Berawal Iseng, Sulap Sikat Jadi Kerajinan Tangan CreaBRUSH

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 28 Apr 2021 10:09 WIB

Berawal Iseng, Sulap Sikat Jadi Kerajinan Tangan CreaBRUSH

i

Pengusaha, Susanto. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, SURABAYA - Susanto, pemilik kerajinan tangan CreaBRUSH. Awalnya, Susanto hanya iseng mengubah sikat menjadi sebuah replika binatang, motor gede dan berbagai bentuk lainnya. Selain memproduksi sikat menjadi aneka bentuk, Susanto bersama rekannya kemudian membidik bisnis lain yaitu membuat lukisan dari sabuk ijuk kelapa yang merupakan limbah.

Karya miliknya memang tidak langsung diterima oleh masyarakat. Sebagai produk baru, masyarakat masih butuh pengenalan. Namun tidak patah semangat, pihaknya lalu membawa karya tersebut ke pameran-pameran.

Baca Juga: Mantan Buruh yang Sukses Jadi Peternak Sapi

"Kami buat coba-coba jadi satu, tawarin ke orang, awalnya nggak ada yang mau beli. Lalu kami buat dalam jumlah banyak dan kami bawa ke pameran ternyata barang habis. Lalu kami pikir kenapa tidak dikembangkan," jelasnya, Rabu (28/4/2021).

Nalai replika yang dibuatnya pun kini memiliki harga yang cukup tinggi. Harganya dibanderol antara Rp 20.000-Rp 50.000 untuk replika binatang. Sementara untuk replika lainnya, disesuaikan dengan pesanan pelanggan dan kesulitan pembuatan.

Perlahan tapi pasti, dengan pemasaran yang dilakukan secara terus menerus, produk lukisan berbahan dasar sabuk ijuk kelapa miliknya disukai oleh masyarakat.

Baca Juga: Dari Jajanan Ndeso, Kini Rambah Retail Modern dan Ekspor

Untuk harga lukisan sendiri, pemilik CreaBRUSH mematok harga sebesar Rp 5 juta sampai Rp 25 juta tergantung bentuk lukisan dan lama pengerjaan yang dibutuhkan. "Kalau lukisan kita, berkisar harga Rp 5 juta sampai Rp 25 juta ya. Tergantung yang mau dibuat apa, dan butuh bahannya berapa banyak," jelasnya.

Sedangkan mengenai pemasaran produk CreaBRUSH lebih banyak dilakukan di dalam negeri. Namun tidak jarang pelanggan dari luar negeri turut memesan. Bahkan, dirinya pernah menolak pesanan dari luar negeri karena alasan tenaga kerja yang kurang.

"Luar negeri bagus tapi pengerjaannya kami yang terkendala. Pernah pameran di Bali, ada orang Brasil order dalam jumlah banyak. Tidak sesuai dengan kemampuan kita mengerjakan dalam tenggang waktu yang ditargetkan, ya sudah tolak tidak sanggup kita kerjakan," jelasnya.

Baca Juga: Sukses Produksi Makanan dan Minuman Janggelan

Susanto menambahkan, saat ini sabuk ijuk kelapa bukan lagi limbah karena semakin banyak dimanfaatkan oleh orang. Harga sabuk ijuk kelapa sendiri kini telah mencapai Rp 15.000 per kilogram.

"Banyak kita dianggap limbah, namun bisa dimanfaatkan. Sabuk kelapa ini contohnya, sekarang bukan lagi limbah karena harga-nya telah melebihi harga beras. Harga per kg itu Rp 15.000 per kg. Ke depan mungkin akan semakin naik lagi, kalau semakin banyak kegunaannya," tandasnya. Dsy6

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU