Skenario Head to Head Lawan PDIP Lebih Menarik

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 24 Jan 2020 00:30 WIB

Skenario Head to Head Lawan PDIP Lebih Menarik

SURABAYA PAGI, Surabaya - Sikap dingin PDIP yang tak kunjung mengumumkan siapa jagoan mereka dalam kontestasi Pilwali Surabaya rupanya membuat partai-partai lain tidak sabar. Apalagi, ditambah dengan Machfud Arifin, yang gencar melakukan safari politik. Buntutnya, dalam dua pekan belakangan ini, sejumlah partai mulai terang-terangan mengungkap arah politik mereka. -------------- Terkait hal ini, pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokhim Abdussalam mengungkapkan, sikap dingin PDIP yang menutup pintu komunikasi politik itu menunjukkan, bahwa upaya bergabung ke kandang banteng itu hampir mustahil. Akibanya, partai-partai pun membangun poros sendiri dengan mengusung Machfud Arifin. Menurut Surokhim, khususnya bagi partai-partai yang hanya mempunyai jumlah kursi minim, mereka tidak akan bersedia menanti lama-lama. Sialnya, partai-partai menengah itu membutuhkan kejelasan arah politik. "Kalau PDIP tidak bisa ditembus, alternatifnya ya merapat ke kubu Machfud Arifin," papar Surokhim kepada Surabaya Pagi, Kamis (23/1). Oleh sebab itu, sambung peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) ini, potensi terjadinya calon tunggal dalam perhelatan Pilwali Surabaya terlampau kecil. Soalnya, latar belakang pemilih di Kota Surabaya adalah beragam. Lalu, adanya pertumbuhan pemilih rasional. Kemudian, bakal mencoreng muka partai-partai kalau terjadi satu paslon saja. Yang terakhir, komposisi partai-partai di parlemen hampir mustahil melahirkan satu paslon saja. "Jangan lupakan calon independen kalau mereka bisa memenuhi syarat," tutur Surokhim. "Menurut saya, tidak mungkin terjadi paslon tunggal," jelasnya. Terpisah sosiolog politik Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Agus Mahfud Fauzi menambahkan, safari politik yang dilancarkan oleh Machfud Arifin sejatinya tidak hanya untuk mengantongi rekom, tapi juga sebagai sarana silaturahmi. Artinya, kalaupun partai-partai yang disasar Machfud tidak menerbitkan rekom untuknya, setidaknya partai-partai tersebut tetap bersimpati padanya. Karena keadaan politik Surabaya yang masih lengang, maka pintu-pintu silaturahmi terbuka lebar bagi tokoh manapun yang hendak maju pilwali, kecuali dari PDIP yang dengan tegas sudah menutup pintu komunikasi. Walau demikian, Agus Mahfud berkeyakinan kalau partai-partai tetap akan mengutamakan usulan yang datang dari DPC tingkat kota. "Jangan sampai pihak DPC yang menggelar rekrutmen, lalu mendadak Pak Machfud datang ke DPP meminta rekom. Itu tidak bisa. Pak Machfud pasti menghormati proses di tingkat bawah, walau keputusan tetap ada di DPP," ucap Agus Mahfud. Karena sikap Machfud Arifin yang fleksibel dan cair sehingga mampu menuai rekom dari sejumlah partai, maka potensi head to head antara koalisi besar versus PDIP bisa saja terjadi. Menurut Agus Mahfud, jika yang terjadi head to head, maka hal itu akan sangat menarik. Pasalnya, Machfud Arifin dikenal sebagai ketua pemenangan Jokowi-Maruf Jatim dan PDI-P adalah pengusung Jokowi-Maruf dalam Pilpres 2019. Dengan begitu, masyarakat masih melihat adanya hubungan antara Machfud Arifin dan PDIP sebagai pendukung Jokowi. "Kalau skenario head to head yang terjadi, maka akan sangat menarik untuk dilihat bagaimana kedua calon nantinya saling berebut suara dari PDIP," tutur Agus Mahfud. n rga

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU