Home / Peristiwa : PPKM Surabaya di Level 2

BOR Turun Drastis, Bioskop Masih Belum Buka

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 14 Sep 2021 20:29 WIB

BOR Turun Drastis, Bioskop Masih Belum Buka

i

Pasien covid-19 di RSLI Surabaya saat doa pagi bersama

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Surabaya selama 2 pekan terakhir mengalami penurunan sebanyak 2 kali. Hingga kini status PPKM Surabaya berada pada level 2 dengan kategori zona kuning.

Turunnya level PPKM ke angka 2 juga paralel dengan angka prosentase pemakaian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di sejumlah rumah sakit. Data dari dinas kesehatan kota Surabaya, rerata BOR rumah sakit berada dikisaran 16 hingga 18 persen dengan tingkat positivity rate 2,77 persen.

Baca Juga: Imigrasi I Surabaya Berhasil Terbitkan Hampir 10 Ribu Paspor

Pantauan Surabaya Pagi di lapangan, terdapat penurunan BOR yang signifikan hingga mencapai angka 3 persen. Salah satunya adalah di rumah sakit PHC Surabaya.

Pjs. Public Relation & Subsidiary Management PT Pelindo Husada Citra (PHC) Irvan Prayogo menyebutkan, selama bulan Agustus 2021, BOR pasien covid-19 di RS PHC berada diangka 52 persen. Jumlah ini kemudian turun pada bulan September 2021 hingga mencapai 3 persen.

"Dapat kami sampaikan bahwa untuk di RS PHC Surabaya  pada bulan September (tanggal 1-14 September 2021) di angka 3%. Artinya, terjadi penurunan pasien Covid19 yang sangat signifikan," kata Irvan Prayoga kepada Surabaya Pagi, Selasa (14/09/2021).

Di sisi lain, kata Irvan, dengan adanya penurunan angka covid-19 baik secara regional maupun nasional, berimplikasi positif pada utilisasi pelayanan kesehatan di RS PHC Surabaya, baik untuk kunjungan rawat jalan non covid-19 maupun rawat inap non covid-19.

Tak hanya itu, guna meningkatkan kemanan dan kenyamanan pasien saat berada dan mengakses fasilitas layanan rumah sakit, pihaknya melakukan inovasi melalui program PHC Safe and Secure.

Sebagai informasi, PHC Safe and Secure merupakan sebuah program untuk memitigasi risiko adanya cross infection antara pasien perawatan covid-19 dan non covid-19 di RS PHC Surabaya.

"Beberapa program diantaranya, pemisahan gedung perawatan antara pasien covid dan non covid yang berlaku di IGD, ICU, Kamar Operasi, Rawat Inap. Kemudian skrining kesehatan ketika masuk RS, penggunaan APD oleh seluruh tenaga kesehatan, vaksinasi covid-19 hingga dosis ke-3," katanya.

 

Turun Signifikan

Selain di RS PHC, penurunan BOR juga terjadi di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya.  Ketua relawan pendamping Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 Rumah Sakit Lapangan Indrapura (PPKPC-RSLI) Radian Jadid menyampaikan, terjadi penurunan pasien khususnya pasien lokal di RSLI Surabaya.

Hingga pukul 13:02 WIB, jumlah pasien lokal yang di rawat di RSLI adalah sebanyak 15 orang. Secara presentasi, BOR untuk pasien lokal berada diangka 3,68 persen dari total kapasitas bed 410.

Secara akumulasi, jumlah pasien yang dirawat di RSLI adalah sebanyak 255 pasien dengan rincian 15 pasien lokal dan 240 adalah pasien dari cluster pekerja migran Indonesia. Perlu diketahui, pada bulan Juli 2021 lalu, jumlah pasien yang dirawat di RSLI mencapai 398 orang. Dengan jumlah terbanyak dalam satu hari adalah 233 orang.

"Artinya terjadi penurunan yang cukup signifikan, khususnya untuk pasien lokal baik Surabaya, Sidoarjo dan sekitarnya," kata Radian Jadid kepada Surabaya Pagi.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Usulkan SERR ke Pusat

Turunnya pasien lokal di RSLI disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama disebabkan karena kesadaran masyarakat akan pentingnya prokol kesehatan semakin tinggi.  Berikutnya adalah mayoritas masyarakat mulai berlomba-lomba untuk divaksin baik dosis pertama maupun dosis kedua. Faktor lain seperti berkurangnya tracing dan testing yang dilakukan pemerintah juga dapat menjadi penyebab berkurangnya pasien lokal.

"Bisa jadi karena banyak orang yang tetap jalankan prokes 6M serta semakin banyaknya yang tervaksinasi, baik melalui program vaksinasi pemerintah maupun tervaksinasi "alamiah" karena pernah terpapar covid-19. Bisa juga karena keberhasilan penerapan PPKM," katanya menjelaskan.

"Keengganan masyarakat yang OTG dan gejala ringan untuk swab (karena mahal) maupun melapor atau minta dirawat di faskes juga bisa jadi menjadikan angka Bor dibanyak RS turun drastis," tambahnya.

Kendati berkurang, Jadid menghimbau agar masyarakat perlu waspada terhadap kemungkinan munculnya varian baru yang biasa jadi mengganas lagi serangannya. Oleh karenya, ia meminta agar masyarakat jangan abai dengan prokes 6M, terutama menjauhi makan bersama (sambil ngobrol), karena potensi menular masih cukup tinggi.

Selain di Surabaya, BOR di Madura untuk pasien lokan juga menurun drastis. Bahkan menyentuh angka nol (0). Hingga hari ini, jumlah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Lapangan Bangkalan (RSLB) sebanyak 115 orang dari jumlah kapasitas bed 158.

Semua pasien yang dirawat di RSLB merupakan pasien dari cluster pekerja migran Indonesia. Para pasien PMI ini, merupakan pekerja yang sebelumnya bekerja di beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Hongkong, Brunei Darusalam, Jepang, Inggris dan Belanda.

 

Bioskop Belum Beroperasi

Baca Juga: Tingkatkan Kepuasan Masyarakat, Satpas SIM Colombo Gaungkan Pelayanan Prima dan Transparansi

Sementara di Mall,  meski sudah di level 2, pengunjung Tunjungan Plaza (TP) masih diharuskan menunjukkan hasil scan barcode aplikasi Peduli Lindungi memiliki aturan sesuai warnanya. “Pokoknya kalau belum (status) hijau, ya kami larang masuk. Itu sudah aturan di sini,”tukas security di sana, Selasa (14/9/2021).

Di level 2 ini, sebenarnya, semua bioskop di mall Surabaya sudah diizinkan buka. Hanya saja, menurut penelusuran Surabaya Pagi, belum ada bioskop di TP 3 dan TP 1 yang beroperasi. "Rasanya senang sekali, rindu menonton film di bioskop akhirnya terpenuhi. Namun aturan di Surabaya masih belum berjalan pada hari pertama ini, menurut berita yang saya baca peraturan tersebut baru dimulai di Jakarta," kata Firman, salah satu pengunjung TP.

Kebijakan PPKM pada level 2 ini juga melonggarkan outlet dalam mall yang sudah bisa dine in. Untuk Meski sudah longgar, gaji pada karyawan stan atau counter di mall, masih belum utuh 100 persen. Dengan alasan kondisi ekonomi, banyak karyawan di sana yang gajinya dipotong hingga 50 persen.

"Gaji yang saya terima tetap dipotong, dikarenakan ekonomi yang belum stabil, potongan yang saya terima lebih dari 50 persen. Tapi tetap saya syukuri daripada nganggur total," kata salah satu karyawan outlet dalam bidang Food and Beverage di TP 3.

Sebelumnya, pada 30 Agustus lalu melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 35 Tahun 2021 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level, 3, dan Level 2 covid-19 di Wilayah Jawa dan Bali, menetapkan Surabaya masuk dalam kategori PPKM level 3.

Status level ini kemudian berubah tatakala memasuki minggu pertama bulan September. Tepatnya pada 4 September 2021, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui data asesmen situasi Covid-19 menyebutkan level PPKM Surabaya turun ke level 2. sem/ge

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU