Senior PDIP L Soepomo Tutup Usia

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 27 Des 2018 14:56 WIB

Senior PDIP L Soepomo Tutup Usia

SURABAYAPAGI.com - Tokoh senior PDIP L Soepomo tutup usia. Tokoh Marhaen Jawa Timur (Jatim) ini mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 05.00 WIB, Kamis (27/12/2018) selepas subuh, di rumahnya Jalan Rungkut Harapan G-33, Kota Surabaya. Kematian L Soepomo ini sempat membuat keluarga kaget. Pasalnya, politisi senior PDIP ini tidak menderita sakit. Hanya saja usianya memang sudah lanjut, yakni 74 tahun. Mungkin karena sudah sepuh. Tadi pas mau dibangunkan untuk Salat Subuh ternyata sudah tidak bergerak, kata salah seorang kerabat Soepomo, SW Nugrogo, Kamis (27/12/2018). Nugroho menjelaskan, biasanya pamannya bangun lebih awal saat subuh. Setelah itu membangunkan istri dan anak-anaknya. Namun, pagi tadi kebiasaan itu tidak dilakukannya. Keluarga juga heran dan mengira paman ketiduran. Ternyata tidur untuk selama-lamanya, katanya. Atas kabar ini, Nugroho memohon doa agar L Soepomo Husnul Khotimah. Tak lupa, Nugroho juga menyampaikan permohonan maaf almarhum. Mohon dimaafkan seluruh kesalahan dan kekhilafan Bapak (L Soepomo) semasa hidup di dunia, katanya. Nugroho menjelaskan, siang ini almarhum Soepomo akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Surabaya. Sementara itu, sejumlah tokoh PDIP tampak hadir melayat. Mereka antara lain, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP Bambang DH, mantan Wakil Ketua DPRD Jatim Budi Harjono (Nanang), serta Wakil Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana. PDI Perjuangan kehilangan tokoh panutan, yang habis-habisan menjaga partai ini di masa sulit. Beliau gigih menjalankan ajaran Soekarno, dan menaruh perhatian besar terhadap kelangsungan PDI Perjuangan, sampai akhir hayat. Selamat jalan, Pak Pomo, kata Whisnu yang juga putra dari tokoh senior PDIP Soetjipto, teman seperjuangan L Soepomo. Sementara itu, Bambang DH menceritakan, jiwa nasionalis Soepomo ada sejak remaja. Di usia remaja, beliau sudah menceburkan diri dalam gerakan kaum nasionalis. Beliau pernah memimpin Gerakan Pemuda Marhaen (GPM) Kota Surabaya, katanya. Tak lama setelah itu, Soepomo, lanjut Bambang, aktif di Partai Demokrasi Indonesia (PDI), hasil fusi sejumlah partai politik, di antaranya PNI yang dilahirkan Soekarno. Bahkan, saat Kongres Luar Biasa PDI tahun 1993 di Asrama Haji, Sukolilo, Surabaya, Soepomo menempatkan diri di barisan pendukung Megawati Soekarnoputri. Kesetiaannya pada Megawati kata Bambang, teruji ketika PDI diterpa gonjang-ganjing dualisme kepemimpinan. Ini akibat Kongres PDI di Medan, tahun 1996, yang menaikkan lagi Soerjadi dan Butu Hutapea berkat dukungan Orde Baru. Kongres di Medan, kala itu, disambut gelombang unjuk rasa massa rakyat di berbagai kota di tanah air. Di Kota Surabaya, pusat gerakan di Posko Pandegiling. Dan beliau bersama Pak Tjip (Soetjipto, mantan Sekjen DPP PDIP) tak henti menggerakkan perlawanan massa, kata Bambang. Buah dari perjuangan itu, Soepomo terpilih menjadi anggota DPRD Jawa Timur pada pemilu 1999. Lalu, pada Pemilu 2004, Soepmojo terpilih menjadi anggota DPR RI. in

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU