Selain Polisi, Dewan Masjid Kunci Menangkal Teror Ulama

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 26 Feb 2018 18:15 WIB

Selain Polisi, Dewan Masjid Kunci Menangkal Teror Ulama

SURABAYAPAGI.com, Gresik - Pengurus Dewan Masjid Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mengapresiasi Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang memerintahkan jajarannya menjaga ulama dan pondok pesantren. Langkah yang diambil pimpinan Polri ini salah bentuk nyata untuk menyelamatkan agama. Mengingat, belakangan terakhir negeri ini dihebohkan teror dan penyerangan ulama yang pelakunya diduga orang gangguan jiwa. "Kita patut apresiasi pak Kapolri karena kebijakan ini sebuah keputusan nyata untuk menyelamatkan agama dan keresahan di masyarakat," ujar Sekretaris Dewan Masjid Kabupaten Gresik, Imam Chanafi kepada Surabaya Pagi, Senin (26/2/2018). Yang menjadi pertanyaan, apakah instruksi pimpinan polri pada jajarannya menjaga keamanan ulama dan pondok pesantren, dari teror dan penyerangan ulama ini sudah menyelesaikan masalah? Menurut Imam Chanafi, belum apabila dilakukan tidak terintegrasi. Pelibatan semua pihak, untuk mencegah hal tentu diperlukan. Salah satu yang berperan penting dalam hal ini adalah Dewan Pengurus Masjid. "Mestinya, teror ke ulama dan di masjid-masjid tidak perlu terjadi seandainya Dewan Masjid diberdayakan, tapi faktanya sejauh ini tidak jalan organisasi ini," katanya. Di Gresik saja, Dewan Masjid tidak bisa berjalan efektif lantaran Pemkab setempat, pelit memberikan dana. Padahal Dewan Masjid memiliki empat program utama yang strategis. Program ini bisa menangkal teror dan mencegah ancaman kepada ulama. Program utama dimaksud yakni salamatan fiddin atau selamatkan agama. Kedua pembinaan fisik (hafiyatan fil jazad). Didalamnya perlu di masjid-masjid tersebut dihidupkan kembali kegiatan pencak silat. Ketiga, dziadatan fil ilmi. Memberikan wawasan kebangsaan di masjid dan terakhir barokatan fir rizki. Dimana didalamnya ada pemberdayaan ekonomi umat. "Tetapi empat program utama ini tidak jalan. Kendala pengurus karena tidak tersedianya alokasi dana yang cukup untuk membantu program ini," jelas Imam. Peran Pemkan Gresik sendiri dalam organisasi ini ibarat pepatah jauh panggang dari ikan. Padahal, mestinya Pemkab Gresik tidak pelit memberikan dana pembinaan ke organisasi. Tetapi faktanya, lebih memilih membangun program mercusuar dibanding memberikan bantuan untuk pembinaan umat. "Pemkab kita inikan, lebih suka bangun fisik dimana-mana dengan dana besar ketimbang membantu organisasi yang bisa membina umat. Padahal fisik yang dibangun toh, tak bisa juga dinikmati masyarakat," tandas Imam. Mis

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU