Home / Peristiwa : Polling Surabaya Pagi

90 Persen Responden Minta Vaksinasi Berbayar Dibatalkan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 12 Jul 2021 20:47 WIB

90 Persen Responden Minta Vaksinasi Berbayar Dibatalkan

i

Grafis polling SP

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya – Rencananya, BUMN Kimia Farma melalui cucu usahanya Kimia Farma Diagnostik mulai Senin (12/7/2021) akan menjual vaksin Gotong Royong Individu secara berbayar dengan harga Rp 879.140. Biaya itu termasuk dua kali dosis vaksin Sinopharm asal UEA dan biaya pelayanan vaksin. Namun "mendadak", Corporate Secretary Kimia Farma, Ganti Winarno Putro dalam keterangan resminya mengumumkan akan menunda jadwal Vaksinasi Gotong Royong (VGR) Individu karena akan memperpanjang masa sosialisasi program vaksinasi tersebut. Penundaan ini hingga waktu yang tidak ditentukan. "Kami mohon maaf karena jadwal Vaksinasi Gotong Royong Individu yang semula dimulai hari Senin, 12 Juli 2021 akan kami tunda hingga pemberitahuan selanjutnya," ujarnya di Jakarta, Senin (12/7/2021).

Sebelumnya PT Kimia Farma Tbk atau KF akan menjual vaksin Gotong Royong Individu ini di 8 klinik yang ada di 6 kota yang ditunjuk. Kedelapan klinik tersebut ada di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Surabaya, dan Bali.

Baca Juga: Erick Diingatkan Koboi-koboi Baru Bermunculan di BUMN

Melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4643/2021, telah ditetapkan harga pembelian vaksin untuk individu produksi Sinopharm. Dalam SK tersebut, harga vaksin per dosis ditetapkan Rp 321.660. Sehingga untuk penyuntikan dua dosis, harganya jadi Rp 643.320.

Sedangkan tarif vaksinasinya yakni Rp 117.910 untuk sekali suntik. Sehingga untuk dua kali penyuntikan, masyarakat harus membayar Rp 235.820. Sehingga total biaya Vaksinasi Gotong Royong Individu adalah sebesar Rp 879.140.  Meski diundur, adanya vaksinasi berbayar ini pun menuai sorotan dan kritik dari masyarakat dan pakar.

Menanggapi hal itu, tim Litbang Surabaya Pagi menggelar polling atau jajak pendapat kepada masyarakat dengan pertanyaan terkait vaksinasi Covid-19 berbayar ditengah pandemi. Yang awalnya Vaksin Gratis, kok sekarang Vaksin Berbayar. Polling/Jajak Pendapat dilakukan tepat pukul 09.00 WIB dan ditutup pukul 17.00 WIB Senin (12/7/2021).

Dengan koresponden rentang usia 15 tahun sampai 40 tahun dengan background pelajar, mahasiswa, serta para orang tua dengan domilisi tidak hanya di Kota Surabaya tetapi juga di Sidoarjo dan Gresik.

Metode polling dilakukan menggunakan wawancara langsung menggunakan telepon dan WhatsApp. Selain media itu juga media sosial Facebook , Twitter dan Instagram. Jumlah total responden yang dihimpun sebanyak 140 responden.

Baca Juga: Pegawai BUMN akan Libur 3 Hari Sepekan

Hasilnya, Terlihat dari pertanyaan,  “1.  Setujukah Anda vaksinasi berbayar ditengah pandemi?” . Dari pertanyaan tersebut didapat responden yang memilih jawaban A hanya sebanyak 90 persen dan yang memilih jawaban B sebanyak 10 persen.

Untuk pertanyaan kedua “2) Vaksin berbayar yang diinisiasi Menteri BUMN justru bisa menciderai rakyat di tengah ekonomi sulit dalam pandemi. Bahkan tidak sejalan perintah Presiden yang menggratiskan vaksin, Menurut Anda?“. Dari pertanyaan ini didapat sebanyak 80 persen menjawab A dan 20 persen yang memilih jawaban B

Berikut berbagai alasan dan komentar dari masyarakat yang dihimpun oleh Tim Litbang Surabaya Pagi. Warga Bulak rukem Timur, Zona Wijaya Putra mengatakan langkah ini akan semakin membuat banyak masyarakat menghujat pemerintah Indonesia. ” Sebab vaksin gratis saja sebenarnya banyak masyarakat yang tidak minat/mau karena belum jelas efektivitas nya. Hanya karna persyaratan untuk bisa naik kendaraan umum dan berwisata saja masyarakat Indonesia mau melakukannya,” ujar Zona Wijaya, pada Tim Litbang SP, Senin (12/7/2021).

Sedang responden yang merespon melalui twitter Surabaya Pagi, yakni dengan akun twitter @flonoviadinda megutarakan amarahnya terkait pemberitaan jika akan ada vaksinasi berbayar di Indonesia. “Yang bilang ‘kalo gamau bayar ya cari gratisan aja’ tuh buta apa gimana sih? Masalahnya, vaksin itu hak dasar yang harus dipenuhi pemerintah terutama selama pandemi dan wabah begini. Jadi harus GRATIS dan dibuka akses seluas-luasnya supaya masyarakat bisa vaksin tanpa kecuali,” ujarnya di akun twitter dengan nama F N D S.

Baca Juga: Siap-siap Sambut Musim Lebaran, BUMN Bakal Gelar Mudik Gratis Lagi

Alinda Sekar juga menyampaikan hal yang sama. “Padahal kalo emang demi mempercepat program vaksinasi. Bisakok KF ini buka aja gerai vaksinasi buat rakyat di tempat dia. Kan banyak tu apotiknya. Eh sekarang malah ngejual yaaa intinya mah demi cuan cuan dan cuan~. Tulisnya dengan username@alindasekar.

Warganet dengan Andri Saputra menuliskan pula di akunnya @thisisandri mengatakan bahwa ini hanya akal-akalan pemerintah untuk memanfaatkan pandemi sebagi ajang bisnis. “Mempercepat proses vaksinasi untuk mendapatkan kekebalan komunal bukan dengan menjual vaksin tsb. Gosah malu-malu sih bilang aja mo berbisnis sama rakyat sendiri.” tulisnya.

Nayy pun menyampaikan kekecewaanya melalui iciutan di akun twitternya. “Kukira vaksin bakalan gratis sampe masyarakat luas bisa kebagian vaksin, nyatanya kalangan muda millenial aja buat vaksin masi pada rebutan kuota, nunggu pembukaan jadwal vaksin, sampe ngisi gform aja selalu over, ga kebagian jatah, masih harus war biar dapet kuota vaksin :( Jadi inget omongannya bu DPR yang debat masalah vaksin. Jangan sampe diperjual belikan. Bu laporan uda mau dijual diapotik bu ini vaksinnya“ tulisnya denagn username @dillanff24. ana/litbangSP/cr3/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU