Vigit Waluyo Sebut Kemungkinan Juara Liga 1 2018 Di-Setting

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 25 Jan 2019 10:07 WIB

Vigit Waluyo Sebut Kemungkinan Juara Liga 1 2018 Di-Setting

SURABAYAPAGI.com - Tersangka kasus dugaan mafia pengaturan skor sepakbola, Vigit Waluyo mengungkap ada tim di-setting untuk juara, bahkan juara liga 1 Indonesia juga hasil settingan. Vigit Waluyo merupakan mantan pengelola PS Mojokerto Putra (PSMP). Kini Satgas Antimafia bola menetapkan dirinya sebagai tersangka dugaan mafia pengaturan skor. Ia menyampaikan hal itu kepada wartawan di sela pemeriksaannya oleh Satgas Antimafia bola Polri di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Jatim, Kamis (24/1/2019). Menurut Vigit, juara liga 1 bisa di-setting sejak awal dan semua kunci ada di kubu PSSI yang menjalankan kompetisi. Sebab, PSSI lah selaku pihak paling memahami penjadwalan sampai eksekusi tim yang nantinya juara. Dalam penjadwalan itu akan tampak tim mana yang bertanding di awal dan tim yang berlaga di akhir musim kompetisi. "Hal ini biasanya mereka yang digadang untuk prestasi yang baik," ujarnya. Pria asal Sidoarjo itu tak mau menjawab apakah pengurus dan anggota PSSI punya keterlibatan dalam praktik pengaturan skor sepakbola. Akan tetapi, Vigit mengakui bahwa memang ada tim yang di-setting untuk menjadi juara. Ia mengungkapkan ciri-ciri tim yang di-setting menjadi juara. "Kuncinya di penjadwalan dan perwasitan. Kalau memang jadwalnya yang bermain kandang di awal dan akhir tentunya bisa kita lihat," tutur Vigit. "Misalnya tim ini di akhir kompetisi, yang tuan rumah itu terakhir, menurut saya itu pasti setting-an," sambungnya. Tudingan setting-an juara liga 1 juga menghampiri Persija Jakarta yang keluar sebagai juara Liga 1 2018. Vigit yang tak menyaksikan laga terakhir Persija di Liga 1 2018 , yang digelar di kandang, pun berasumsi demikian. "Intinya, pertandingan yang diatur bermain (kandang) pada akhir kompetisi, rawan seperti itu," ucap Vigit. Vigit juga mengaku pernah memberikan sejumlah uang kepada Anggota Komite Wasit PSSI, Nasrul Koto. Dituturkan Vigit, uang Rp 25 juta diberikan kepada Nasrul untuk mengamankan partai PSMP di Liga 2 2018. PSMP yang sebelum memberikan upeti tersebut kerap dicurangi wasit, menjadi terhindar dari kejadian yang sama. Selain terlibat pengaturan skor, Vigit Waluyo juga telah ditahan karena kasus korupsi PDAM Sidoarjo sebesar Rp3 miliar pada 2010. Vigit kini telah mendekam di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IA di Sidoarjo karena kasus korupsi tersebut. Plt Ketum PSSI, Jokdri diperiksa Di tempat terpisah, Joko Driyono akrab dipanggil Jokdri diperiksa Satgas Antimafia bola di Mapolda Metro Jaya. Jokdri sekitar sepekan menjadi Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PSSI. Didampingi oleh Sekjen PSSI Ratu Tisha, Joko memasuki gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Joko tak banyak bicara terkait kehadirannya. Ia hanya mengatakan dirinya hadir untuk dimintai keterangan terkait laporan mantan manager Persibara Banjarnegara, Lasmi Indaryani soal pengaturan skor di Liga 2 dan Liga 3 Tahun 2018. "Saya akan diminta keterangan terkait Priyanto dan Anik. Saya akan membantu proses ini agar bisa selesai secepatnya," ujar pria dengan sebut Jokri itu. Selain memeriksa Joko Driyono, penyidik juga telah memeriksa Sekjen PSSI Ratu Thisa Destria dan Bendahara Umum PSSI Berlinton Siahaan terkait kasus pengaturan skor sepakbola. Satgas Antimafia Bola Polri telah menetapkan 11 orang sebagai tersangka selama mengusut kasus dugaan pengaturan skor sepakbola Indonesia. Di antara tersangka adalah mantan Ketua Asprov PSSI DIY Dwi Irianto alias Mbah Putih, anggota Komite Eksekutif PSSI Johar Lin Eng, mantan anggota Komisi Wasit PSSI Priyanto dan anaknya, Anik Yuni Artika Sari yang merupakan wasit futsal, dan wasit Nurul Safarid.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU