Covid Varian Omicron Mulai Guncang Dunia, Dokter di Surabaya Berpesan Rakyat tak Perlu Cemas

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 28 Nov 2021 20:33 WIB

Covid Varian Omicron Mulai Guncang Dunia, Dokter di Surabaya Berpesan Rakyat tak Perlu Cemas

i

Ilustrasi karikatur

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Pada Jumat (26/11/2021) lalu, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO  menetapkan varian baru virus Covid-19 omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan sebagai variant of concern (VOC) atau yang perlu diwaspadai.

Ditetapkannya varian baru dengan kode ilmiah B.1.1.529 ini atas usulan dari TAG-VE atau Technical Advisory Group on SARS-CoV-2 Virus Evolution. TAG-VE adalah kelompok ahli independen yang secara berkala memantau dan mengevaluasi evolusi virus corona SARS-CoV-2, serta menilai apakah mutasi dan kombinasi mutasi tertentu mengubah perilaku virus.

Baca Juga: Adventure Land Romokalisari Surabaya Ramai Peminat Wisatawan Luar Kota

Varian ini pertama kali ditemukan di Afrika selatan pada 9 November 2021 lalu. Dan WHO mendapatkan laporan pada 24 November 2021. Dalam beberapa minggu terakhir, kasus di Afrika Selatan meningkat tajam, bertepatan dengan deteksi varian B 1.1.529.

Perlu diketahui WHO telah mengelompokan virus covid-19 ke dalam 3 kategori yakni varian of concern (VoC), variant of interest (VoI) dan Varian of High Consequence (VoHC).

Untuk VoC, mutasi varian delta masuk dalam kategori VoC. Selain delta ada pula varian lain seperti Alpha, Beta dan Gamma. Terbaru adalah varian omicron.

Ciri-ciri dari VoC adalah nilai CT value yang berada di bawah angka 25, bahkan untuk kasus yang ekstrim bernada di bawah angka 5. Ditambahlagi tingkat penyebarannya yang begitu cepat.

Berikutnya adalah Varian of Interest (VoI). Khusus untuk Vol, mutasi varian MU masuk dalam kategori ini. Dan hingga saat ini kurang lebih telah menyebar di 39 negara. Ciri-ciri VoI sifatnya tidak berubah dari gejala klinis maupun perkembangan di penyakitnya. Sehingga untuk terapinya pun masih sama dengan penangan covid-19 pada umumnya. Dengan kata lain, kelompok virus yang masuk dalam kategori VoI tidaklah begitu berbahaya.

Terakhir adalah Varian of High Consequence (VoHC). Kategori varian ini yang hingga kini masih belum ditemukan keberadaannya.

Kendati masuk dalam kategori VoC, varian omicron berbeda dengan varian delta, bahkan lebih berbahaya. Tingkat penularan varian omiceon adalah 400 kali lebih cepat daripada varian Delta.

Perlu diketahui, varian Delta yang sempat membuat kasus corona melonjak saat gelombang kedua di sejumlah negara pada pertengahan tahun 2021, hanya 100 persen tingkat penularannya.

Hingga saat ini, Varian B.1.1.529 telah teridentifikasi pada 10 kasus di tiga negara, yakni Afrika Selatan, Inggris dan Skotlandia. Selain di 3 negara ini, negara lain seperti Israel, Jerman, Italia, Belgia dan Hongkong juga telah melaporkan adanya temuan varian omicron.

Tingkat penularannya yang begitu tinggi ini membuat sejumlah negara panik dan ketakutan. Bahkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sempat memberikan pengarahan tentang situasi terbaru mengenai varian baru Covd-19 Omicron.

"Kami tidak tahu banyak tentang varian itu kecuali bahwa itu sangat memperihatinkan. Tampaknya menyebar lebih cepat," kata Biden dinukil dari Reuters, Minggu (28/11/2021).

Sejumlah negara termasuk AS hingga kini telah melarang bahkan menutup akses perjalanan ke Afrika Selatan. Wakil Presiden AS, Kamala Harris dengan tegas menyampaikan, pemerintahan AS akan mengambil langkah dengan hati-hati saat disinggung mengenai larangan perjalanan.

"Untuk saat ini, kami telah melakukan apa yang kami anggap perlu," kata Harris.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Gelar Halal Bihalal

Banyak negara mulai bertindak, lantas bagaimana dengan Indonesia? Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito dalam keterangan resminya mengatakan, pihaknya sedang melakukan analisis.

"Pemerintah sedang melakukan analisis situasi dan segera merespons dengan langkah pencegahan agar Indonesia terlindungi dari potensi penularan tersebut," kata Wiku dalam keterangan resminya, Minggu (28/11/2021).

Kendati masih melakukan analisis data, bukan berarti pemerintah tidak melakukan tindakan nyata. Dari penelusuran Surabaya Pagi, hingga kini pemerintah Indonesia telah menutup akses penerbangan ke Afrika Selatan.

Hingga kini, Indonesia baru menerima Warga Negara Asing (WNA) dari 19 negara. WNA yang diperbolehkan masuk Indonesia di antaranya berasal dari Saudi Arabia, United Arab Emirates, Selandia Baru, Kuwait, Bahrain, Qatar, China, India, Jepang, Korea Selatan, Liechtenstein, Italia, Perancis, Portugal, Spanyol, Swedia, Polandia, Hungaria, dan Norwegia.

Data dari kemenkes, varian omicron belum ditemukan di Indonesia. Varian lain seperti varian delta plus atau AY.4.2 juga belum ditemukan.

 

Cemas

Baca Juga: Dispendik Surabaya Pastikan Pramuka Tetap Berjalan

Kendati begitu, menurut Dokter Penanggungjawab Pasien (DPJP) Covid-19 Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) dr. Christrijogo Soemartono Waloejo dr., Sp.An., KAR, masyarakat tidak perlu cemas dengan adanya kemunculan varian tersebut.

Sejauh ini belum ada laporan yang pasgi terkait dampak dari varian omicron. Setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari virus yang bermutasi. Diantaranya adalah dampak penularan, kemungkinan infeksi ulang, dampak terhadap vaksin, dampak terhadap terhadap diagnosis PCR/antigen.

"Kalau kita lihat, virusnya masih bisa dibaca melalui diagnosis PCR dan antigen, jadi artinya mudah dideteksi. Tapi memang secara penularan, lebih cepat dari varian delta," kata dr. Christri kepada Surabaya Pagi.

Melihat dampak penularannya yang begitu masif, ia meminta agar untuk sementara waktu akses penerbangan internasional ditutup oleh pemerintah. Terkait adanya kedatangan Pekerja Migran Indonesia yang akan mudik natal dan tahun baru (nataru) harus benar-benar diperhatikan dari mana PMI berasal.

"Kalau kita mau lihat contoh Inggris sudah menutup pintu masuknya. Saya pikir kita juga perlu waspada. Kalau ada orang yang punya riwayat terbang dari negara-negara yang telah melaporkan temuan varian ini, harus benar-benar dikendalikan oleh teman-teman dari pelabuhan dan bandara," katanya.

Ia pun menyinggung terkait status level 3 pada 24 Desember hingga 2 Januari 2022 mendatang, menurutnya dalam sisa waktu sebulan segalanya bisa menjadi mungkin. Oleh karenaya ia meminta agar masyarakat tidak boleh abai akan protokol kesehatan 5M. Khusus untuk pemerintah, upaya tracing, testing dan treatment wajib dilakukan secara berkala.

"Keputusannya memang sudah ada, tapi 24 Desember masih sekitar sebulan. Nah kita masih bisa memperkuat pengawasan. Adanya peringatan varian omicron ini kabar baik, karena dapat dideteksi sejak dini sebelum meluas secara masif ke seluruh dunia. Jadi untuk masyarakat ya tetap prokes minimal 3M sudah cukup," tegasnya. sem,rl

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU