Tahun 2018 Dewan Minta Pemkot Prioritaskan Masalah Banjir

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 02 Jan 2018 18:26 WIB

Tahun 2018 Dewan Minta Pemkot Prioritaskan Masalah Banjir

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya Banjir masih menjadi problem yang belum diselesaikan pada tahun sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD ) Kota Surabaya meminta penanganan masalah banjir harus menjadi prioritas program yang harus dituntaskan Pemkot Surabaya tahun 2018. Jika melihat kondisi saat ini, Surabaya masih mengalami banjir dan terjadi genangan yang mengganggu aktifitas warga. Padahal, berbagai cara sudah dilakukan untuk mengurangi potensi banjir. Diantaranya membangun dan menambah kapasitas pompa, membangun saluran baru, dan membersihkan saluran yang sudah ada. "Saya akui memang periode pertama bu Risma (Tri Rismaharini) sudah berhasil dengan baik. Namun, sekarang masalah banjir saya anggap belum tuntas dan harus menjadi prioritas untuk segera diatasi, " kata Anggota Komisi C DPRD Surabaya, Vinsensius Awey. Awey kembali mengatakan, saat ini legislatif sudah melakukan backup dengan menganggarkan dana yang cukup besar untuk program mengatasi banjir. Anggaran tersebut termasuk pembangunan jembatan Petekan yang berfungsi sebagai pintu air. Untuk membangun pintu air yang terletak di Kalimas sisi utara itu, Pemkot Surabaya mengalokasikan dana sebesar Rp 43 miliar. Oleh karena prioritasnya adalah pengadaan pintu air, tambah dia, maka jika ingin menyelesaikan sampai pada sistem jembatan, harus dianggarkan lewat perubahan anggaran keuangan (PAK). "Untuk proyek jembatan petekan sudah diputuskan dibangun mandiri pakai dana APBD. Tidak lagi menunggu dari pusat," terang politisi Partai Nasdem yang akrab disapa Awey ini. Karena itu, lanjut Awey meminta kepada Pemkot Surabaya untuk merealisasikan proyek Petekan karena menjadi salah satu langkah mengatasi banjir. "Fungsinya jelas untuk mengatur ketinggian air dan bisa digunakan untuk destinasi transportasi air yang punya potensi wisata, " terangnya. Selain realisasi pelaksanaan proyek Petekan, Awey juga menyoroti pembuatan saluran tidak terintegrasi dengan baik. Akibatnya, arus air yang seharusnya tersambung menjadi terhambat dan berakibat banjir. "Ini harus diperhatikan. Saya melihat saluran primer, tersier, sekunder tidak terintegrasi dengan baik. Jadi jangan alam terus yang disalahkan tapi bagaimana berupaya maksimal," tambahnya. Catatan lain Vinsensius terhadap kinerja Pemkot Surabaya selama 2017 adalah kurang memperhatikan keberadaan cagar budaya yang seharusnya dipertahankan dengan baik. Menurutnya pembangunan kota harus seirama dengan pelestarian cagar budaya sehingga bisa dimanfaatkan sebagai objek wisata. "Kita semua melihat banyak bangunan cagar budaya yang punya potensi wisata kurang perhatian. Tentunya jika dikelola dengan baik tinggal menggali potensi ekonominya," katanya. Selain itu Sekretaris Komisi C DPRD kota Surabaya Camelia Habiba juga meminta Pemkot Surabaya untuk memantau kondisi plengsengan maupun kawasan pinggir sungai maupun saluran besar yang masih membutuhkan perhatian. Hal tersebut untuk memiminimalisir adanya longsor yang dapat membahayakan pengguna jalan maupun warga setempat. Ia mengatakan, pemantauan terhadap kondisi plengsengan di Surabaya juga harus menjadi perhatian Dinas PU Bina Marga dan Pematusan. Adanya retakan hingga longsor yang terjadi pada beberapa plengsengan harus mendapatkan penanganan. Jangan disepelekan karena kondisinya bisa menggerus tanah di sekitarnya jika longsor, jelasnya. Dia mencontohkan, longsornya plengsengan di Kali Gununganyar juga harus menjadi perhatian. Hal tersebut sebagai salah satu bukti jika kurangnya control terhadap kondisi plengsengan di Surabaya. Jika dibiarkan, plengsengan yang berbatasan dengan jalan umum itu bisa membuat kendaraan terperosok. Anggaran yang besar untuk Dinas PU Bina Marga dan Pematusan harus bisa memilah fungsinya, ucap politisi yang juga menjabat sebagai Sekretaris Fraksi PKB ini. Selain itu, Komisi juga mencatat ada laporan terkait kawasan sepanjang Kali Tebu di Kelurahan Tanah Kalikedinding, Kecamatan Kenjeran juga rawan ambrol. Kondisi rawan ambrol di daerah tersebut hendaknya diperhatikan pada pengerjaan proyek 2018 nanti. Habiba berharap, minimalisir kejadian longsor harus menjadi prioritas. Penanganan banjir dengan normalisasi sungai maupun saluran diharapkan juga seiring dengan pembuatan serta pemantuan plengsengan di beberapa titik. Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati mengatakan, pengerjaan proyek plengsengan juga jadi prioritas. Ada beberapa titik yang jadi pantauan dan akan diperbaiki. Kami tidak biarkan plengsengan rusak, ujarnya singkat. Alq

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU