Home / Kriminal : Pengakuan Pemutilasi Guru SD yang Homo

Usai Hubungan Intim, Cekcok, lalu Dibunuh

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 16 Apr 2019 08:29 WIB

Usai Hubungan Intim, Cekcok, lalu Dibunuh

Asmara sesama jenis di balik pembunuhan Budi Hartanto (28), guru honorer SD, yang dimutilasi makin terang. Dua pelaku, AS alias Aris Sugianto (34) dan AJ alias Azis Prakoso (23), blak-blakan mengenai pembunuhan yang menghebohkan di Jawa Timur ini. Bahkan, Aris sambil menangis mengakui memiliki hubungan spesial dengan korban semasa hidup. Dia juga mengakui ia dan korban merupakan gay. Jika cinta mengapa tega membunuh pasangannya dengan cara memenggal kepala korban? ------------ Hendarwanto, Wartawan Surabaya Pagi Tangisan Aris Sugianto pecah di hadapan Wakapolda Jatim Brigjen Pol Toni Harmanto, yang didampingi Direskrimsus Polda Jatim Kombes Pol Gupuh Setiyono dan Kabid Humas Kombes Pol Barung Mangera di Mapoda Jatim, Senin (14/4/2019). "Saya menyesal, saya minta maaf kepada keluarga korban, saya khilaf," ucap Aris sambil mukanya tertunduk. Aris juga berjanji akan mendoakan korban diampuni dosa-dosanya. "Saya di sini hanya bisa berdoa agar almarhum diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan bersama orang-orang yang beriman," lanjut Aris sambil sesenggukan. Di hadapan wartawan, keduanya mengenakan baju tahanan dan dalam kondisi diborgol. Pelaku Azis dan Aris berhasil diamankan setelah 10 hari diburu polisi. Aris diamankan di Jakarta, Kamis malam (11/4) lalu. Lalu Azis diamankan di Kediri. Azis diketahui warga Jalan Merak, Desa Ringinrejo, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri. sedang Aris tercatat sebagai warga Desa Mangunan, kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar. Ketika disinggung motif pelaku menghabisi Budi Hartanto yang menjadi kekasihnya, Aris Sugianto mengaku sakit hati, karena korban terus-terusan minta uang setelah berhubungan badan.Wakapolda Jatim Brigjen Pol Toni Harmanto menjelaskan antara tersangka Aris Sugianto dan korban Budi Hartanto ini sepasang kekasih. Keduanya sudah empat kali berhubungan sesama jenis (homo). Aris sering memberi uang ke Budi usai berhubungan antara Rp100 sampai Rp200 ribu. "Jadi korban dan tersangka AS ini merupakan pacar sesama jenis," beber Brigjen Pol Toni Harmanto. Usai kencan sebelum peristiwa pembunuhan, Aris mengaku tak memiliki uang untuk diberikan kepada Budi. Akhirnya, sempat terjadi cekcok di warung milik Aris dan berujung pembunuhan. "Nah, pada saat itu, korban minta uang setelah berhubungan badan, tapi tidak dikasih oleh tersangka AS," lanjut Toni. Kombes Pol Gupuh Setiyono menambahkan, lantaran tuntutan Budi terus meminta uang, Aris akhirnya keluar dari warungnya yang berlokasi di Jalan Surya, Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri. Ia bermaksud meminjam uang kepada temannya, Azis Prakoso yang saat itu berada di warung. Namun Aziz mengaku tak memiliki uang. Melihat Azis tak punya uang, Aris marah-marah, bahkan Azis yang mengingatkan pun tak digubris oleh Aris. Padahal, malam itu sudah menunjukkan sekitar pukul 22.00 WIB. Lantaran kekasihnya tak memberikan uang, Budi pun marah-marah dan memaki Aris. Mendengar cekcok Aris dan Budi, Azis pun mendatangi keduanya dan menegur. Tetapi Budi malah menampar Azis, karena dianggap turut campur urusan mereka. Azis tak tinggal diam dan membalas tamparan ke muka Budi. Karena sudah emosi, Budi mengambil parang yang terletak di warung kopi untuk menyerang Azis. Tapi gerakan Budi berhasil ditangkis dan Aziz merebut parang tersebut. Lalu, parang itu disabetkan berkali-kali ke Budi hingga mengenai leher dan punggung. "Korban mengambil pisau tergeletak di kursi di luar diayunkan ke Aziz, lalu ditangkis, direbut Aziz dan menyabetkan ke lengan kiri Budi. Korban teriak dianiaya sampai tertelungkup dan di situ dilakukan pembacokan berkali-kali oleh saudara Azis dibantu Aris," terang Gupuh. Peran Aris Peran Aris, menurut Gupuh, saat melihat Aziz yang kalap bertubi-tubi menyabet korba. Kemudian Aris membantunya dengan menyumpal mulut korban hingga meregang nyawa. "Jadi mulut korban disumpal, makanya hasil otopsi menunjukkan korban mati karena kehabisan nafas," jelasnya. Setelah korban dipastikan tumbang dan meregang nyawa, lanjut Gupuh, kedua pelaku berupaya menghilangkan jejak dengan cara membuang mayat tersebut ke suatu tempat. Namun sebelum itu keduanya masih harus menemukan cara memindahkan mayat korban. Aris kemudian mengusulkan mewadahi mayat korban ke dalam sebuah koper milik ibunya. "Aris waktu itu ya langsung pulang, ambil koper milik ibunya. Belakangan Aris cerita kalau koper itu dijual," tuturnya. Lalu saat proses pengemasan mayat ke dalam koper, muncul masalah baru. Pasalnya, koper tersebut tidak muat. "Pas dimasukin gak cukup, dikeluarkan lagi, lalu Aris usul kepala korban dipotong," ujarnya. Usai kepala korban dipotong, akhirnya mayat tersebut muat di simpan ke dalam koper tersebut. Gupuh menyebut, mayat korban ditekuk secara paksa di dalam koper. Lalu dibuang di bawah jembatan Karang Gondang, Udanawu, Blitar. Sedangkan kepala korban di wadahi kantung kresek untuk dibuang di bantaran sungai Ploso Kerep, Bleber, Kras, Kediri. "Kejadian itu dilakukan Selasa malam," tandasnya. Jasad Budi Hartanto kemudian ditemukan dalam koper oleh pencari rumput di pinggir sungai bawah Jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Rabu (3/4/2019). Jasad ditemukan tanpa kepala dan dalam kondisi tanpa busana di dalam sebuah koper. Barang Dirampas Setelah membuang dua bagian tubuh korban itu, tersangka Aris dan Aziz merampas barang-barang korban, mulai dari tas, pakaian, dompet yang kemudian dibakar oleh tersangka Aris di rumahnya di Desa Mangunan, Kacamatan Udanawu, Kabupaten Blitar. Sedangkan motor Honda Scoopy milik korban simpan di rumah Aris tersebut. Sementara uang korban Rp 600 ribu dibagi berdua oleh Aris dan Aziz. Kemudian handphone serta plat nomor polisi motor korban disimpan di rumah Aziz di Desa/Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri. "Kami menangkap tersangka AP di Kediri. Sedangkan tersangka AS ditangkap di Jakarta saat hendak kabur ke Lampung dengan penangkapan dibantu Polda Metro Jaya," pungkas Gupuh. Berawal di Media Sosial Kombespol Gupuh Setiono juga mengungkapkan, perkenalan Aris dan Budi terjadi sejak Juli 2018. Keduanya berkenalan melalui media sosial. Yakni, melalui aplikasi chat Hornet khusus gay Dalam hubungan keduanya, kata Gupuh, Aris dan korban memegang peran yang berbeda. "Aris bertindak sebagai perempuan, si korban sebagai laki-lakinya," katanya. Berdasarkan hasil penyelidikan, ungkap Gupuh, Aris mengaku kepadanya sangat mencintai sosok Budi Hartanto. "Makanya siap akan memberikan apapun yang diminta korban," cetusnya. Namun saat itu, Aris tak memiliki uang Rp 100 ribu yang diminta

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU