Sembuh dari Covid-19, Tumpengan, Dapat Ijazah dan Diwisuda

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 23 Sep 2020 21:42 WIB

Sembuh dari Covid-19, Tumpengan, Dapat Ijazah dan Diwisuda

i

Beberapa pasien sembuh dari virus Covid-19 bersiap pulang di rumah sakit Lapangan KOGABWILHAN II Indrapura, Surabaya, Rabu (23/9/2020). SP/Patrik Cahyo

 

Cara Unik RS Lapangan untuk Pasien Sembuh Covid-19

Baca Juga: Imigrasi I Surabaya Berhasil Terbitkan Hampir 10 Ribu Paspor

 

SURABAYAPAGI.COM, SurabayaAda hal yang menarik dari para pasien yang berhasil sembuh dari virus Covid-19 di Rumah Sakit Lapangan KOGABWILHAN II Indrapura (RSLI) Surabaya. Mereka merayakan “kelulusan” dengan menggelar “wisuda kelulusan” dari perawatan virus Covid-19 lebih dari 14 hari di rumah sakit yang juga menjadi Museum Kesehatan.

“Alhamdulillah, bisa melewati penyakit ini. Memang awalnya saya sih tidak terasa, tetapi ada kendala yang saya alami di pernafasan. Lalu di swab, ternyata positif. Alhamdulillah, kini sudah sembuh,” kata seorang perempuan yang meminta namanya tidak dipublikasikan, kepada Surabaya Pagi, Rabu (23/9/2020) kemarin.

Ia pun kaget, kesembuhan ini juga dirayakan dengan cara digelar wisuda kelulusan bagi para pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19. Menurutnya, ini menjadi momen tak terlupakan melawan penyakit Covid-19.

“Ini momen tak terlupakan. Selama dirawat pun, juga selalu didukung penuh dan dimotivasi. Senam pagi, berjemur, makanan gizi,minum jamu, hingga diajak berpikir positif,” tambah perempuan asal Surabaya ini.

Saat wisuda kelulusan, para pasien sembuh (atau disebut penyintas Covid-19) mendapat dokumen semacam ijazah kelulusan bahwa dirinya sudah sembuh.

Di RSLI Surabaya sendiri sudah digelar wisuda Penyintas Covid-19 yang ke 92, dengan total sembuh 2.015 orang dari total pasien masuk sebanyak 2.169.

Hingga saat ini, pasien yang masih dirawat di Rumah Sakit Lapangan ini tersisa 162 orang terdiri dari 97 laki-laki dan 65 perempuan.

 

Kontribusi Besar

Dengan demikian, RSLI memberikan kontribusi kesembuhan untuk kota Surabaya sebesar 16,7 persen dari sejumlah 11.925 pasien sembuh.  Dan pasien sembuh Jawa Timur sebesar 5,93% dari sejumlah 33.978 pasien sembuh. Nasional sebesar 1,1 persen dari sejumlah 184.298 pasien sembuh.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Usulkan SERR ke Pusat

Sementara, untuk kota Surabaya sendiri, peningkatan angka pasien sembuh cukup signifikan setiap harinya. Rabu (23/9/2020) sendiri sebanyak 176 pasien dinyatakan sembuh.

Tak heran, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengklaim, saat ini Surabaya sudah mulai masuk zona orange, bukan merah lagi. Dikarenakan tingkat penularannya mulai rendah dan kesembuhan mulai tinggi.

"Untuk menjaga tren membaik kita tidak boleh lengah, justru kita malah turun dan agak keras. Kita turun lebih sistemik dibanding kemarin-kemarinnya," ungkap Risma, kemarin.

Lebih lanjut, pihaknya bersama jajaran TNI dan Polri akan terus berupaya memutus mata rantai Covid-19, bahkan tak segan menerapkan sanksi denda bagi pelanggar protokol kesehatan yang diharapkan efektif mendisiplinkan masyarakat.

"Kita harapkan denda-denda ini efektif dan bisa memberikan efek jera. Justru kita sekarang sering razia. Turun terus kita pantau terus daerah-daerah yang rawan," imbuh Wali Kota Risma yang menjabat dua periode ini.

 

Self Assessment Kasus Covid-19

Baca Juga: Tingkatkan Kepuasan Masyarakat, Satpas SIM Colombo Gaungkan Pelayanan Prima dan Transparansi

Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Surabaya, Febria Rachmanita menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya menggunakan metode perhitungan bobot indikator kesehatan masyarakat dalam melakukan self assessment untuk memonitoring dan evaluasi internal kasus Covid-19.

Adapun hasil self assessment itu yang dilaporkan ke Provinsi dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Kita juga melakukan self assessment dengan membuat perhitungan yang mengacu pada (indikator) penilaian pusat (Kementerian Kesehatan). Dan ternyata, dari data yang ada, memang ada penurunan dari bulan-bulan sebelumnya," beber Febria.

Tepatnya, instrumen dalam self assessment itu memuat 14 indikator penilaian dan ditambah satu indikator Rt angka reproduksi efektif atau triangulasi.

Namun demikian, penilaian itu tak hanya menambah indikator Rt (triangulasi), tetapi juga penilaian melalui indikator epidemiologi, pelayanan kesehatan, evaluasi laju insidensi dan mortality rate juga dilakukan. pat/byt

 

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU