Stok Bahan Baku Menipis, Industri Mamin Kritis

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 10 Sep 2019 19:08 WIB

Stok Bahan Baku Menipis, Industri Mamin Kritis

SURABAYAPAGI.com - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) telah dilanda kroitis masih harus menunggu keputusan pemerintah untuk menaikkan kuota impor garam industri. Pemerintah diharapkan terus bergerak cepat lantaran kondisi industri makanan dan minuman disebut tengah kehabisan bahan baku berupa garam. Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman mengungkapkan pelaku usaha susah berproduksi karena garam industri yang menjadi bahan baku sudah menipis. Meski terseok-seok, namun Adhi menyebut beberapa industri makanan minuman masih bisa bertahan hidup dengan sisa bahan baku yang tersedia ada. "Pengusaha makanan dan minuman sebagian kritis tapi masih jalan. Semoga ada keputusan (impor) cepat," jelas Adhi dilansir dari CNNIndonesia.com, Selasa (10/9). Adhi mengatakan, Gapmmi sebelumnya telah mengajukan penambahan kuota impor garam industri sebanyak 250 ribu ton sejak Juli 2019 lalu. Penambahan diajukan karena pasokan garam industri impor sebanyak 300 ribu ton sudah nyaris habis. Namun, pada awal bulan Agustus lalu, pemerintah ternyata meminta industri untuk menyerap 1,1 juta ton garam lokal. Hanya saja, industri tak bisa menggunakan garam lokal lantaran kandungannya berbeda. Salah satunya alasannya adalah kadar air garam lokal di atas 1 persen, di mana angka ini dianggap terlalu tinggi dibandingkan garam impor. "Karena kebanyakan dari stok yang ada sekarang di dalam negeri itu kadar airnya tinggi, kami butuh yang 0,5 persen," tuturnya. Kendati demikian, ia sudah mendengar informasi bahwa usulan mengenai tambahan impor garam industri sudah masuk tahap final di pemerintah. Seharusnya, Kementerian Perdagangan akan memutuskannya dalam waktu dekat. "Sedang dibahas final, hari ini difinalkan," terangnya. Pada tahun ini, pemerintah memberikan kuota impor garam industri sebesar 2,7 juta ton, di mana realisasinya sudah mencapai 1,54 juta ton atau 57,03 persen hingga semester I lalu. Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) mengatakan stok garam impor per akhir Agustus mencapai 77 ribu ton yang seharusnya habis pada bulan ini.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU