Kini Dibangun RS Internasional di Sanur

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 16 Sep 2021 20:37 WIB

Kini Dibangun RS Internasional di Sanur

i

Erick Thohir

Cegah Dana Berobat ke Luar Negeri Rp 46 Triliun, per Tahun

 

Baca Juga: Erick Thohir, Apa Lemah Nasionalismenya, Terus "Belanja" Pemain Naturalisasi

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir bersiap membangun rumah sakit (RS) bertaraf Internasional di Sanur, Bali. Nantinya pemerintah bakal menggandeng institusi medis nirlaba atau kelompok riset medis dunia, Mayo Klinik sebagai penasehat (advisor).

Rumah Sakit ini disiapkan untuk menjadi one stop health services bertaraf internasional yang akan dibangun di Sanur, Bali. Tujuannya ya itu tadi, masyarakat Indonesia tak lagi memilih berobat ke luar negeri. Sekaligus bisa plesiran ke Bali usai berobat.

"Apalagi kita sudah bersiap membangun RS internasional di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Bali di Sanur dan kita mendapat kepercayaan nanti Mayo Klinik sebagai advisor-nya. Ini secara perlahan kita bangun RS yang kelas dunia," ujar Menteri BUMN Erick Thohir di Jakarta, Rabu (15/9/2021).

Dalam hitungan pemerintah, nominal belanja orang Indonesia ketika berobat ke luar negeri mencapai Rp Rp46 triliun, pertahun.

 

Kekuatan Baru Indonesia

Alasan pemerintah menggandeng Mayo Klinik guna mewujudkan kesehatan sebagai kekuatan baru di Indonesia. Dengan begitu, masyarakat tidak lagi pergi ke luar negeri untuk memperoleh pengobatan medis dengan basis teknologi yang mumpuni. "Kita juga menekan para masyarakat Indonesia yang berobat di luar negeri, sekarang gak usah jauh-jauh, kita ke Bali aja berobat," kata Menteri Erick, dikutip dari sindonews.com.

Menteri Erick memastikan, Indonesia punya ekosistem yang kuat dengan mengundang rumah sakit-rumah sakit internasional untuk membuka kerjasama di bidang kesehatan.

Baca Juga: Pegawai BUMN akan Libur 3 Hari Sepekan

Keberadaan RS satu pintu bertaraf dunia pun menjadi bagian dari upaya Kementerian BUMN membentuk Holding RS BUMN. Dengan kekuatan fasilitas tersebut dan usai holding diresmikan, pemegang saham berencana akan membawa sejumlah perusahaan yang menjadi anggota holding untuk mencatatkan sahamnya di pasar modal Indonesia.

Sedang PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika) atau IHC selaku induk holding dan membawahi 34 anggota RS BUMN yang dikelola oleh 18 Rumah Sakit BUMN.

Selain rumah sakit, juga industri obat dan alat kesehatan (alkes) di Indonesia yang sampai kini belum mandiri. “Masih banyak bahan baku atau alkes yang harus diimpor. Tahun 2014, misalnya, impor alkes mencapai US$750 juta. Sedangkan bahan baku farmasi senilai US$1,3 miliar diimpor dari China dan India,” ingat Erick.

Jadi, potensi bisnis kesehatan di Indonesia benar-benar gurih, Sangat tepat kalau Menteri Erick fokus di sektor ini. Agar warga Indonesia tak perlu capek-capek ke luar negeri, sekaligus bisa menekan harga.

 

Baca Juga: Dirut PLN Raih Best CEO of Communications, PLN Jadi Best of The Best Communications

Wisata Medis Singapura

Menurut siaran pers Go.Care, September 2021 lalu, Singapura dikenal sebagai salah satu negara tujuan wisata medis yang memiliki pelayanan kesehatan berkualitas dan modern. Sejumlah ahli medis di Singapura selalu berusaha memperbarui metode kesehatannya. Hal ini membantu mereka agar dapat menyaingi India dan Thailand dalam industri wisata medis. Misalnya, Singapura terus mengembangkan metode pengobatan penyakit kanker yang tidak tersedia di negara lain.

Memang jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia, seperti Malaysia, Thailand, dan India, biaya pengobatan di Singapura cenderung sedikit lebih mahal. Untuk prosedur pembedahan, misalnya, biaya di Singapura relatif lebih mahal dibandingkan Malaysia dan Thailand. Namun, jika dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya, seperti Amerika Serikat atau negara-negara di Eropa, Singapura tergolong sebagai negara dengan biaya pengobatan yang terjangkau.

World Health Organization (WHO) menempatkan Singapura di posisi ke-6 di dunia untuk kategori sistem pelayanan kesehatan terbaik selama beberapa tahun berturut-turut. Singapura berhasil melampaui negara-negara lainnya, seperti Austria (posisi ke-9), Jerman (posisi ke-25), dan Israel (posisi ke-28).

Dubes RI untuk Malaysia Hermono mengatakan, kebanyakan warga Indonesia yang berobat ke Malaysia berasal dari Medan. Mereka kebanyakan berobat ke Pulau Pinang dan Malaka, Malaysia, lantaran jaraknya lebih dekat. n ant, rtr, jk

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU