Tak Gentar Bersaing dengan McDonald

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 26 Des 2019 20:25 WIB

Tak Gentar Bersaing dengan McDonald

Lebah, sebagian orang tentu menganggap hewan ini sebagai hewan yang menakutkan yang memiliki sengatan menyakitkan. Namun, tidak dengan Tony Tan Caktiong. Tony malah mengambil lebah sebagai filosofi berdirinya warung es krim pertama di Filipina. SURABAYAPAGI.COM, Surabaya -Menurut dia, lebah dikenal sebagai hewan pekerja keras untuk menghasilkan madu. Mereka juga kerap kali dijuluki sebagai pedagang yang membuat pelanggannya bahagia. Inilah yang membuat ia menamakan perusahaanya Jollibee. Jollibee adalah kedai es krim rintisan Tony yang membuat anak dari keluarga imigran asal China ini sebagai orang terkaya nomor tujuh di negeri lumbung padi ASEAN tersebut. Tan sendiri lahir dari orang tua imigran Tiongkok dari Fujian, dengan latar belakang keluarga miskin yang tengah mencari peruntungan di negara Filipina dengan harapan mereka dapat memiliki kehidupan yang lebih baik. Dia bersekolah di sekolah tinggi di Chiang Kai Shek College dan lulus dari Universitas Santo Tomas dengan gelar sarjana teknik kimia. Darah bisnis restoran rupanya telah mengalir deras di tubuh Tonny Tan. Awalnya, Tony belajar memasak melalui ayahnya yang bekerja sebagai koki di kuli. Sudah mahir dalam memasak, Tonny akhirnya mencoba memberanikan diri bekerja di sebuah restoran di Davao dengan ilmu yang hanya dari ayahnya itu. Dari hasil kringat bekerja di Davao itulah, Tony Tan bisa menimba ilmu di Universitas Santo Tomas. Di Universitas tersebut, Tony mendapat kesempatan berkunjung di salah satu pabrik es krim ternama di Magnolia. Tidak disangka-sangka, ketika kunjungan itu, Tony dengan darah bisnisnya melihat sebuah poster yang menunjukkan pengumuman waralaba perusahaan es krim dengan modal 17.500 peso setiap cabangnya. Berasa mendapatkan durian runtuh, Tony akhirnya mengabari keluarganya dan langsung mengambil peluang waralaba salah satu gerai es krim. Disinilah awal perjuangan Tony Tan sebagai pengusaha di mulai, waktu itu di akhir tahun 1970-an. Tony dan keluarga sepakat untuk membeli dua lisensi dagang es krim tersebut kemudian diberi nama Cubao Ice Cream House dan Quiapo Ice Cream House. Ketika bisnis mereka menjadi semakin sukses, mereka mulai mempekerjakan lebih banyak orang untuk membantu mereka mengelolanya. Dua tahun kemudian, ia memutuskan untuk menyajikan hamburger, ayam goreng, dan spageti ketika orang-orang mulai mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak ingin makan es krim sepanjang waktu. Saat itulah mereka memutuskan untuk mengubah citra dan mengubah nama mereka menjadi "Jollibee" karena mewakili mereka sebagai perusahaan, dan orang-orang yang mereka layani - pekerja keras dan bahagia. Tidak lama setelah itu, muncullah restoran makanan cepat saji McDonald, Jollibee tidak pernah memusingkan akan persaingan dengan Mcdonald. Dengan sendirinya, meski Mcdonald berkembang pesat, McDonald gagal mengambil alih popularitas Jollibee. Hal itu karena, menurut Tony, McDonald tidak tahu budaya makanan lokal. Orang Filipina memiliki rasa manis pada makanan, jadi Jollibee memutuskan untuk menyajikan spageti dengan rasa yang lebih manis. Orang Filipina suka mencium semua yang mereka makan, yang merupakan alasan di balik tagline Langhap Sarap yang telah mereka gunakan untuk sementara waktu sekarang. Saat ini Jollibee memiliki tarif 25 juta peso Filipina untuk biaya waralaba. Jollibee di Filipina juga mengakuisisi restoran cepat saji seperti Chowking, Greenwich, Delifrance, Red Ribbon, dan Mang Inasal. Dan Tony Tan sendiri menempati peringkat 529 di dunia dalam daftar Forbes Billionaires 2019 dengan total harta US$ 2,9 miliar atau setara Rp 40,6 triliun (kurs Rp 14.000).

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU