Tren di Vietnam, Jasa Pernikahan Palsu untuk Wanita

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 08 Mar 2018 09:25 WIB

Tren di Vietnam, Jasa Pernikahan Palsu untuk Wanita

SURABAYAPAGI.com - Wanita Vietnam yang ingin menghindari stigma sosial karena memiliki anak di luar nikah kini beralih ke jasa pernikahan palsu. Bisnis tersebut menyediakan calon pengantin pria dan tamu untuk menyelenggarakan pernikahan palsu dengan biaya yang cukup mahal. Dilansir Odditycentral, hamil sebelum menikah dianggap tabu di Vietnam, terutama di bagian utara negara tersebut, di mana norma sosial tradisional masih sangat kuat. Tingkat aborsi Vietnam pun berada di urutan kelima secara global dan pertama di Asia, dengan lebih dari 300 ribu aborsi tercatat setiap tahun. Data menunjukkan bahwa sebagian besar aborsi disebabkan oleh tekanan sosial. Jika calon ibu tetap ingin menjaga bayinya dan pada saat yang sama tak ingin mempermalukan dirinya serta keluarga, mereka bisa memanfaatkan bisnis pernikahan palsu. Jasa ini rupanya telah ada selama beberapa dekade dan menjadi semakin populer. Bisnis pernikahan palsu ini menawarkan kepada wanita cara yang dianggap efektif menyelamatkan diri dari rasa malu di depan keluarga dan teman, dengan mengatur resepsi pernikahan, lengkap dengan pengantin pria dan tamu pernikahan. Beberapa bahkan menawarkan rencana lima tahun, yang memungkinkan klien bisa bersama 'suami' untuk pergi ke berbagai acara dan mempertahankan ilusi bahwa mereka sudah menikah lebih lama. Salah satu perusahaan layanan pengantin Hanoi yang telah menyewakan pernikahan palsu selama lebih dari satu dekade menawarkan biaya yang cukup mahal untuk jasanya. Manajer perusahaan tersebut, Nguyen Van Thien mengemukakan paket VIP yang ditawarkannya sebesar VND 98 juta atau setara Rp 58 juta. Ilustrasi pernikahan palsu. Foto: thinkstock Van Thien juga mengungkapkan bahwa ia telah menyewakan lebih dari 1000 pengantin pria dalam waktu 10 tahun terakhir. Tahun lalu, ia memiliki lebih dari 1000 karyawan, kebanyakan dari mereka adalah pengantin pria palsu dan tamu pernikahan yang bisa berperan dalam 15 pernikahan setiap bulannya. Setiap acara dibutuhkan persiapan khusus untuk memastikan semuanya berjalan baik. Para aktor yang bermain sebagai pengantin pria, keluarga dan teman-temannya harus belajar sebanyak mungkin tentang mempelai wanita dan keluarganya, kemudian bersiap untuk bertindak dengan cara tertentu, tergantung pada kebutuhan klien. "Tergantung pada kasus. Kami mempekerjakan aktor yang berbeda. Misalnya, keluarga kaya akan memiliki tuntutan yang lebih tinggi. Ayah dan ibu pengantin laki-laki juga harus memiliki pendidikan dan pekerjaan yang baik," kata Thien kepada Vietnamnet. Model bisnis yang dijalankan Thien ini banyak mendapatkan kritik. Ia pun mengatakan bahwa perusahaan penyewa pria untuk pernikahan palsu tak akan pernah ada tanpa tekanan sosial yang menimpa wanita muda Vietnam. "Keberadaan layanan ini hanya menunjukkan betapa parahnya penilaian masyarakat. Jika para wanita itu tidak memiliki pernikahan palsu, mereka pasti harus meninggalkan anak mereka atau pindah ke tempat lain yang jauh," kata pengusaha itu.(dt/01)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU