Warga Surabaya Ubah Rumah Kosong Jadi Kebun Hijau

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 18 Des 2018 10:40 WIB

Warga Surabaya Ubah Rumah Kosong Jadi Kebun Hijau

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Memiliki kebun hijau menjadi dambaan warga kampung RT 2 RW 1 Kelurahan Ketintang, Kecamatan Gayungan. Pasalnya kampung yang jalanannya sudah full paving ini tidak memiliki lahan hijau selain tanaman dalam pot di halaman rumah. Karena didominasi warga lanjut usia, nuansa sejuk dari perkampungan yang dikenal sebagai kampung Bougenville menjadi semakin diidamkannya lahan hijau di kampung ini. Hal ini juga dirasakan Ketua RT, Tri Hartono (62). Menurutnya selama delapan kali lebaran di kampungnya tidak ad kerja bakti atau upaya menghijaukan lingkungan yang berada dekat dengan Universitas Negeri Surabaya ini. Saya lihat ada rumah kosong juga, yang punya sudah meninggal. Anaknya nggak ada yang mau nempati. Jadinya saya izin pakai halamannya untuk kebun hijau, ungkapnya. Secara bertahap diantu karang taruna dan ibu-ibu di kampungnya, ia mengubah halamanrumah kosong yang terbuka itu menjadi tanah gembur. Bibit-bibit sayur mulai ditanam dan diberi pupuk. Ada sumur bor juga di situ, kami pakai buat menyirami tanaman. Awalnya kami buat model sengkedan nanamnya. Kemudian disarani orang kelurahan buat seperti di kebun biasa, jadinya banyak bongkar, lanjutnya. Selain itu ia juga membut filter untuk menjernihkan air sumur yang baunya cukup amis. Berbekal paralon dan sejumlah bahan untuk memfilternya, ia pun berhasil membuat filter sederhana untuk menghilangkan bau tidak sedap dari air sumur. Sekarang setelah tanaman di kebun tersebut tumbuh subur, secara bergantian warga mulai memanen tanaman untuk dikonsumsi probadi. Mulai dari tomat, cabai,terong hingga sawi. Diana Fajarwati (47), ketua Dharma Wanita RT 2 RW 1 Kelurahan Ketintang, Kecamatan Gayungan menambahkan ia dan warga belum memiliki niatan untuk menjual hasil sayuran dari kebun. Pasalnya upaya menanam sayuran secara organik di kebun itu diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup warga. Jadi nggak perlu beli sayur yang mungkin kena bahan kimia, kami organik di sini. Jadi lebih sehat, ungkapnya. Hanya saja, tantangan memulai inovasi memang selalu ada. Menurutnya tidak semua warga berpartisipasi dalam membuat kebun hijau ini. Warga juga nggak semuanya mau ambil hasil panen, sampai kadang ada yang layu, makanya nanti akan disosialisasikan kembali kalau ini kebun bersama, ujarnya. Upaya Diana dan ketua Rt memang bukan hal yang mudah, pasalnya mereka baru mulai membangun kampung agar tampak hijau dan rindang mulai Juli 2018. Sehingga upaya membiasakan warga untuk menjaga kebersihan dan gaya hidup sehat masih cukup panjang. Kami sudah mulai dengan membiasakan warga pendatang yang didominasi mahasiswa Unesa. Supaya mereka ikut serta membangun kampung,pungkasnya. sry

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU