Tim Medsos Pelototi Akun PNS

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 23 Apr 2018 09:30 WIB

Tim Medsos Pelototi Akun PNS

SURABAYAPAGI.com, Surabaya Keseriusan Gubernur Jawa Timur Soekarwo untuk menjaga netralitas di lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASN)/Pegawai Negeri Sipil (PNS) betul-betul dilakukan. Sejumlah data sudah dikumpulkan, tatkala ada laporan dan temuan ada ASN yang membela atau mendukung pasangan calon Khofifah-Emil atau Saifullah Puti. Ketua Tim Medsos Pemprov Jatim, Eddy Santoso mengatakan, bahwa sudah ada tim khusus untuk mengawasi akun-akun media sosial milik ASN. Sekarang saya lagi hunting dan hasilnya belum saya laporkan ke Pak gubernur, terang Eddy, kemarin. Hal tersebut sekaligus menindaklanjuti interuksi dari Gubernur Jatim Soekarwo beberapa waktu lalu. Tim Medsos, kata Eddy, pada saatnya nanti akan membuat laporan khusus kepada pak gubernur hasil dari hunting tim yang sudah dilakukan. Nah setelah saya laporkan ke pak gubernur. Nanti pak gubernur akan disposisi kemana akan ditindaklanjuti dengan tim inspektorat yang berwenang melakukan pemeriksaan dan penindakan, terang Eddy yang juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo)Pemprov Jatim ini. Ditambahkan Eddy, saat ini bersama tim masih bekerja. Ada sekitar 60 orang yang ditugasi khusus untuk mencermati ASN tidak netral menggunakan medsos. Saya mengawasi dan mentelengi. Tapi tindakan tidak netral diluar menggunakan medsos ya bukan kewenangan saya, terangnya. Eddy mengakui, memang tidak mudah mengawasi netralitas ASN di pilkada. Ada ASN yang memihak tetapi dia tidak menggunakan atau tidak terang-terangan. Dan kadangkala itu sulit dibuktikan. Misalnya ada ASN yang membuat fanspage di Facebook untuk paslon tertentu. Namun idenntitas ASN itu tidak muncul meski ada laporan fanspage itu dibuat oleh ASN. Ada juga ASN membuat status, comment atau berswafoto dengan paslon, tapi sekali muncul lalu cepat dihapus. Ada juga yang itu foto lama, di posting jauh hari sebelum masa pilgub, urainya. Ia mencontohkan persoalan berswafoto yang ramai dibicarakan, karena dilakukan Pj Bupati Sampang Jonathan Judianto berfoto bareng salah satu kandidat paslon pilkada Sampang. Setelah diperiksa, ternyata ada momen foto bareng, lalu tiba-tiba si paslon ikut nimbrung foto. Itu ada saksinya. Jadi tidak bisa disalahkan, jelas ketua Forum Kepala Dinas Kominfo tingkat Nasional ini. Menurut Eddy, mengawasi perilaku ASN di medsos adalah hal yang tidak gampang. Untuk itu ia mengaku semakin intens dalam menindaklanjuti aturan Undang-Undang dan juga interuksi Gubernur Soekarwo ini agar reformasi birokrasi tetap terjaga. Kita awasi setiap saat bersama anggota saya di seluruh OPD pemprov JAtim. Bahkan saya juga kerjasama dengan ASN di 38 kabupaten/kota, paparnya. Sejauh, ungkap Eddy, memang ada laporan-laporan yang masuk dari masyarakat. Cara kerjanya, begitu ada aduan di masyarakat. Maka satu x 24 jam akan langsung dijawab. Tapi pihaknya belum bisa menyampaikan ke media siapa-siapa saja ASN yang sudah terdeteksi tidak netral itu. Saya masih bekerja dan nanti akan melaporkanya hanya kepada gubernur. Saya tidak melaporkan ke siapa-siapa selain pak gubernur. Nanti bagaimananya, pak gubernur yang bersikap, imbuhnya lagi. Ia mengakui, disaat pilkada ini, intensitas tim medsos ditingkatkan lagi. Saya bahkan sudah membuat pengumuman ke semua tim medsos di seluruh OPD pemprov Jatim bahkan hingga Dinas Komunikasi dan Informatika di kabupaten/kota, untuk bersama-sama mengawasi, pungkasnya. n rko

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU