Kuwalahan Terima Pesanan Peti Mati

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 18 Feb 2021 21:47 WIB

Kuwalahan Terima Pesanan Peti Mati

i

Bengkel milik Sutrisno, yang terus sibuk membuat peti mati Covid-19 di daerah Raya Menur Surabaya. Sehari, Sutrisno bisa mencapai 15 peti mati. SP/mg-arb

 

Pengusaha Mebel di Menur ‘Banting Setir’ jadi Perajin Peti Mati Covid-19

Baca Juga: Pemkab Bangkalan Kurasi Promosi Dagang 20 UMKM

 

 

 

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Covid-19 membuat beragam hal berubah, mulai dari kebiasaan baru dan juga pekerjaan. Usaha dan inovasi perlu dilakukan semua orang untuk tetap bisa mengais rezeki di tengah pandemi. Salah satunya Sutrisno, pengusaha mebel yang biasanya membuat lemari dan rak-rakan. Kini, di tengah pandemi, usaha Sutrisno mendadak berubah menyediakan peti mati. Alhasil, kini ‘peti mati’ khusus Covid-19 ini jadi ladang basah Sutrisno.

===

 

Sutrisno pemilik usaha meubel di Jalan Raya Menur 177, Surabaya beralih profesi menjadi pembuat peti jenazah. Di bengkel mebel yang berada tepat ditepi jalan raya, ia mengerjakan pesanan peti jenazah dengan beberapa karyawannya. Ia pun tak menyangka, bila harus menerima banyak pesanan peti mati. Padahal biasanya dia mebel mulai pintu, kursi lemari, meja dan lain sebagainya.

“Awalnya gak ada pikiran. Tiba-tiba ada yang meminta buat pesanan peti jenazah. Saya pikir, yah diambil saja. Waktu itu bulan Mei tahun lalu. Puasaan itu saya mulai ambil pesanan itu,” ujar Sutrisno, Kamis (18/2/2021).

Baca Juga: KPU Kota Surabaya Mulai Seleksi Calon Anggota PPK dan PPS Pilkada 2024

Saat ditemui di lokasi, Sutrisno sesekali merapikan kayu dengan grenda untuk menghaluskan kayu-kayu polos. Bahkan, beberapa tumpukan peti jenazah yang sudah jadi pun sudah disiapkan. Lengkap dengan pernisnya. Untuk Peti mati hasil produksi Sutrisno, menurutnya sudah memenuhi standar kebutuhan sejumlah rumah sakit rujukan khusus Covid-19.

Sebelum Covid, cerita Sutrisno mendapat pesanan mabel beragam rupa jenis mulai dari pintu, kursi, meja, dan lainnya. Ia mengungkapkan baru saat pandemi ini mendapat pesanan peti jenazah laris.

“Kalo bentuk dari petinya ya gini aja polosan susah ribet kalo mau digambari atau diukir motif-motif. Apa lagi pesanan terus datang, tenaga saya dan karyaawan kan juga ada batasnya, intinya pasti kuat dan muat. Bahkan sampai kuwalahan,” jelasnya.

Walau saat ini jumlah kesembuhan pasien Covid di kota pahlawan sudah menurun, akan tetapi menurut data yang dihimpun Pemrov Jawa Timur pada Juni 2020 lalu Surabaya sempat masuk dalam kawasan zona hitam, yang mana berarti kasusnya penyebaran Covid dan tingkat kematiannya tinggi.

Hal tersebut membuat Sutrisno kadang dilema antara musibah yang terjadi dengan keuntungan yang didapatnya. Sutrisno mengungkapkan pesanan terbanyaknya saat pertengahan tahun 2020 lalu.

Baca Juga: KPU Surabaya Paparkan Seleksi Calon Panitia Pemilihan Gubernur dan Walikota Tahun 2024

“Sehari paling banyak kami bisa menghasilkan sekitar 15 peti jenazah, tapi akhir-akhir ini yaa 30 peti jenazah dalam seminggu,” kata Sutrisno.

Sutrisno mengungkapkan jika pembeli dari peti jenazah miliknya ini kebanyakan dari perorangan. Walau begitu ia juga mengatak ada beberapa rumah sakit yang juga ikut memesan usaha mabelnya. Salah satu yang kerap memsan peti jenazah ditempatnya yaitu RSU Dr. Soetomo. “Sehari itu saya untuk peti jenazah bisa menjual hingga 11 sampai 12 peti. Dari RSU Dr. Soetomo biasanya pesan hingga 12 peti jenazah sekaligus,” tutur Sutrisno.

Pengusaha mabel asal Lamongan itu, mengungkapkan jika kualitas kayu yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dan didatangkan langsung dari Bojonegoro. Ia juga mengaku tidak menutup pesanan mabel di luar peti jenzah.

“Untuk harganya bermacam-macam tergantung dengan ukuran yang diinginkan. Kisaran harganya ya mulai Rp. 600.000,- hingga Rp. 800.000,- untuk peti jenazahnya. Sebulan ya kira-kira bisa sampai puluhan jutalah mas,” pungkasnya.

Meski pesanan tidak pernah sepi, Sutrisno mengaku tidak pernah menaikkan harga jual. Apalagi, membuat peti bukan usaha utamanya. Dia hanya ingin membantu sesama dan memberikan pekerjaan bagi para tukang. mg-arb/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU