Ciri Umum Para Jutawan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 05 Okt 2017 11:26 WIB

Ciri Umum Para Jutawan

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya Setiap orang pasti ingin menjadi jutawan. Namun tahukah apa yang menjadi ciri-ciri seorang jutawan? Dalam buku The Millionaire Next Door" (TMND) dan "The Millionaire Mind" (TMM) terdapat temuan ciri-ciri jutawan. Buku ini melakukan pengamatan terhadap 700 jutawan. Temuannya, sekitar 80 persen dari mereka adalah orang yang membentuk diri sendiri (self-made) dan meraih semua kekayaan mereka dalam satu generasi. Sebagian Besar Jutawan dimulai dari Wiraswasta Kaum jutawan memiliki cara pandang berbeda. Mereka menganggap bekerja kepada orang lain itulah yang berisiko karena bisa dipecat atau mungkin saja atasan mengambil keputusan yang salah. Kaum jutawan ingin mengendalikan sendiri nasib mereka dan mereka cukup percaya diri. Penelitian mengungkapkan bahwa rasa percaya diri memang dapat meningkatkan penghasilan. Tapi, selain penuh risiko, wirausaha juga menuntut kerja keras. Dari banyak negara yang disurvei, hanya dua negara yang mengungkapkan bahwa kaum wirausaha tidak bekerja lebih gigih daripada pekerja bergaji. Memilih Karir Secara Strategis Mereka memulai bisnis bukan semata-mata karena menyukainya, namun memulai sesuatu karena mendatangkan uang dengan melihat peluang yag ada. Sekitar 63 persen kaum wirausaha baru mengakui bahwa bisnis mereka tidak memiliki keunggulan kompetitif. Hanya sepertiga yang benar-benar mencari gagasan bagus untuk bisnis. Para jutawan membanggakan diri berpikir secara berbeda dan mencari pasar yang kurang dilayani maupun kesempatan-kesempatan tersembunyi. Tapi, walaupun melakukan sesuatu secara berbeda dengan caranya sendiri, mereka bukan orang menyebalkan. Sekitar 94 persen kaum jutawan mengatakan penting untuk "bisa rukun dengan orang-orang lain." Etika Kerja Tinggi Walau Bukan Jenius Tapi tidak banyak orang yang mengetahui bahwa IP adalah penduga yang kurang baik untuk kesuskesan. Menurut TMM, "Tidak ada korelasi statistik kuat antara faktor produktivitas ekonomi (semisal kekayaan dan penghasilan) dengan angka ujian, peringkat saat kuliah, atau angka di universitas." Dan mungkin inilah salah satu alasan kesukesan kaum wirausaha, karena orang yang "lebih pintar" lebih kecil kemungkinannya untuk mengambil risiko. Menurut The Illusions of Entrepreneurship, "Orang yang mengedarkan narkoba semasa remaja akan 11 hingga 21 persen lebih berkemungkinan memulai bisnis sendiri sewaktu dewasa dibandingkan dengan orang-orang lain." Dan tingginya tingkat wirausaha itu bukan karena kekayaan yang diperoleh dari berjualan narkoba atau kemungkinan mendapat catatan kriminal. Dalam wirausaha, kitalah yang menjadi bos dan hal itu tentulah memerlukan kepemimpinan. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa terlalu pintar malah membuat orang menjadi lebih buruk sebagai pemimpin. Seperti yang diungkap dalam Mind in Context: Interactionist Perspectives on Human Intelligence, yaitu bahwa kecerdasan seorang pemimpin -- di bawah sejumlah kondisi -- justru berkaitan terbalik dengan kinerja. Penelitian menunjukkan bahwa disiplin pribadi lebih penting untuk sukses seseorang daripada IQ. Berhemat Dari survey, jutawan biasanya hidup sangat menyimpan dengan baik-baik uangnya. Seperti, ketika ditawari wine yang mewah, seorang jutawan mengaku bahwa dia hanya minum dua jenis bir, yaitu yang gratis dan Budweiser. Para peneliti tercengang. Mereka segera sadar bahwa pencitraan media tentang miliarder bukanlah mewakili keadaan yang sebenarnya. Banyak yang mengira mereka senang pakaian super mewah? Tidak, sekitar 50 persen mengaku tidak pernah membeli jas lebih mahal dari US$ 399 dan sekitar 10 persen mengaku tidak mau membeli lebih dari US$ 195. Jadi, kalau kita melihat seseorang yang mengenakan jas seharga US$ 1000, kemungkinan besar dia bukan seorang miliarder. Simaklah perbandingan yang diberikan dalam TMND. Untuk setiap 1 miliarder pemilik jas seharga US$ 1000, setidaknya ada 6 pemilik lain yang penghasilan tahunannya berkisar antara US$ 50 ribu hingga US$ 200 ribu yang bukan miliarder. Bagaimana dengan mobil? Lebih dari setengahnya tidak pernah membeli mobil yang lebih mahal dari US$ 30 ribu. Jadi, kalau melihat seseorang dalam Mercedes Benz, mungkin sekali ia bukan miliarder. Seperti diungkapkan dalam TMND, ada sekitar 70 ribu Mercedes yang terjual di AS pada tahun lalu, setara dengan kira-kira 0,5 persen dari 14 juta kendaraan yang terjual di AS pada tahun itu. Pada saat yang sama, ada hampir 3,5 juta rumahtangga jutawan di AS. Apa artinya? Ditengarai lebih banyak anggota keluarga terkaya malah tidak memiliki mobil impor yang mahal. Kenyataannya, sekitar 2 di antara 3 pembeli kendaraan mewah impior di AS bukanlah kaum tajir. Kebanyakan kaum kaya hidup seperti orang kebanyakan. Mereka hemat, tidak materialistis, dan berpikir ketat tentang jumlah yang harus dibelanjakan. Menurut TTMND, ada hubungan terbalik antara waktu yang diluangkan untuk berbelanja barang mewah (mobil, pakaian mahal) dengan waktu yang diluangkan untuk merencanakan masa depan keuangan. Semakin orang bersifat materialistis, semakin mereka tidak puas dengan kehidupan mereka. Seperti disebutkan dalam 100 Simple Secrets of the Best Half of Life, "Di antara para peserta penelitian, mereka yang nilai-nilainya paling materialistis menilai kehidupan mereka sebagai paling tidak memuaskan (Ryan dan Dziurawiec, 2001)."

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU