Jumat Barokah Ajang Sapa Warga dan Bagi Sedekah Wali Kota

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 30 Jul 2021 18:12 WIB

Jumat Barokah Ajang Sapa Warga dan Bagi Sedekah Wali Kota

i

Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari saat kegiatan Jumat Barokah di Kelurahan Gunung Gedangan. SP/Dwy AS

SURABAYAPAGI.COM, Mojokerto - Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari kian rutin menyapa warga dan terus meningkatkan pelayanan melalui kegiatan Jumat Barokah. Di hari besar umat muslim ini, Ning Ita sengaja berkeliling untuk berinteraksi dan berbagi kebahagiaan dengan warganya secara langsung.

Seperti yang dilakukan di Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari, Jumat (20/7) pagi. Ia beserta suami Supriyadi Karima Saiful bergerak berboncengan menggunakan motor dan  membagikan berbagai jenis bantuan di beberapa titik lokasi.

Baca Juga: Terciduk Edarkan Pil Double L 1.600 Butir, Dua Pemuda di Mojokerto Berhasil Diamankan

“Melalui Jum’at Barokah ini kami ingin sedikit meringankan beban masyarakat di tengah pandemi,” kata Ning Ita seusai menyerahkan bantuan di kediaman Ibu Karniti, salah seorang lansia warga RT. 01 RW. 07 Lingkungan Gedangan Kelurahan Gunung Gedangan, Jum’at (30/7/2021). 

Dalam kesempatan ini, Ibu Karniti mendapat bantuan dari Ning Ita berupa satu set tempat tidur berikut kasur, selimut, sprei dan bantal, serta jarik tiga lembar dan baju daster tiga potong. 

Selain bu Karniti, Ning Ita juga memberikan bantuan etalase dan modal usaha untuk Ibu Waginah, lansia kurang mampu warga RT. 01 RW. 07 Lingk. Gedangan Kelurahan Gunung Gedangan. Sedangkan bantuan kursi roda diberikan kepada Ibu Sumiati, lansia penyandang disabilitas warga Lingkungan Gunung Anyar RT 003 RW 006 Kelurahan Gunung Gedangan

Menurut Ning Ita, sengaja ia tidak melibatkan OPD di setiap kegiatan Jum’at Barokah, lantaran disebutnya sebagai kegiatan yang sifatnya lebih ke pribadi. 

“Bukan kegiatan dinas, sifatnya mengajak dan mengetuk hati secara pribadi, bukan atas nama dinas, bukan atas nama pemerintah Kota Mojokerto,” katanya. 

Sebelum pandemi Covid-19, katanya lebih lanjut, Pemkot Mojokerto memiliki program rutin ‘PSN Terintegrasi Selama 60 Menit yang digelar setiap hari Jum’at. Ia bersama jajarannya gowes turun berkeliling berpindah-pindah sasaran. Namun disaat terjadinya pandemi ,kegiatan PSN terintegrasi tidak bisa berjalan secara rutin, karena adanya pembatasan kegiatan kemasyarakatan.  

Baca Juga: Pasar Takjil Ketidur, Upaya Pj Wali Kota Ali Kuncoro Promosikan Aneka Kuliner Kota Mojokerto

Kegiatan ‘Jum’at Barokah’, ujarnya, sudah dilakukan beberapa kali dengan menggandeng Baznas serta beberapa orang donatur. 

“Saya gandeng Baznas dan beberapa orang donatur yang memiliki kesamaan visi untuk mengisi celah-celah kekurangan sosial, untuk mereka yang belum tercover bantuan APBD Pemkot Mojokerto,” terangnya. 

Ning Ita menyebut beberapa jenis bantuan, seperti kursi roda, alat bantu jalan bagi anak disabilitas. Juga memberikan pekerjaan kepada anak disabilitas yang sudah memiliki keterampilan dan lulus sekolah.

“Kemudian bagi lansia, saya bersama dengan suami punya program-orang tua asuh. Kami mencari donatur-donatur bagi para lansia yang memang sangat tidak memungkinkan diberi bantuan dalam bentuk sembako, karena hidupnya sebatangkara,” terangnya. 

Baca Juga: Tinjau Banjir Kota Mojokerto, Pj Gubernur Jatim Bantu Logistik dan Pompa Air

Sebenarnya, sambung Ning Ita, bagi lansia sebatang kara Pemkot sudah menyiapkan ‘rumah lansia’. Namun tidak semua lansia mau untuk diajak tinggal bersama-sama disana. Bagi yang tidak mau untuk diajak ke rumah lansia,  ia carikan donatur untuk orang tua asuh. 

“Tidak hanya untuk lansia, kata Ning Ita lebih jauh, ada juga orang tua asuh bagi yatim. Meskipun dari APBD kita sudah punya sasaran sebanyak 375 anak yatim, namun ada yang belum tercover.

Sehingga celah-celah sosial yang belum terisi inilah kami ajak, kami gandeng para donatur,” cetusnya. 

“Termasuk teman-teman ASN, kepala dinas, kepala bagian, yang punya jiwa sosial, yang punya keinginan untuk berbagi dengan sesamanya saya ajak untuk menjadi donatur pribadi, bukan atas nama Pemkot. Jadi kalau pun ada kepala dinas jadi donatur, bukan karena dinasnya, tetapi beliau pribadi memang ingin menjadi  bapak asuh,” tukasnya. Dwy

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU