Keterbatasan Pendengaran, Tetap Lakoni Produksi Seni Barongan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 03 Jun 2021 11:02 WIB

Keterbatasan Pendengaran, Tetap Lakoni Produksi Seni Barongan

i

Yayang Novrianto, pekerja seni barongan. SP/ TRG

SURABAYAPAGI.com, Trenggalek - Sejak ada pandemi Covid-19, kesabaran para pekerja seni memang kerap diuji dan membuat tingkat konsumen barongan lesu Salah satu pekerja seni tersebut adalah Yayang Novrianto tetap setia memproduksi barongan. Di Tengah keterbatasan pendengaran, Yayang tetap gigih menekuni kerajinan barongan. Tak terasa, profesi itu sudah berjalan selama 8 tahun.

Memiliki darah seorang seniman jaranan menginspirasi Gumbreg untuk memproduksi barongan. "Kalau dari keturunan sudah ada darah seniman. Juga tertanam nilai hobi. Di situlah saya beranikan diri untuk membuat kerajinan barongan untuk dijual," terangnya, Kamis (3/6/2021).

Baca Juga: Gerakan Pangan Murah di Trenggalek Diserbu Warga

Sewaktu kecil Yayang pernah jatuh dan membuat indera pendengarannya tidak berfungsi dengan baik. Berbagai pengobatan telah ditempuh bersama keluarganya, tapi kesembuhan belum ditemukan pria yang memiliki julukan Gumbreg ini,

"Saya agak tidak kedengaran Mas, karena saat masih kecil pernah jatuh. Dan efeknya 5 tahun ini terasa sekali, rasanya berdengung. Saya pun harus menggunakan alat bantu pendengaran," kata Gumbreg.

Sebelum pandemi Covid-19, barongan karya Gumbreg  sering dikirim ke Sumatera dan Kalimantan. Dalam sebulan, permintaan barongan bisa mencapai 10 pesanan. Tiap barongan memiliki harga yang berbeda, tergantung ukuran dan jenisnya. Namun, estimasi harga sekitar Rp 900 ribu hingga Rp 1,5 juta.

Baca Juga: Stok Beras di Trenggalek Aman hingga Lebaran

Sedangkan bahan baku utama dari kayu waru yang dibeli dari perusahaan Somel (tempat penampungan kayu, Red) yang ada di seputaran Gandusari. Karakteristik kerajinan barongan Yayang adalah dari cat dan ukirannya yang lebih mengedepankan kerapian.

"Bahannya dari kayu waru. Kalau kuncinya dalam dunia seni ya harus tulus hatinya," jelas mantan pemain jaranan Kridho Budoyo ini.

Baca Juga: Pemotor Tewas Tertimpa Pohon Tumbang di Trenggalek

Uniknya yang pembeda barongan dalam seni jaranan dengan yang lain yaitu dari bentuknya dan asal daerah. Untuk daerah Kabupaten Trenggalek identik dengan barongan biasa, tidak begitu rumit. Untuk pembuatan barongan, yang paling lama proses pengukiran "jamang".

Nilai-nilai mistis yang ada di dalam barongan bisa dilihat dari letak ukirannya dan jamangnya. Barongan ternyata juga bisa membuat manusia dirasuki setan ketika ada pementasan. "Barongan itu sebenarnya ada nilai-nilai mistisnya. Itu jika barongan tersebut dimasuki dengan pulung. Bahasa mudahnya, setan," tandasnya. Dsy9

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU