Suroboyo Bus, Bukan Solusi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 18 Jul 2018 06:57 WIB

Suroboyo Bus, Bukan Solusi

Pakar transportasi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya , Machsus, S.T, M.T mengungkapkan kemacetan di Surabaya ini karena menumpuknya jumlah kendaraan. Disisi lain Pemkota Surabaya belum mampu membuat kebijakan lalu lintas yang tepat. Sehingga kapasitas jalan itu tidak bisa melayani secara optimal. Sementara pergerakan kendaraan volumenya semakin meningkat, ungkap Machsus kepada Surabaya Pagi, Selasa (17/7/2018). Lebih lanjut, Machsus mengatakan Pemkot harus bisa mengeluarkan kebijakan kepemilikan kendaraan. Hal tersebut bisa diskemakan satu orang bisa memiliki lebih dari satu kendaraan namun pada kendaraan kedua dan seterusnya pajak harus lebih tinggi. Status kepemilikan ada pembatasan, misalnya orang meskipun kaya boleh memiliki banyak kendaraan, namun atas nama yang sama kendaran kedua ketiga itu harus mahal pajaknya, tambahnya. Pembatasan lalu lintas, lanjutnya juga bisa pembatasan usia kendaraan. Seperti di negara maju itu dibatasi ketika sudah berumur ada yang 15 atau 20 tahun, kendaraan itu tidak boleh lagi dioperasikan di kota. Namun kendaraan itu harus bergeser keluar daerah yang belum tinggi volumenya. Bisa ke luar Jawa misalnya, bebernya lagi. **foto** Machsus juga menyoroti kebijakan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terkait pengadaan Suroboyo Bus yang digadang-gadang sebagai angkutan massal. Menurutnya Suroboyo Bus sejauh ini belum ada pergerakan signifikan untuk mengatasi kemacetan Surabaya. Tidak terlalu efektif ya,Suroboyo Bus itu bisa dilihat itu. Di hari-hari kerja kok kurang. Saya beberapa kali papasan itu tidak banyak juga penumpangnya, ramenya malah hari minggu orang-orang untuk wisata , bebernya. Dia menjelaskan sepinya minat Suroboyo Bus tersebut karena kurang praktisnya dalam menaikinya. Dengan pembayaran non tunai dirasa membuat banyak warga enggan menaikinya, apalagi secara ketepatan waktu belum teruji. Warga juga kesulitan kalau pembayarannya satu rigit menggunakan plastik itu, ketika lupa bawa plastik kan gak bisa naik. Makanya itu kan salah satunya, kemudian angkutan umum itu kan mestinya ketepatan waktu itu masih problem di Surabaya, pungkasnya. Sementara itu, pantauan lapangan, Surabaya Bus sepi penumpang. Seperti terlihat di halte Darmo, Selasa (17/7/2018) pukul 14.30 wib. Terlihat hanya ada 6 orang penumpang. Sedangkan di halte RS. Darmo pada pukul 14.58 wib hanya berisi 2 orang penumpang. Pada pukul 14.40 wib hanya berisi 12 orang penumpang. Padahal kapasitas bus sendiri berisi 70 penumpang, dengan 40 kursi duduk dan 30 berdiri. Laporan: Revil Riangga

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU