Fakultas Vokasi ITS Lahirkan Inventor Level Internasional

author surabayapagi.com

- Pewarta

Sabtu, 14 Okt 2017 00:01 WIB

Fakultas Vokasi ITS Lahirkan Inventor Level Internasional

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya terus menghasilkan sivitas akademika yang berprestasi cemerlang, tak hanya level nasional tapi juga internasional. Kali ini prestasi membanggakan level internasional beruntun dipersembahkan dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Fakultas Vokasi ITS dari ajang 11th International Warsaw Invention Show (IWIS) 2017. Penghargaan pertama berupa medali emas dari tim juri ajang tersebut, kedua Spesial Award dari Presiden Romanian Inventors Forum berupa Euroinvent Medal, ketiga dari Chairman International Invention Innovation Competition in Canada berupa Special Honor of Invention, dan keempat dari Sekretaris Jenderal Dewan Riset Nasional Thailand berupa Award for the Best International Invention. Semua penghargaan tersebut diserahkan dalam ajang bergengsi bagi para inventor tingkat dunia tersebut. Adalah Ridho Bayuaji ST MT PhD, salah satu inventor berpotensi dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil yang berhasil mempersembahkan semua penghargaan bergengsi tersebut. Inovasi yang dikembangkannya di laboratorium yang dikepalainya, yakni Laboratorium Material dan Struktur Gedung, adalah mengeksplorasi limbah material lokal agar bisa dimanfaatkan seluas-luasnya untuk bahan bangunan dan material konstruksi. Inovasi tersebut dirancang Ridho bersama grup risetnya antara lain Prof Ir M Sigit Darmawan (Dekan Fakultas Vokasi ITS), Tri Eddy Susanto (periset dari Semen Gresik) dan Abdul Karim Yasin (mahasiswa S1 Terapan Teknik Infrastruktur Sipil ITS). Dalam grup riset tersebut, Ridho yang juga dosen Teknik Infrastruktur Sipil ini bertindak sebagai koordinator. Kelayakan inovasinya tersebut ditandingkan di ajang kompetisi inovasi tingkat internasional 11th International Warsaw Invention Show IWIS 2017 di Warsaw University of Technology, Polandia. Ini adalah event inovasi yang sangat istimewa. Ajang ini didukung 32 negara yang terus berkelanjutan dalam inovasi dan paten yang tergabung dalam International Federation of Inventors' Associations (IFIA) dan the Association of European Inventors (AEI). Negara yang hadir berpartisipasi di event ini antara lain Indonesia, Polandia, Rumania, Moldova, Rusia, Turki, Kanada, Malaysia, Republik Ceko, China, Iran, Taiwan, Maroko, Korea Selatan, Bosnia and Herzegovina, Thailand, Arab Saudi, Jerman dan Portugal. Di ajang ini, suami dari Destari ini membuktikan bahwa putra bangsa Indonesia mampu beradaptasi dan mampu bersinergi agar sejajar dalam hal inovasi dan paten di level internasional. Kami memperkenalkan kreativitas pemanfaatan limbah abu layang menjadi bahan pengikat dengan ide semen inorganik polimer sistem kering, jelas bapak dua anak ini. Menurut Ridho, keunggulan istimewa ide inovasi ini menjawab tantangan waktu ikat semen geopolimer yang sangat cepat dengan Fly Ash tipe C. Tepat tanggal 11 Oktober 2017 lalu, karya anak bangsa Indonesia ini dinyatakan layak memperoleh penghargaan medali emas dari tim juri IWIS 2017 tersebut. Capaian prestasi ini telah dirintisnya sejak telah diselesaikan program Doktornya pada 2010 lalu di Universitas Teknologi Petronas, Malaysia. Jejaring risetnya terus diluaskan dengan merintis bersama periset geopolimer Indonesia dalam suatu Konsorsium. Tahun 2014, lahirlah Konsorsium Riset Geopolimer Indonesia (KORIGI) yang diketuai Dr Januarti (peraih Piala Adikarta 2017) dan posisi bendahara diamanahkan kepadanya. ifw

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU