Sembilan Daerah Jatim Rawan Tsunami, Pemerintah Belum Bangun Shelter

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 27 Sep 2020 22:24 WIB

Sembilan Daerah Jatim Rawan Tsunami, Pemerintah Belum Bangun Shelter

i

Berdasarkan analisis buku pemutahkhiran sumber dan peta gempa di Indonesia, bila gempa bumi bermagntudo 8,9 terjadi di segmen megathrust Nias Mentawai, kemungkinan besar akan diikuti tsunami.SP/SP

SURABAYA PAGI, Surabaya - Seusai riset dari ITB yang menyebutkan akan ada gelombang laut setinggi 20 meter dan mengakibatkan tsunami di Laut Selatan Jawa, khususnya di Jawa Barat dan Jawa Timur, terus direpon Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim. Bahkan BPBD Jatim telah memetakan ada sembilan daerah yang rawan tsunami.

Ke sembilan daerah tersebut  adalah, Kabupaten Pacitan, kemudian Trenggalek, Tulungagung, Kab dan Kota Blitar, Kabupaten Malang, Lumajang, serta, Jember serta Banyuwangi.

Baca Juga: Hanya 130 Juta, UPT Keramik di Malang Perlu Dukungan Pemprov Jatim

Plt Kalaksa BPBD Jatim Yanuar Rachmadi mengatakan, Jawa Timur terus merespon berbagai perkembangan bencana, meski demikian edukasi terhadap bencana tsunami ini telah dilakukan pada 2019, jauh sebelum riset ITB itu dikeluarkan.

Yanuar mengisahkan, sekitar bulan Juli hingga Agustus 2019 telah dilakukan ekspedisi tsunami dari ujung timur Pulau Jawa(Banyuwangi) hingga ujung barat Pulau Jawa(Banten). Tujuannya  untuk memberikan edukasi kepada seluruh masyarakat di pesisir Pantai Selatan Jawa dalam mengantisipasi dan mengambil langkah penanganan dan pencegahan terjadinya tsunami.

"Edukasi itu semisal bila ada pengumuman tsunami  dikeluarkan  pemerintah, maka harus berlari ke tempat tinggi, kemudian jangan mendekat kepantai hingga mengikuti rambu - rambu yang  sudah dipasang oleh pemerintah serta hanya mempercayai info yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintah," ujar Yanuar yang juga menjabat Kepala Biro Umum Setdaprov Jatim itu, Minggu, (27/9/2020)

Baca Juga: Pj Gubernur Adhy Pastikan Kebutuhan Dasar Terpenuhi dan Masyarakat Terlindungi

Masih kata Yanuar,  edukasi tersebut diberikan diberbagai tempat,  sekolah,  balai desa maupun lapangan desa. Tim pengajar berasal dari (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) BNPB, BPBD, relawan serta kelompok pentahelix lainnya.

Dan saat itu juga telah dilakukan pemasangan rambu dan papan informasi terkait tsunami di sepanjang pantai yang menjadi titik kerumunan orang. Untuk menyempurnakan itu, pemerintah daerah maupun Provinsi juga diharapkan  membangun shelter tsunami,  baik  shelter alam maupun shelter buatan. "Fungsi shelter ini nantinya akan menjadi tempat tujuan pengungsi saat berlari menghindari ombak/air didaerah ketinggian," sambung pria  yang pernah menjabat sebagai Kabid PK dan KL di lingkungan BPBD Jatim itu.

Baca Juga: Pemprov Jatim Siap Bantu Rekonstruksi Bangunan Terdampak Gempa

Terkait Shelter, Yanuar menambahkan yang ada shelter alam baru Kabupaten Malang. "Tetapi untuk buki-bukit yang  ada di sekitar pantai ada beberapa tempat yang bisa dijadikan tempat berlari atau mengungsi saat terjadi tsunami hanya permasalahannya apakah masyarakat siap dlm waktu 20 detik tiba di tempat tersebut,?"sebutnya.

Meski demikian, Yanuar berharap   harus ada shelter buatan yang berada didekat area kerumunan orang di pantai. Bisa dibuat berupa bangunan  tinggi sebagai tempat mengungsi bila terjadi tsunami.
"Tapi hingga saat ini belum ada bangunan shelter yang dibuat oleh pemerintah," tutupnya. Arf

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU