Universitas Narotama Sapu Bersih Gelar Juara di Balsa Bridge Challenge 2018

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 21 Nov 2018 14:07 WIB

Universitas Narotama Sapu Bersih Gelar Juara di Balsa Bridge Challenge 2018

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Raut wajah bahagia terpancar dari para mahasiswa yang tergabung dalam Tim Sinar Universitas Narotama (Unnar). Mereka baru saja selesai berkompetisi di Universitas Muhammadiyah Surakarta dalam National Balsa Bridge Challenge 2018. Tim Sinar Universitas Narotama mengirimkan 11 tim untuk kompetisi tersebut. Enam tim masuk dalam final dan tiga di antaranya meraih juara. "Juara pertama diraih Tim Legend of Sinar, kemudian juara kedua Tim Sinar Dunia juara dan juara ketiga Tim Sinar Amuba, jelas ketua Tim Sinar, Mochammad Faisol, Rabu (21/11/2018). Selain menyapu bersih gelar juara, Universitas Narotama juga meraih gelar Best University karena prestasi yang mereka peroleh. Dalam ajang ini, semua peserta berkompetisi untuk membuat konstruksi jembatan dari kayu Balsa. Kayu Balsa adalah kayu yang memiliki berat jenis paling ringan dari semua jenis kayu di dunia dan berasal dari Pohon Balsa dari Brazil, ungkap mahasiswa Teknik Sipil Unnar itu. Dalam kompetisi ini, tiap peserta harus membuat jembatan dengan fokus pada konstruksi jembatan rangka bawah, serta mendeskripsikan desain dan cara pembuatannya dalam bentuk paper. Pengujian jembatan dilakukan dengan pembebanan dari 0 sampai 24 kg. Jembatan milik tim Legend of Sinar yang mendapatkan juara 1 berhasil menahan beban seberat 24 kg sementara yang lain hanya sanggup menahan sekitar 16 kg. Itu yang membuat jembatan kami unggul, lanjutnya. Menurut mahasiswa asal Sidoarjo itu, desain jembatan Tim Sinar cenderung sama yaitu terinspirasi dari Jembatan Asopos Yunani yang kuat hingga puluhan tahun tanpa membutuhkan renovasi. Namun, memang setiap tim memiliki skill yang berbeda pada segi pemasangan dan keakuratan pemotongan kayu yang menyebabkan hasilnya pun tidak sama. Kemenangan ini membuat Faisol dan Tim Sinar berencana mematenkan desain prototipe konstruksi jembatan menggunakan kayu Balsa ini. Namun mereka masih bingung karena desain ini juga terinspirasi dari desain jembatan lain dengan diferensiasi yang mereka buat. Inginnya segera bisa dipatenkan agar secara akademis dan penelitian ada catatan yang membuat prototipe desain ini dengan kayu Balsa adalah mahasiswa Unnar, ujarnya. Sebagai ketua dan seorang senior, Faisol berharap prestasi terus dapat terukir meskipun nantinya akan ada pergantian generasi. Jadi kemarin juga kami mengajak serta adik-adik angkatan baru untuk ikut bertanding dan untuk pertama kalinya mereka merasakan kemenangan. Semoga ini bisa membakar semangat mereka untuk terus berkarya, harap mahasiswa angkatan 2015 itu. Salah satu mahasiswa angkatan 2017 yang ikut serta, Ramadhana Sangyang Ady mengatakan kompetisi ini adalah pengalaman berharga baginya dan teman-temannya. Apalagi baru pertama kali langsung merasakan berkompetisi tingkat nasional dan mendapatkan juara. Jelas ini membangun mental kami. Apalagi kemarin sempat ada dari kami yang pengujiannya nomor urut 1. Jadi sempat ikut grogi karena apapun hasilnya bisa jadi akan mempengaruhi mood tim kami. Belum lagi sempat ada kendala dari alat pengujian hingga pengujian harus ditunda selama 1 jam, cerita Sangyang. Mereka juga harus menjalani persiapan selama satu bulan sebelum kompetisi dan menjalani trial error yang jumlahnya tidak terhitung. Setiap hari kami melakukan uji coba sejak setelah Magrib sampai pagi bahkan kami harus menginap di kampus demi kompetisi ini, pungkasnya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU