Nasib ART yang Kerap Dianiaya dan Disuruh Makan Kotoran Kucing

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 09 Mei 2021 09:59 WIB

Nasib ART yang Kerap Dianiaya dan Disuruh Makan Kotoran Kucing

i

EAS atau Elok Anggraini Setyawati (45), asisten rumah tangga (ART) yang diduga menjadi korban penganiayaan majikannya. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Di Bulan Suci Ramadhan yang penuh berkah justru nasib malang menimpa seorang wanita berinisial EAS (45) yang merupakan asisten rumah tangga (ART) di kawasan Manyar, Kota Surabaya.

EAS atau Elok Anggraini Setyawati (45), asisten rumah tangga (ART) yang diduga menjadi korban penganiayaan majikannya menyebut dirinya hanya sekali menerima gaji dari majikannya selama setahun bekerja di salah satu rumah di Raya Manyar Tirtomoyo, Kota Surabaya.

Baca Juga: Mengatasnamakan Media Nasional, Warga Lamongan Diperas Wartawan Gadungan

"Cuma satu kali saja terima bayaran. Habis itu nggak dikasih lagi," ujarnya, Minggu (9/5/2021).

Selain dianiaya, EAS juga diperlakukan tidak manusiawi oleh sang majikan, dengan cara diberi makan kotoran kucing.

"Majikan saya bilang, itu ada tahi kucing kok ga dibuang. Terus saya bilang iya nanti saya buang. Terus dia bilang lagi, ga usah nanti buat makan kamu. Saya pikir itu bercanda ternyata beneran, saya dikasih makan sama tahi kucing," ungkap EAS sebelumnya.

Ia mengaku mengenal majikannya dari seorang makelar. Selain mendapat jaminan tempat tinggal dan makan setiap hari, Elok juga mengaku dijanjikan menerima uang tunai atau gajian setiap bulannya.

Baca Juga: Unesa Terima 4.733 Camaba Lewat Jalur SNBP 2024

"Saya itu dulu dijanjikan gaji satu juta lima ratus ribu rupiah setiap bulan," jelasnya.

Saat ini, Elok masih menjalani perawatan di Liponsos Surabaya. Dengan tubuhnya yang kurus, ibu ART ini terlihat tidak mampu menjaga keseimbangan berdiri. Oleh karenanya, Elok menggunakan kursi roda.

Selain itu, punggung EAS juga nampak dipenuhi luka lebam yang mirip pukulan benda tumpul. Ia menyebut jika dirinya kerap kali mendapat pukulan dibagian punggung saat bekerja mulai 3 bulan terakhir sebelum dimasukkan majikannya ke Liponsos.

Baca Juga: Kantor DPD PSI Surabaya Didemo Ratusan Simpatisan

"Punggung yang paling sering, terus tangan ini sakit karena sering jatuh dan ditendang, katanya tulang yang sebelah kanan masih bisa diperbaiki. Ini bekas dipukul tiga atau empat bulan yang lalu," paparnya.

Kepada Wakil Komisi B DPRD Surabaya, Anas Karno mengaku cukup prihatin dengan kondisinya. Ia berjanji akan membantu kasusnya hingga tuntas

"Saya siap mengawal dan mendampingi kasus ini," tegasnya. Dsy8

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU