Waspadalah, Kota Surabaya Sudah Zona Hitam!

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 01 Jun 2020 21:06 WIB

Waspadalah, Kota Surabaya Sudah Zona Hitam!

i

Petugas medis kesehatan melakukan Tes Swab kepada warga ditengah pandemi Covid-19 di Lapangan Puskesmas Kalirungkut, Surabaya, Jawa Timur, Senin (1/6).

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya – Kasus corona di Indonesia hingga kini masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Peningkatan kasus positif yang sebelumnya diduduki DKI Jakarta kini telah diambil oleh Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur mencatatkan jumlah kenaikan kasus harian positif covid-19 terbanyak sejak presiden Jokowi mengumumkan kasus pertama dan kedua pada 2 Maret 2020 lalu.

Waspadalah kota Surabaya sudah beralih ke zona hitam. Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jawa Timur, dr Kohar Hari Santoso menganggapi penetapan Surabaya sebagai Zona Hitam ini. Hanya saja, menurut Kohar, warna zona untuk Surabaya hanya lebih gelap dari daerah lainnya.

Baca Juga: Dokter Paru Mereaksi Jokowi Soal Endemi

"Itu belum hitam sebenarnya, lebih kearah merah tua. Tapi warnanya lebih gelap dari daerah lainnya," ujar Kohar saat dihubungi Surabaya Pagi pada Senin (1/5/2020).

Kohar juga mengatakan jika indikator utama penetapan warna zona untuk kota Surabaya adalah jumlah pasien positif Covid-19, atau tingkat kepadatan dari pasien positif di kota Surabaya.

"Penetapan warna zona pada peta persebaran merujuk pada tingkat kepadatan pasien positif di daerah tersebut. Karena Surabaya paling banyak, jadi ya lebih gelap dari daerah lainnya," katanya.

Dirinya juga menambahkan bahwa indikator penetapan lainnya adalah jumlah kasus pasien positif di Surabaya mencapai 54% dari total jumlah kasus di Jawa Timur.

Mall dan Warkop

Ramai ‘Hitamnya’ wilayah kota Surabaya saat ini ternyata tidak berpengaruh pada warga kota Surabaya. Ini bisa dilihat dari ramainya pengunjung di salah satu mall di daerah Jl. Bubutan Kota Surabaya. Tidak sedikit pengunjung yang mengantri di salah satu kasir di tempat departement store di sana.

Ara, salah satu pengunjung departement store tersebut mengaku bila dirinya bosan berada dirumah terus menerus.

"Saya bosen aja mbak di rumah. Ini saya cari diskonan gitu, lumayan buat ganti. Kalau takut sama Corona ya udah lama, tapi kan masuk juga diperiksa. Saya yakin aman-aman aja selama mall ini juga mematuhi protokol kesehatan" ungkapnya, Senin (1/6/2020).

Tidak hanya di mall, warung kopi (warkop) yang biasa dikunjungi pengunjung juga ramai seperti tidak ada ketakutan dengan virus yang belum ditemukan vaksinnya tersebut.

Salah satunya warkop yang berada di daerah Manukan tersebut tetap ramai. Tidak hanya dikunjungi oleh pengunjung yang membeli kopi, tetapi juga anak-anak muda yang bermain biliard di warkop tersebut.

"Takut apa mbak? Wong lama-lama ya biasa aja. Penghasilan di kerjaan juga menurun, semoga ada solusi lah mbak. Pusing saya juga di rumah dengar keluarga sambat" terang Widyo, salah satu pengunjung warkop tersebut.

Di singgung soal ketakutan penjual di masa PSBBB ini, penjual tersebut mengaku was-was namun tuntutan ekonomi membuat penjual harus tetap buka.

Baca Juga: Awas Covid-19 Varian Kraken, Tingkat Penularannya Cepat

 

Risma Salah Tingkah

Terpisah, data terkait parahnya pandemic Corona di Surabaya juga diperkuat oleh Badan Intelijen Negara (BIN). Rapid test yang digelar BIN di Surabaya, menunjukan fakta ditemukan ratusan masyarakat yang reaktif Covid-19.

Sekretaris Utama (Sekma) BIN Komjen Pol Bambang Sunarwibowo menegaskan bahwa Surabaya masyarakat yang reaktif Covid-19 merupakan tertinggi di Indonesia dalam satu titik.

"Surabaya ini merupakan zona merah yang angka reaktifnya sangat tinggi. Ini paling tinggi dari semua kota lainnya," terang Bambang saat memberikan keterangan di depan Walikota Surabaya Tri Rismaharini, kemarin.

Bambang membandingkan dengan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) angka masyarakat yang reaktif Covid -19 dalam rapid test di Surabaya mencapai hampir 50 persen.

"Di Jabodetabek, dalam satu titik tidak sampai lebih dari 50 orang yang reaktif, tapi di Surabaya jumlahnya ratusan ini mencapai hampir 50 persen dari masyarakat yang dilakukan rapid test," tambah Bambang. Mendengar pernyataan tersebut, Walikota Surabaya Tri Rismaharini tidak bisa menanggapi dan tampak salah tingkah.

Baca Juga: PPKM Dicabut, Dinkes Kabupaten Mojokerto Tetap Siagakan Ruang Isolasi

 

Netizen Takut

Beralihnya status Surabaya ke Zona Hitam juga mengundang keprihatinan netizen.

Mereka pun kompak makin mewaspadai situasi gawat ini. Banyak cuitan netizen di laman media sosial Twitter yang menanggapi hal tersebut.

“Teman-teman di Surabaya, kita harus makin waspada dan jaga diri ya. Surabaya sudah menjadi zona hitam Covid-19. Bukan lagi merah atau merah tua,” ujar akun @herrysw di laman Twitter.

Kondisi kota Surabaya yang dikategorikan menjadi zona hitam penyebaran covid-19 membuat beberapa netizen mengurungkan niatnya untuk kembali ke Surabaya.

“kalo gini si ya ngga jadi ,” ujar akun @cookiessmmd “Bingits. Wes gak wani balik rono sampe bener2 ilang,” ujar akun @erinawadoyo. adt/byt

Editor : Aril Darullah

Tag :

BERITA TERBARU