Setelah Sontoloyo, Jokowi : Politik Genderuwo

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 09 Nov 2018 14:53 WIB

Setelah Sontoloyo, Jokowi : Politik Genderuwo

SURABAYAPAGI.com - Setelah heboh dengan istilah politikus sontoloyo, Presiden Joko Widodo, kini memperkenalkan jenis politik yang lain. Jokowi menyebut ada model politik genderuwo. Apa yang dimaksud? Jokowi menjelaskan, saat ini, banyak politikus yang memengaruhi. Tetapi, tidak memiliki etika dan sopan santun. "Coba kita lihat, politik dengan propaganda menakutkan membuat kekhawatiran, propaganda ketakutan coba," kata Jokowi, saat acara pembagian sertifikat di Tegal, Jawa Tengah, Jumat 9 November 2018. Usai membuat khawatir, lanjutnya, maka politikus itu melakukan propaganda ketidakpastian. Masyarakat digiring ke sana, yang akhirnya membuat masyarakat ragu dan muncul ketakutan. Pola politik menakut-nakuti seperti itu, menurut Jokowi, adalah cara genderuwo. Dalam pemahaman luas, genderuwo adalah hantu yang membuat masyarakat takut. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, genderuwo berarti hantu yang konon serupa manusia yang tinggi besar dan berbulu tebal. "Masa masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan, enggak benar kan? Itu yang sering saya sampaikan politik genderuwo. Nakut-nakuti," katanya. Genderuwo juga disebut dengan istilah yang sama di beberapa daerah. Menurut Jokowi, itu artinya sama saja. "Sing politik meden-medeni (yang politik menakut-nakuti). Jangan sampai seperti itu," katanya. Padahal, lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, masyarakat di bawah justru tidak ada yang takut dan senang-senang saja. "Masyarakat seneng-seneng semua kok, kok diweden-wedeni (ditakut-takuti)," lanjut Jokowi. Dia berharap, politik genderuwo tidak dilakukan, karena hanya membuat masyarakat takut. Padahal, itu tidak benar sama sekali. "Jangan sampai propaganda ketakutan menciptakan suasana ketidakpastian, menciptakan munculnya keragu-raguan," katanya.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU