Sepi Pembeli Akibat Covid-19, Penjualan Gula Pasir di Pasar Jombang Turun 2

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 07 Apr 2020 18:13 WIB

Sepi Pembeli Akibat Covid-19, Penjualan Gula Pasir di Pasar Jombang Turun 2

SURABAYAPAGI,COM, Jombang - Pedagang kebutuhan pokok ikut terdampak dengan adanya pandemi Covid-19 ini. Setelah pedagang beras, kini pedagang gula pasir juga mengalami hal yang sama. Adanya pembatasan aktifitas yang dilakukan oleh pemerintah, ikut mempengaruhi daya beli masyarakat. Disamping itu, dari pihak distributor barangnya sempat kosong. "Ada yang datang dari Blitar, tetapi tidak bisa masuk. Ya mungkin karena korona ini, sehingga jalannya kan dibatasi sekarang, ujar Iwan Pujianto, salah satu pedagang Pasar Pon, Jombang, Selasa (07/4/2020). Iwan menjelaskan, penjualan turun sekitar 20 persen. Hal ini disebabkan daya beli masyarakat turun. Warung dan kafe sekarang banyak yang tutup. Selama ini pelanggan di tokonya mayoritas pedagang kaki lima (PKL). Karena nggak ada yang jual (warung dan kafe, red), otomatis penjualan turun dan sekarang hilang. Tidak ada sama sekali yang kesini, jelasnya. Selain pembeli yang menurun drastis, harga gula pasir hingga saat ini belum berubah. Harga per kilo masih Rp 17.500. Di pengecer, harga gula menjadi Rp 18.000 per kilo. "Saat ini harga belum sepenuhnya normal dan cenderung fluktuatif. Hari ini saya jual Rp 17.500 per kilo, tiga hari lalu Rp 17.300, katanya. Fluktuatif harga gula, terkadang mengalami kenaikan dan kadang turun. Iwan baru saja mengambil dari distributor Rp 17.200. "Mungkin nanti jualnya Rp 17.700. Selisih distributor dengan pedagang sekitar Rp 500, terangnya. Iwan mengungkapkan, ketidak stabilan harga gula ini terjadi hampir satu bulan, atau sebelum ada pandemi virus Covid-19. Ini yang paling lama tidak sampai turun, mesti di atas Rp 15.000. Sebelumnya harga normal Rp 13.500 per kilo, ungkapnya. Sementara itu, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagrin) Jombang mengakui, bahwa harga gula di Kabupaten Jombang tergolong masih tinggi. Kabid Sarana Perdagangan dan Bapokting Disdagrin Jombang, Nursila Cahyaningrum memaparkan, jika stok gula mulai menipis, dan hanya mampu bertahan beberapa bulan kedepan. Data yang tercatat stok gula di Jombang 16,5 ton. Memang saat ini gula masih di angka Rp 17,500 per kilogram, paparnya. Nursila menegaskan, stok gula yang ada di Jombang itu berasal dari bulog sebanyak 9 ton, dan membeli dari pabrik gula PT Kebun Tebu Mas (KTM) sebanyak 7,5 ton. Karena stok di pabrik gula Jombang sendiri sudah tidak ada lagi. Tinggal yang ada di petani. Data tersebut masih belum stok dari distributor maupun toko modern di Kabupaten Jombang," tegasnya. Namun untuk saat ini, lanjut Nursila, pendataan masih dalam proses. Sok gula di Jombang masih aman hingga bulan Juni. Sehingga saat puasa maupun lebaran nanti tidak ada kelonjakan harga gula. Kami juga melakukan pemantauan agar tidak ada kelonjakan harga, cetusnya. Memang saat ini, upaya untuk menekan harga gula hanya memantau ketersedian di pasaran saja. Karena belum bisa melakukan operasi pasar di tengah pandemi virus Covid-19. Karena kondisi fokus pencegakan penyebaran virus korona, kami masih belum tahu, apakah nanti ada operasi pasar atau tidak. Yang jelas, pemantauan kami lakukan agar ketersedian gula di pasaran ada, pungkasnya.(suf)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU