Trump Mulai Kewalahan Hadapi Virus Corona

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 03 Apr 2020 09:50 WIB

Trump Mulai Kewalahan Hadapi Virus Corona

Oleh : Maria Caspani, Dan Whitcomb SURABAYAPAGI.com, NEW YORK - Pemerintahan Trump tampaknya sepakat dengan para pejabat setempat pada hari Kamis dalam menasehati orang Amerika untuk mengenakan masker ketika berpergian selama pandemi virus corona yang masih meledak, ketika angka kematian AS naik 1.000 dalam satu hari untuk pertama kalinya. Ketika berbicara di Gedung Putih, Deborah Birx, anggota gugus tugas koronavirus Presiden Donald Trump, mengatakan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit A.S akan mengeluarkan pedoman dalam beberapa hari mendatang tentang penggunaan masker. Namun Birx memperingatkan kepada warga amerika, untuk tinggal di rumah kecuali untuk acara-acara penting, tidak boleh meremehkan apabila sudah mengenakan masker maka tidak akan tertular atau terkena virus corona tersebut. Trump, menjawab pertanyaan dari wartawan di briefing yang sama, hanya mengatakan bahwa "jika orang ingin memakai masker, mereka bisa." Pada Kamis malam, angka kematian A.S. dari COVID-19, yaitu penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona, mencapai 5.821, dengan lebih dari 241.000 kasus positif di seluruh 50 negara bagian. Pemerintahan Trump, CDC, dan pejabat kesehatan masyarakat semuanya ragu dengan masalah masker sejak pandemi itu mewabah, pada awalnya penggunaan masker itu tidak diperlukan untuk orang yang sehat, akan tetapi itu juga penting untuk pencegahan. Di New York City, merupakan pusat wabah A.S. dimana Walikota Bill de Blasio mendesak penduduk untuk memakai penutup wajah, mengutip penelitian yang menunjukkan bahwa virus dapat ditularkan oleh orang yang terinfeksi yang tidak menunjukkan gejala. Walikota Demokrat de Blasio menyarankan warga New York untuk menggunakan syal atau masker buatan sendiri karena perlengkapan medis masih kurang. Persediaan peralatan medis darurat yang dikelola oleh pemerintah AS hampir kehabisan pakaian pelindung untuk dokter dan perawat. Di New York City, di mana setidaknya 1.400 orang telah terbunuh oleh virus, rumah sakit dan kamar mayat digunakan seutuhnya untuk mengobati orang yang sakit parah dan untuk menguburkan orang yang telah meninggal karena virus tersebut. Tempat pemakaman dan direktur pemakaman telah memperkirakan lonjakan permintaan yang tidak terlihat dalam beberapa dasawarsa ketika kasus virus corona tersebut melampaui 50.000 orang di kota. Tempat untuk membakar mayat memperpanjang waktu mereka dan membakar mayat sampai malam, dengan mayat-mayat menumpuk begitu cepat sehingga para pejabat kota mencari tempat lain di negara bagian itu untuk tempat-tempat sementara. "Kami sedang mempersiapkan skenario terburuk, yang dalam banyak hal mulai terwujud," kata Mike Lanotte, direktur Asosiasi Direktur Pemakaman Negara Bagian New York. Di Wyckoff Heights Medical Center di Brooklyn, staf disana terlihat membuang pakaian, topi dan peralatan pelindung lainnya di tempat sampah dekat trotoar pada hari Kamis setelah memasukkan mayat ke dalam truk berpendingin. Reuters tidak dapat mengkonfirmasi apakah jenazah korban virus corona karena administrator rumah sakit tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Operator Beatrice Pereira berkata, "Bahwa tidak ada lagi yang tersedia saat ini, semua orang di sini sibuk menyelamatkan nyawa." Pemerintah AS melaporkan bahwa rekor 6,6 juta pekerja telah mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu, dua kali lipat tertinggi sepanjang masa yang ditetapkan seminggu sebelumnya. Perusahaan Walt Disney mengatakan akan memulai cuti karyawan pada 19 April. Tidak disebutkan berapa banyak yang akan terpengaruh. Di Florida, dua kapal pesiar Amerika Holland dengan lusinan pasien virus corona yang sakit berlabuh di pelabuhan dekat Fort Lauderdale, menyelesaikan kebuntuan selama berhari-hari.(reuters/cr-01/dsy)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU