Wabup dan Putra Gus Ali, Pesaing Berat

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 10 Jan 2020 07:28 WIB

Wabup dan Putra Gus Ali, Pesaing Berat

Peta Pilkada Sidoarjo 2020 Tertangkapnya Bupati Sidoarjo Saiful Ilah membuat peta politik jelang Pilkada Sidoarjo 2020 berubah. Sebelumnya, putra Saiful Ilah, Achmad Amir Aslichin (Mas Iin) digadang-gadang bakal mengantongi rekom dari DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk maju Pilkada. Namun OTT yang melibatkan Saiful yang juga Ketua DPC PKB Sidoarjo ini, DPP PKB diyakini bakal berpikir ulang. Mas Iin pun terancam tak dapat rekom. Lantasi siapa yang bakal diusung PKB sebagai parpol pemenang Pemilu 2019 di Sidoarjo? ------- SURABAYAPAGI.COM, Sidoarjo -Jika rekom PKB nantinya tidak jatuh ke Achmad Amir Aslichin, beberapa tokoh lain siap menyambutnya. Sebut saja Ahmad Muhdlor Ali atau yang akrab dipanggil Gus Muhdlor, putra KH Ali Masyhuri yang dikenal sebagai tokoh NU Jatim sekaligus pengasuh Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo. Gus Ali juga menjadi panutan warga Sidoarjo. Gus Muhdlor tak bisa dipandang sebelah mata. Saat deklarasi Minggu (5/1/2020) lalu, sejumlah tokoh NU dan elit parpol hadir. Diantaranya, Pengurus DPP Nasdem Hasan Aminudin, pimpinan DPP PKB Syaikhul Islam, anggota Fraksi PAN DPRD Jatim Khulaim Djunaidi, dan Pengurus Cabang Muslimat NU Sidoarjo. Kemudian, Wakil Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifudin. Pria yang akrab disapa Cak Nur ini otomatis mengendalikan Pemkab Sidoarjo selama Bupati Saiful Ilah ditahan KPK. Bahkan, PKB Sidoarjo dalam kendalinya, mengingat Cak Nur juga menjabat Wakil Ketua DPC PKB Sidoarjo. Kader PKB lainnya yang berpeluang adalah Anik Maslachah. Wanita asal Sidoarjo ini selain menjadi pengurus DPW PKB Jatim, yang menggantikan posisi Halim Iskandar sebagai Wakil Ketua DPRD Jatim. Sebagai pemilik 16 kursi di DPRD Sidoarjo, tentu PKB tak ingin kecolongan di Pilkada Sidoarjo 2020 nanti. Sebab, partai lainnya jauh di bawah PKB. Sebut saja PDI-P hanya 9 kursi, Gerindra (7 kursi), PAN (5 kursi), Golkar (4 kursi), PKS (4 kursi), Demokrat (2 kursi), Nasdem (2 kursi) dan PPP (1 kursi). Dengan posisi ini, PKB sudah bisa mengusung cabup-cawabup sendiri, tanpa koalisi. Meski demikian, sampai saat ini belum ada langkah strategis yang ditempuh PKB pasca Saiful Ilah di-OTT KPK. "Kami masih menunggu petunjuk dari DPW dan DPP terkait itu. Sejauh ini belum ada langkah-langkah lain," jawab Wakil Ketua DPC PKB Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin, Kamis (9/1/2020). Setelah ada pernyataan resmi dari KPK terkait status Saiful Ilah, disebutnya, setelah ini DPC PKB Sidoarjo bakal menggelar rapat. Untuk membahas apa saja yang perlu dilakukan dan langkah-langkah lain ke depan. "Kami akan rapat, dan tentu kami juga berkoordinasi dengan DPW dan DPP sambil menunggu petunjuk," ungkapnya. Menurut Direktur Parliament Watch Umar Sholahudin, pamor Bupati Saiful Ilah bagi sebagian warga Sidoarjo sudah tidak mengkilap. Dari hasil percakapan Umar dengan beberapa warga Sidoarjo, pada umumnya warga tidak merasakan ada perubahan pembangunan dalam lima tahun terakhir. "Warga mengaku tidak ada prestasi signifikan," ungkap Umar. Sidoarjo, lanjut Umar, masuk sebagai salah satu daerah yang rawan politik dinasti. Oleh sebab itu, tertangkapnya Bupati Saiful Ilah membuat peta politik jelang Pilkada Sidoarjo 2020 berubah. Jika Achmad Amir Aslichin (Mas Iin) sebelumnya menjadi calon kuat cabup, kini PKB harus introspeksi. "Harusnya DPP mengkaji kembali. Kalaupun (Mas Iin) tetap diberi rekom, warga Sidoarjo mesti sudah cerdas dengan memilih untuk tidak akan melanjutkan politik dinasti," tutur Umar. Hal senada diungkapkan Pengamat Politik Unair Ali Sahab. Menurutnya, elektabilitas Achmad Amir Aslichin, putra Saiful Ilah, akan tergerus pasca ayahnya itu ditangkap KPK. Namun, ia memberi catatan, jika penangkapan Saiful Ilah tersebut tidak akan mempengaruhi perilaku pemilih secara keseluruhan. Menurutnya, karakter pemilih Sidoarjo masih belum sepenuhnya rasional, seperti kebanyakan daerah lain. "Dari sisi teori, masyarakat kita mayoritas masih belum rasional. Rasionalitasnya masih sebatas uang, diberi uang gitu. Sama macam-macam, uang, barang. Pengelompokan sosial, itu (juga) yang selama ini mayoritas di karakteristik pemilih kita. Salah satunya, kesamaan partai. Masih menonjol," jelasnya. Karena itulah, meski elektabilitas akan turun, tapi putra anak Saiful Ilah itu masih memiliki kesempatan di Pilkada Sidoarjo 2020. Bahkan, Pilkada Sidoarjo makin dinamis. "Saya yakin (Pilkada Sidoarjo 2020) ini akan lebih seru, pilkada nanti itu. Karena semua, selain gak ada incumbent, ada anaknya Gus Ali, anaknya Saiful Ilah, di baliknya ada tokoh-tokoh besar itu," katanya.n rga/sg

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU