Walikota Surabaya Temui 14 Dubes dan Konjen RI

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 30 Jan 2019 14:41 WIB

Walikota Surabaya Temui 14 Dubes dan Konjen RI

SURABAYAPAGI.com - Usai pertemuan tertutup selama kurang lebih dua jam, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengantar 14 Dubes dan Konjen RI meninggalkan Ruang Sidang Wali Kota, dengan senyum sumringah. Dalam perjalanan meninggalkan ruang sidang, Tri Rismaharini yang menggunakan setelan rapi batik dan sepatu boots saat menemui para Dubes dan Konjen RI terlihat akrab, masih asyik mengobrol. Menurut Tri Rismaharini, kunjungan ini bukan pertama kalinya. Para dubes dan konjen RI itu sudah dua atau tiga kali menemuinya sebelum bertugas. "Sebetulnya ini bukan pertama kali, udah dua atau tiga kali, sebelum mereka bertugas mereka ke sini dulu," kata Tri Rismaharini, usai benar-benar mengantar ke 14 tamu meninggalkan Balai Kota, Rabu (30/1/2019). Risma -panggilan Tri Rismaharini mengungkapkan, dalam pertemuan tertutup itu banyak hal yang jadi bahasan. "Karena aku sering ke luar (ke luarnegeri), jadi pengalaman yang aku sampikan. Misalnya bagaimana hubungan sister city itu bisa imbang," jelas Risma. Bahasan lain adalah soal potensi ekonomi daerah. Risma menegaskan, dia sedang konsentrasi potensi ekonomi lokal. Mengingat impor tidak selalu bagus, apalagi belum mengetahui standartnya. "Jadi jangan membaca luar (luar negeri) itu mesti pasar yang bagus, kalau tidak hati-hati justru kita akan kalah, dan itu kalahnya bahaya sekali karena cost yang sudah kita keluarkan, biaya pengiriman itu tidak mudah," kata Risma. Risma menceritakan, sekitar tahun 2005 lalu dia mendapati ada sebuah daerah yang gagal mengirimkan tanaman Sansevieria hingga dua kontainer ke luar negeri. "Waktu itu mau dibuang di TPA kita, saya cek isi kontainernya ternyata sansivieria. Dibuang, karena spesifikasinya tidak cocok. Memang saat itu tanaman ini banyak permintaan dari luar negeri untuk mengurangi karbondioksida. Jadi memang perdagangan dunia ini berat sekali standartnya," cerita Risma. Itu bukan satu-satunya contoh, Risma mengaku pernah mengirimkan produk enceng gondok ke luar negeri, namun ditolak. Lantaran menggunakan cat yang digunakan mengandung melamin. Sampai akhirnya sebuah perusahaan cat memberikan pelatihan pengecatan melalui Pemkot Surabaya, produk enceng gondok akhirnya bisa dikirim ke luar negeri. "Nah standart-standart ini harus dipenuhi. Jangan sampai ngomong standart sudah kita penuhi, tapi ditolak. Atau bahkan produk kita dicontoh," tegasnya. Untuk itu jika ditanya soal potensi ekonomi daerah, menurut Risma sedang fokus ekonomi lokal. "Bagiku kalau wali kota dunia dengan penduduk 300 ribu sampai 1 juta bisa makmur sejahtera, kenapa Surabaya penduduknya 3 juta tidak bisa? Harusnya bisa lebih sejahtera karena jumlah itu sebenarnya adalah pasar. Oke, mungkin sekian persen itu miskin, nah bagaimana dia bisa membeli produk, itu tugasku. Jadi artinya apa? Saya mencoba konsentrasi di pasar lokal," terangnya. Okto Dorius Manik, Kepala Biro Hukum dan Administrasi Kementerian dan Perwakilan RI menyampaikan, kunjungan ini untuk mrnggali potensi di Jawa Timur. Sebelumnya, para dubes dan konjen RI sudah melakukan pertemuan dengan 100 asosiasi pengusaha di Sidoarjo. "Kita sudah tahu bagaimana kiprah bu Risma (Tri Rismaharini) di dunia internasional. Kegiatan ini bagian dari kerjasama mengembangkan potensi ekonomi yang di sini untuk di luar negeri. Potensi itu akan kita kembangkan dan kita kerjasamakan lebih lanjut," katanya. Pipit Maulidiya

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU