip Thorne untuk mendeteksi gelombang gravitasi. "Ini pertama kalinya kita melihat molekul biologis di lingkungan alami mereka dan bagaimana mereka benar-benar bekerja sama melawan atom individu. "Metode ini telah memindahkan biokimia ke era baru. Sekarang para peneliti dapat membekukan gerakan biomolekul dan memvisualisasikan proses yang sebelumnya tidak mereka lihat," tutur anggota komite kimia Nobel Heiner Linke. hm

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU