Lamongan Didapok Kemendikbud Paparkan PTM di Tengah Pandemi Covid-19

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 11 Apr 2021 17:54 WIB

Lamongan Didapok Kemendikbud Paparkan PTM di Tengah Pandemi Covid-19

i

Rakor persiapan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). SP/MUHAJIRIN KASRUN

SURABAYAPAGI.COM, Lamongan - Sukses Lamongan menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM), di semua jenjang pendidikan mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bahkan dalam rakor yang diikuti oleh 14 Provinsi, di Nusa Dua Bali, Minggu(11/4/2021), Lamongan diminta memaparkan konsep PTM.

Pemaparan pendidikan PTM disampaikan oleh Chusnu Yuli Setyo, Kabid Pendidikan SMP Dinas Pendidikan Lamongan, kepada seluruh peserta. Selain Lamongan yang memaparkan PTM juga dari Kabupaten Gianyar Bali.

Baca Juga: Kupatan Tanjung Kodok, Lestarikan Tradisi dan Promosi Wisata Lamongan

Chusnul begitu ia dipanggil menyebutkan, pendidikan dengan cara PTM di Lamongan bisa berjalan, karena ada komitmen semua pihak, pemerintah, orang tua, siswa dan lembaga pendidikan.

Sebelum pendidikan PTM, Ia terlebih dahulu memperkenalkan Program Sekolah Tangguh (Covid-19), yang telah menjadikan seluruh Kabupaten Lamongan telah melaksanakan PTM terbatas, dengan pengendalian jumlah siswa yang masuk kelas. 

Ada 8 indikator atau syarat sekolah tangguh. Pertama sekolah harus mempunyai protokol kesehatan (prokes), dari berangkat ke sekolah, selama di sekolah, dan saat pulang ke rumah.

Dirincikannya, tiap kelas, perpustakaan, laboratorium, dan pelayanan tata usaha harus ada prokes. Semua wali kelas, ketua perpustakaan, dan tata usaha harus menyusun prokes di ruangnya masing-masing.

Kemudian syarat kedua, sekolah harus menyediakan sarana kesehatan, seperti thermogun atau pengecekan suhu badan sebelum masuk, tempat cuci tangan di pintu masuk sekolah dan di tiap kelas, sanitizer, dan alat penyemprot disinfektan untuk ruang kelas.

Baca Juga: Hari Pertama Masuk, Layanan Publik Lamongan Mulai Beroperasi

Ketiga, sekolah harus mempunyai data kesehatan siswa, guru, karyawan, dan orang tua yang kena Covid-19 atau yang berada di daerah yang terkena Covid-19.

Keempat, ada dukungan atau persetujuan  dari Dinas Pendidikan, pemerintah (kecamatan/desa), puskesmas,  komite sekolah, dan orang tua.  

Kelima, ada ruang UKS dan ruang isolasi. Ruang isolasi adalah ruang tunggu apabila ada anak yang suhunya 37 lebih dan menunggu dijemput orang tuanya atau untuk dibawa ke Puskesmas.

Keenam, ada komitmen bersama dari siswa, guru, orang tua, komite, dan pemangku kepentingan pendidikan untuk mensukseskan prokes di sekolah.

Baca Juga: Bupati Lamongan Berangkatkan 3 Bus Balik Gratis

Ketujuh, seluruh sekolah harus menjaga kedisiplinan dalam memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

Terakhir, sekolah melaksanakan PTM secara bertahap jumlah siswanya yang ada di dalam kelas dan model shifting. Ketika prokes bisa dilaksanakan dengan baik, PTM bisa dilakukan secara penuh. 

Lembaga pendidikan di Lamongan telah mempersiapkan sedemikian rupa, sehingga dipastikan telah siap melaksanakan PTM penuh di awal tahun ajaran baru. "Apalagi kalau semua guru sudah mendapatkan vaksin seperti yang diperintahkan oleh Mendikbud, Lamongan akan siap PTM penuh dan tidak 50% lagi," pungkasnya. jir

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU