100 Ribu Pil Ivermectin Nyantol di Soekarno Hatta

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 27 Jul 2021 21:51 WIB

100 Ribu Pil Ivermectin Nyantol di Soekarno Hatta

i

Ilustrasi karikatur

Din Syamsuddin, Mantan Ketua Umum Muhammadiyah dan Tokoh Oposisi KAMI Berharap Pemerintah Memudahkan Prosedur dan Proses Izin Masuknya Bantuan 100 ribu dari Rencana 1 Juta Pil Ivermectin dari di Luar Negeri kepada Muhammadiyah

 

Baca Juga: Permohonan Anies-Cak Imin Ditolak, Din Syamsudin Ambruk

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, memohon kepada pemerintah untuk menggunakan Ivermectin sebagai upaya pencegahan covid-19 seperti di India dan Amerika Serikat. Permohonannya ini sebagai solusi untuk kemaslahatan bangsa. Sebab, pil Ivermectin juga dapat dikonsumsi sebagai upaya pencegahan, maka ia sendiri juga mengkonsumsinya.

Tokoh oposisi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini berharap pemerintah dapat memudahkan prosedur dan proses izin dan masuknya bantuan 100 ribu yang merupakan bagian dari rencana 1 juta pil Ivermectin dari pihak di luar negeri kepada Muhammadiyah. Sumbangan gratis pil Ivermectin ini dari seorang pengusaha dermawan Malaysia, yaitu Tan Sri Lee Kim Yew. Tan adalah seorang pengusaha penganut Konghucu yang bersimpati kepada Islam.

"Barang (obat) tersebut sudah sebulan lebih tiba di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, tapi sampai kini belum dapat keluar. Saya mendapat konfirmasi bahwa pihak Muhammadiyah akan menyalurkan obat tersebut melalui seratusan Rumah Sakit Muhammadiyah yang menangani pasien Covid-19. Kiranya Pemerintah memudahkan upaya organisasi masyarakat untuk menyehatkan kehidupan bangsa," pinta saat ditemui di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (27/7/2021).

Ivermectin adalah pil yang digunakan sejak lama sebagai obat untuk membasmi infeksi cacing parasit pada tubuh manusia dan hewan. Sebelum ini, sebuah penelitian di Australia mengungkapkan bahwa ivermectin juga dapat menurunkan jumlah virus Corona secara signifikan pada sel yang terinfeksi virus tersebut.

Saat ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberi persetujuan pelaksanaan uji klinis Ivermectin untuk menjadi terapi perawatan pasien Covid-19.

Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito, mengatakan uji klinis ini berangkat dari data-data epidemiologi, termasuk publikasi global yang menunjukkan ivermectin bisa digunakan untuk terapi Covid-19.

 

Obat Pilihan Sembuhkan Covid-19

Dien Syamsudin, yang juga menjabat Ketua Center for Dialog and Cooperation among Civilization (CDCC mendorong penggunaan obat Ivermectin sebagai opsi terapi Covid-19.

Dia menuturkan, meski bukan termasuk orang yang bukan ahli kesehatan, tapi meyakini bahwa obat yang ramai dibahas belakangan ini adalah obat yang dapat menjadi pilihan untuk menyembuhkan pasien terpapar Covid-19.

"Setelah membaca berbagai tulisan dari para ahli, dan mendengar langsung presentasi Dr. Pierre Kory, Chief Medical Officer of FLCCC Alliance, Amerika Serikat, saya langsung mengaitkan dengan Hadits Nabi Muhammad SAW bahwa setiap penyakit ada obatnya," tambahnya.

Dia mengatakan, uji coba Ivermectin untuk pasien Covid-19 di beberapa negara meyakinkan Ivermectin adalah solusi terhadap masalah pandemi Covid-19 yang melanda dunia.

Kata dia, beberapa negara telah menjadikan Ivermectin sebagai salah satu terapi Covid-19. Misalnya Amerika Serikat dan India. Bahkan, di India, Ivermectin digunakan sebagai terapi saat kasus Covid-19 melonjak tajam. Akibatnya, angka penderita Covid-19 Varian Delta di India, turun drastis.

"Sehubungan dengan itu, saya mendorong para pakar kedokteran atau kesehatan Indonesia untuk mengkajinya secara mendalam, kritis dan objektif. Dan kepada Pemerintah Indonesia utk mempertimbangkan penggunaan Ivermectin sebagai pengganti vaksin yang ternyata belum dapat mengatasi dan memotong mata rantai penyebaran Covid-19," harapnya.

Baca Juga: Perbedaan Jokowi dan Muhaimin, Peringati Hari Kartini

 

21,2 Juta Dosin Vaksin

Indonesia kedatangan vaksin tahap ke-30 yang berjumlah 21,2 juta dosis vaksin bentuk bulk atau bahan baku produksi Sinovac pada hari Selasa (27/7/2021).

Pemerintah masih akan terus berupaya mendatangkan vaksin melalui seluruh jalur yang ada guna memastikan ketersediaan stok vaksin untuk mencapai target sasaran vaksinasi.

Melalui kedatangan vaksin tahap 30 yang berjumlah 21,2 juta dosis vaksin bentuk bulk produksi Sinovac ini, membuat total vaksin bulk yang telah diterima Indonesia menjadi 144,7 juta dosis vaksin. Yang setelah diolah Bio Farma diperkirakan menjadi sekitar 117,3 juta dosis vaksin bentuk jadi. Ditambah vaksin jadi yang telah datang, total vaksin yang dimiliki Indonesia kombinasi vaksin dalam bentuk bulk dan vaksin jadi adalah sebanyak 173,1 juta dosis vaksin.

Koordinator Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang juga Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah selalu memastikan keamanan, kualitas atau mutu, dan khasiat atau efikasi untuk seluruh jenis vaksin yang diperoleh.

"Vaksin yang disediakan di Indonesia melalui proses evaluasi Badan POM atas rekomendasi dari ITAGI (Indonesia Technical Advisory Group on Immunization), WHO (Badan Kesehatan Dunia) dan para ahli. Warga masyarakat tidak perlu ragu atau khawatir untuk menerima vaksin," ujar Airlangga di Jakarta.

 

Baca Juga: Jokowi Uber China Rampungkan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Langkah Krusial

Menko Airlangga menyebut, Presiden Joko Widodo menekankan bahwa vaksinasi Covid-19 game changer yaitu langkah krusial untuk menentukan kesuksesan kita keluar dari pandemi ini. Untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok, lanjutnya, dibutuhkan sekitar 208 juta penduduk Indonesia yang divaksinasi.

"Jumlah ini meningkat setelah ditambahkan kelompok anak usia 12-17 tahun. Saat ini, 718 ribu anak telah mendapatkan vaksin dosis pertama. Semakin cepat, tentunya akan semakin baik," tambah Airlangga.

Setelah melakukan vaksinasi pada tenaga kesehatan, petugas publik, penduduk lanjut usia, pemerintah juga menjangkau masyarakat umum dan rentan. Hingga 26 Juli 2021, telah dilakukan vaksinasi sejumlah 64,13 juta dosis, yang terdiri dari suntikan dosis pertama mencapai 45,5 juta dosis dan dosis kedua 18,6 juta. "Perlu ditekankan kembali, vaksinasi adalah salah satu strategi pemerintah untuk penanganan pandemi Covid-19," katanya.

 

Didampingi Kedisiplinan

Airlangga mengingatkan, vaksinasi tetap perlu didampingi kedisiplinan masyarakat dan dilakukan secara bersama. Karenanya, pemerintah juga terus mendorong kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, dan cuci tangan. Pada saat yang sama, pemerintah juga berkomitmen terus meningkatkan kapasitas testing, tracing, dan treatment. Serta secara paralel menguatkan sistem kesehatan guna mengantisipasi lonjakan kasus dan mengambil kebijakan untuk perpanjangan PPKM hingga 2 Agustus 2021.

Dia berharap, kerja sama yang baik semua pihak untuk penanggulangan Covid-19, termasuk program vaksinasi. "Sehingga bangsa kita bisa mengendalikan pandemi Covid-19. Rakyat sehat, ekonomi bisa kembali bangkit," pungkas Airlangga. n erc/jk/sur/cr3/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU