Muncul Mutasi Varian Corona Baru, Delta Plus

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 28 Jul 2021 10:43 WIB

Muncul Mutasi Varian Corona Baru, Delta Plus

i

Orang yang sesak nafas akibat gejala varian Delta Plus. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Banyaknya mutase virus Corona, kini varian Delta Plus menambah daftar varian baru yang perlu diwaspadai.  'varian Delta Plus' atau varian bernama resmi AY.1 ini sudah masuk Indonesia. Disebutkan, sudah ada tiga kasus varian 'Delta Plus' yang tersebar di dua wilayah Indonesia.

Varian Delta Plus yang memiliki kode B1617.2.1 atau AY.1 ditandai dengan adanya mutasi K417N. Mutasi itu ada pada protein spike virus Corona yang membantu virus masuk dan menginfeksi sel manusia.

Baca Juga: RSUD Grati Raih TOP BUMD Awards 2024 Bintang 4

Varian delta plus tersebut pertama kali ditemukan di Inggris 11 Juni. Dikatakan bahwa varian baru itu terdeteksi pada enam genom dari India. Sejauh ini, varian Delta Plus telah terdeteksi di sembilan negara, antara lain Inggris, AS, China, dan Jepang.

Menurut Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Soumya Swaminathan, tamnbahan istilah 'Plus' pada varian Delta Plus menandakan bahwa varian tersebut telah mengalami mutasi lebih lanjut. Mutasi yang ada pada varian Delta Plus ini juga ditemukan pada varian Beta (B.1351) dari Afrika Selatan dan Gamma (P.1) dari Brazil.

"Mutasi itu memiliki potensi untuk mempengaruhi respons antibodi dalam melawan virus. Sehingga, ada sedikit kekhawatiran bahwa varian ini akan menjadi lebih mematikan, karena ia menjadi lebih kebal terhadap obat-obatan," kata Dr Soumya yang dikutip dari Twitter resmi WHO, Rabu (28/7/2021).

Baca Juga: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan Atasi PMK

Sementara itu, menurut, Sunit K. Singh Professor of Molecular Immunology and Virology, Institute of Medical Sciences, Banaras Hindu University menyebut mutasi yang terdapat dalam varian Delta Plus adalah K417N. Mutasi yang juga ditemukan dalam varian Beta.

"Varian Beta dengan mutasi ini telah menunjukkan kemampuan untuk lolos dari antibodi yang diberikan oleh vaksinasi Covid-19, setidaknya sampai batas tertentu. Dengan kata lain, ada kemungkinan vaksin Covid-19 tidak akan melindungi dari mutasi ini secara efektif," jelas Sunit.

Masih sedikit data yang tersedia tentang apakah varian delta plus menyebabkan lebih banyak kematian. Sejauh ini ada 42 kematian yang disebabkan varian delta di Inggris antara 1 Februari dan 7 Juni. Dari jumlah tersebut, 23 orang tidak divaksinasi, tujuh meninggal lebih dari 21 hari setelah dosis vaksin pertama, dan 12 meninggal lebih dari dua minggu setelah vaksin kedua.

Baca Juga: Jumlah Kunjungan Pasien Lansia ke RSUD Grati Naik Signifikan

Ahli virologi top di India mengatakan gejala varian Delta Plus ini hampir sama dengan gejala yang ditemukan pada varian Delta dan varian Beta (B1351). Beberapa gejala tersebut meliputi; batuk, diare, demam, sakit kepala, ruam kulit, perubahan warna pada jari tangan dan kaki, nyeri dada dan sesak napas

Para ahli juga mengumpulkan gejala lain yang dikaitkan dengan varian Delta Plus, yaitu; sakit perut, mual dan kehilangan nafsu makan. Dsy7

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU