Sulap Limbah B3 Jadi Beton Berkualitas Tinggi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 07 Feb 2018 17:24 WIB

Sulap Limbah B3 Jadi Beton Berkualitas Tinggi

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Prestasi yang membanggakan kembali berhasil ditorehkan oleh mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dalam Kompetisi Rancang Bangun (KRB) 2018 yang diselenggarakan di Universitas Udayana, Denpasar, Bali, awal Februari ini. Dalam sesi Lomba Beton Nasional ini tim Senanjaya 79 dari Departemen Teknik Sipil ITS berjaya dengan menyabet juara pertama. Ajang ini diikuti oleh 63 peserta dari 53 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Mengusung tema High Early Strength and Low Cost Concrete Competition, kompetisi ini menantang para peserta untuk membuat beton bermutu tinggi dalam waktu tujuh hari dengan biaya yang relatif murah. Tim Senanjaya 79 yang digawangi oleh tiga mahasiswa yakni Andini Dwi Agustin, Jonathan Febryan, dan Reza Syihabul Millah S serta satu dosen pembimbing, Faimun MSc PhD. Menanggapi tema tersebut, tim ini kemudian membuat inovasi beton dengan menggunakan fly ash atau sisa pembakaran batu bara pada pembangkit listrik sebagai pengganti semen dan tawas sebagai campurannya. Menurut Reza, pada umumnya, beton dengan rancangan kuat tekan dalam 28 hari menghasilkan 60 mpa. Namun berkat kerja keras dari tim ini, inovasi beton mereka mampu menghasilkan kuat tekan 62,3 mpa dalam waktu tujuh hari. Beton tersebut kemudian diberi nama Beton As Crete (Alumn and Sugar Conctete). Selain itu, ia juga mengutarakan bahwa tim Senanjaya 79 ini sempat mengalami kesulitan dalam mencari material. Pasalnya, fly ash merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun atau yang biasa dikenal sebagai limbah B3, sehingga perlu adanya penanganan khusus dan surat pengantar untuk memperolehnya. Selain dari referensi jurnal asing, kami juga melakukan penelitian kurang lebih satu sampai dua bulan sehingga ide tersebut benar-benar matang, jelas mahasiswa angkatan 2016 itu. Meski mengaku persaingan yang terjadi antara peserta cukup ketat, namun tim ini tetap optimistis untuk membawa pulang juara pertama. Kami merasa yakin karena penelitian ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia, ujarnya percaya diri. Di akhir, Reza mengatakan bahwa tidak hanya untuk sekedar lomba, lebih jauh lagi timnya berharap agar karya mereka nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas dengan penelitian lebih lanjut yang lebih sempurna hasilnya.ifw

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU