Strategi OJK Saat Dicecar Soal Goreng Saham

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 22 Jan 2020 17:50 WIB

Strategi OJK Saat Dicecar Soal Goreng Saham

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta Rapat yang digelar Komisi XI DPR RI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Rabu (22/01) telah membahas evaluasi industri jasa keuangan.Dalam rapat tersebut pun DPR banyak melintarkan pertanyaan mengenai pengawasan jasa keuangan oleh OJK. Rapat tersebut digelar berkaitan dengan pembentukan Panja (panitia kerja) Pengawasan Kinerja Industri Jasa Keuangan, dengan prioritas pembahasan atas permasalahan PT Asuransi Jiwasraya (Persero), AJB Bumiputera 1912, PT Asabri (Persero), PT Taspen (Persero) dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Anggota Komisi XI Mukhamad Misbakhun dari Fraksi Partai Golkar dapil Jawa Timur II, mempertanyakan kenapa marak terjadi aksi goreng-mengoreng saham di pasar modal di tengah pengawasan OJK. "Penggorengan saham bisa terjadi itu gimana? Jangan terlalubottom melihat kita, kalau kita tidak mengerti begituan. Kenapa bisa terjadimiss? Pengawasan emiten kan ada di tangan Bapak [OJK], bagaimana modus menggoreng gimana? tanya Misbakhun kepada jajaran OJK yang dipimpin Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner OJK. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap Anggota Dewa Komisioner OJK, Hoesen, menjelaskan untuk melihat aksi goreng-menggoreng saham, tidak bisa hanya dilihat ujungnya. "Untukaddress goreng menggoreng, gak bisa dilihat di ujungnya dalam goreng menggoreng. Melihat di pasar primer, pasar primer distribusinya selama ini gak transparan, ini yang akan kita perbaiki," jelasnya. Mantan Direktur PT Danareksa ini mengatakan guna mencegah aksi tersebut, pihaknya bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengembangkan platform elektronik IPO, atau penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) secara elektronik. "Kita sedang kembangkan elektronik IPO, akan transparan dari pasar primer. Goreng-menggoreng itu sesuai mekanisme pasar, sesuai di pasar sekunder dan bisa memborong di pasar. Ini terjadi karenasupply (saham) dikuasai dandemand di-create. Ini akan lemah kalau dilihat di pasar sekundernya aja," katanya. Sebagai catatan, Reliance Sekuritas Indonesia, menjelaskan bahwa istilah goreng saham merupakan bahasa pasar ataumarket yang berarti peningkatan harga suatu saham perusahaan secara signifikan yang tidak dilandasi oleh fundamental atau aksi korporasi dari perusahaan tersebut. Lebih lanjut Anggota Komisi XI lainnya, Heri Gunawan, menegaskan goreng-menggoreng saham terjadi karena ada kelalaian pengawasan dari OJK. "Sekarang muter-muternya begitu. Langkah strategisnya apa? Kita ingin yang konkret dan terkesan gak optimal. Bahkan sampai muncul pengawasan dari Kejaksaan. Karena OJK akan mengeluarkan pedoman MI [manajer investasi], dan akan registrasimarket (maker), berarti pengawasan tidak optimal. Gak usah ditutupi, dan ingin langkah konkret dan terkait nasabahnya? Mari dalami dulu," tegas Heri dari Fraksi Gerindra dapil Jawa Barat IV ini. "Ini kan modusnya sama, dan industrinya kompleks. Asuransi dijual melalui perbankan dan ditempatkan pasar modal. Ini buat masyarakat jadi gak percaya. Dengan adanya kasus seperti ini, ini jadisilly. Konyol gak tau apa-apa padahal modusnya itu-itu aja," tegas Anggota Komisi XI lainnya. Dalam kesempatan sebelumnya, BEI juga menegaskan segera mengimplementasikan sistem penjatahan elektronik (electronic bookbuilding) saat penawaran umum saham perdana atau IPO. Sesuai dengan namanya, nantinya proses pemesanan untuk saham-saham yang akan melakukan IPO akan dilakukan secara terbuka melalui sistem elektronik.JK05

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU