Wisata Kampung Tempe dengan Campur Tangan Pengrajin Sejak Tahun 1970

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 27 Des 2018 14:30 WIB

Wisata Kampung Tempe dengan Campur Tangan Pengrajin Sejak Tahun 1970

SURABAYAPAGi.com, Surabaya - Surabaya sebagai kota metropolitan di Indonesia ternyata menyimpan berbagai keunikan tersendiri yang tidak bisa dilewatkan ketika berkunjung. Salah satu keunikan yang dimiliki Surabaya adalah terdapat banyak kampung kampung dengan kekhasan masing masing. Beberapa diantaranya yaitu Kampung Herbal, Lontong, Sepatu, Kue, dan masih banyak lagi. Semuanya tersebar di berbagai penjuru pelosok kawasan Surabaya yang bisa dieksplor bila ingin berkunjung ke kota pahlawan. Salah satu kampung unik yang menarik perhatian adalah Kampung Tempe yang terletak agak masuk ke kawasan Tenggilis. Lebih tepatnya berlokasi di Jalan Tenggilis Kauman Gang Buntu yang aksesnya bisa dilalui dengan melewati Jalan Tenggilis II Lama. Meskipun cukup sulit untuk ditemukan namun ternyata Kampung Tempe telah sering dikunjungi oleh pemerintahan, kampus, dan media. Terdapat penunjuk arah yang tertuliskan Kampung Tempe beserta alamat lengkap dan nomer telepon sehingga ketika sampai pada Tenggilis Kauman lebih mudah ditemukan. Pertama kali memasuki Kampung Tempe terdapat mural-mural di dinding dalam gang yang bertuliskan Kampung Tempe. Mural yang berwarna warni tersebut memberikan suasana segar tersendiri untuk gang kecil dengan rumah saling berdempetan. **foto** Ternyata nama Kampung Tempe ini diambil karena memang tempat tersebut sebagai produksi tempe. Sebagian besar dari warganya membantu produksi tempe meskipun pengrajinnya sebenarnya hanya enam orang. Namun, warga ikut andil dalam menciptakan kesuksesan kampung ini mulai dari bagian menyambut tamu maupun distribusi. Sebenarnya menjadi pengrajin tempe sejak tahun 1970an yang merupakan usaha turun menurun dari keluarga. Lalu, pada sekitar tahun 2010, pihak Dinas Perdagangan Surabaya dan Bank Indonesia menyadari potensi dari kampung ini. Meskipun telah melalui seleksi ketat untuk menjadi kampung yang paling sesuai. Sehingga, saya dipercaya untuk mengajari warga lainnya menjadi pengrajin tempe. Ujar Nurhasan, salah satu pengrajin tempe di Kampung Tempe yang ditemui pada Kamis (27/12). Di Kampung Tempe sebenarnya hanya melakukan proses produksi tanpa distribusi sehingga adanya pihak lain turut membantu kesuksesannya. Kami juga dibantu oleh pemerintah khususnya Dinas Perdagangan Surabaya untuk proses distribusinya. Sehingga, kami dapat lebih fokus pada proses produksinya agar menghasilkan yang terbaik. Selain itu, pihak Bank Indonesia membantu dalam infrastruktur dapur dan peralatan lainnya. Dulunya dapur yang digunakan untuk produksi menggunakan kayu namun sekarang sudah diberikan alat lebih baik. Tambahnya. Tidak hanya memproduksi tempe sebagai makanan yang siap digoreng namun ternyata Kampung Tempe juga membuat olahan lainnya seperti keripik tempe. Setiap harinya kami memproduksi sekitar 2 kwintal yang mana sekarang ini telah terlalu banyak saingan. Dibandingkan dengan tempe biasa, kini kami lebih fokus untuk mengembangkan keripik tempe karena permintaannya masih besar. Nama merk dari keripik tempe yang kami produksi adalah Keripik Tempe Kauman Jaya. Ujar Nurhasan. Kampung Tempe ternyata bekerjasama dengan kampus besar di Surabaya yaitu Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Setiap bulannya diadakan kunjungan rutin oleh pihak ITS yang mana membawa tamu dari luar negeri. Para warga akan bertindak sebagai penyambut tamu yang mengajak mereka berkunjung ke kawasan kampung produsen tempe tersebut. Tidak seperti kampung lainnya yang didatangi oleh tamu luar negeri dibawa oleh Pemkot Surabaya, ternyata Kampung Tempe lebih bekerja sama dengan pihak kampus. Pr

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU