Sedot APBD Ratusan Miliar, Surabaya Masih Terancam Banjir

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 28 Nov 2019 08:44 WIB

Sedot APBD Ratusan Miliar, Surabaya Masih Terancam Banjir

Farid Akbar, Raihan, Alqomar Tim Wartawan Surabaya Pagi SURABAYAPAGI.COM, Surabaya -Musim hujan di depan mata, namun sejumlah proyek pengendalian banjir di kota Surabaya tak kunjung rampung. Sebut saja proyek saluranbox culvert di Banjar Sugihan dan revitalisasi sekitar kawasan Sungai Kali Lamong. Belum selesainya proyek ini, Surabaya Barat kembali terancam tenggelam alias kebanjiran seperti tahun lalu. Begitu juga di kawasan Surabaya Utara, lantaran proyek pintu air Petekan, juga belum tuntas. ------------- Informasi di LPSE menyebutkan,box culvert atau saluran diversi di ruas jalan Banjar Sugihan-Sememi ini termasuk proyek besar di era Walikota Tri Rismaharini. Anggarannyamultiyears dan tahun ini dianggarkan Rp 78 miliar. Sedang pemenang tender proyek ini PT. Media Cipta Perkasa. Meski proyek dengan panjang 764 meter ini dikerjakan sejak April 2019 lalu, namun hingga Rabu (27/11/2019) kemarin, belum juga selesai. Bahkan, menurut pelaksana proyek di sana, proyek ini baru bisa diselesaikan tahun 2020, yang berarti sudah melewati tahun anggaran (TA) 2019. Juga Surabaya sudah memasuki musim hujan. "Rencananya selesai tahun depan," ucap Ilham, kepala pelaksana proyek saat ditemui di lokasi. Menurutnya, sampai saat ini pengerjaan gorong-gorong ini masih sekitar 30%. Nantinya akan banyak yang dikerjakan. Mulai pemasangan batu kali, urugan, cor over topping hingga tangkupan air. Syaifuddin, salah satu pekerja mengatakan mereka akan bekerja jika ada material datang. Seperti halnya pekerja yang memasang batu kali, saat ini mereka sedang libur sehingga mereka bisa pulang dan datang kembali jika material datang. "Pemasangan batu kali belum bisa, karena pekerjanya masih pulang, belum ada meterialnya," ungkapnya. Ini yang membuat warga ketar-ketir. Pasalnya, daerah sekitar proyek menjadi langganan banjir. Lisa, warga Jalan Manukan Kulon 1, yang rumahnya terkena dampak proyek ini merasa resah. Sebab ia khawatir apabila hujan akan berakibat banjir dan jalanan di depan rumahnya juga hancur. "Pastinya khawatir kalau hujan, banjir mas. Terganggu juga karena semalam hujan ini jalanannya juga rusak, becek," ujar Lisa. Sudah ada warga yang protes karena pengerjaan tak juga selesai, lanjutnya. Hal senada diungkapkan Ani, warga Manukan Kulon lainnya. Ani mengatakan proyek ini ingin cepat selesai. Dia juga menyayangkan karena proyek ini sering gonta-ganti pemborong. "Ya kalau orang proyek juga bilangnya ingin cepet cepet selesai. Warga sini juga minta cepet selesai. Tapi katanya dari pusatnya yang sulit. Kayak masalah pembayarannya itu loh. Ini aja pemborongnya juga gonta ganti sampai lama gini gak selesai-selesai," ungkapnya. Pintu Air Petekan Anggaran puluhan miliar juga diproyeksi untuk pengerjaan proyek pintu air di Petekan. Tahun lalu, proyek ini tak selesai hingga tender ulang. Tahun ini dianggarkan Rp 45 miliar dengan pemenang lelang PT Ganesha Jaya. Harusnya proyek pintu air rampung akhir tahun ini. Namun nyatanya, hingga akhir November tak kunjung tuntas. Bahkan, pekerjaan yang dilakukan baru sekitar 30%. Afandi, kepala pelaksana proyek saat ditemui mengaku proyek ini harusnya selesai akhir Desember 2019. Namun pelaksanannya menemui kendala, terkait perizinan. "Target 31 Desember selesai, cuma ada kendala perizinan," cetus Afandi. Perizinan ini, lanjutnya, alot lantaran akan dibangun rumah panel dan rumah jaga di lahan milik PT. Pelindo III untuk menunjang pintu air di Kalimas. Sedangkan pengerjaan proyek pintu air ini juga akan menggunakan jalan Pati Unus yang termasuk dalam wilayah Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal). "Ada kendala terkait perizinan di Lantamal dan Pelindo. Yang ngurus Pemkot," imbuhnya. Padahal, menurutnya, pintu air ini vital untuk pengendalian banjir di kawasan Surabaya utara. Saat ini, kata Afan, pekerjaan pembangunan pintu air baru 30%. Pengerjaan yang sudah dilakukan diantaranya pengerjaan pintu 7 meter, kolom lantai bawah, dinding dan pilar. Rencananya pintu air berukuran 40x60 ini akan menutupi lebar sungai Kalimas dan diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan banjir yang kerap terjadi ketika air laut naik sehingga meluber, terang dia. Saluran tak Nyambung Sementara itu, DPRD Surabaya mengimbau Pemkot Surabaya segera integrasikan saluran air di seluruh wilayah. Pasalnya dalam waktu dekat Komisi C DPRD Surabaya akan meminta denah saluran untuk melakukan pengkajian. Anggota Komisi C DPRD Surabaya, William Wirakusuma menyampaikan sejauh ini pembangunan saluran sudah maksimal. Namun ia menduga saluran tersebut belum terintegrasi atau mengalir ke sungai. Misalnya salurannya ini hanya mengelilingi satu wilayah, bentuknya kotak, nah ini belum mengalir ke aliran utama. Jadi ya gitu seperti kolam kotak. Aire muter tok, kata William saat ditemui di DPRD Surabaya, Rabu (27/11/2019). Ketua Fraksi PSI ini menilai jika masih banyak saluran yang bersifat sekunder tidak akan memberikan solusi saat musim hujan. William mengkhawatirkan saat musim hujan tiba, beberapa kawasan yang biasa masih banyak genangan air, atau bahkan banjir akan tetap mengalami hal yang sama. Jadi harus secepate diselesaikan, sebelum musim hujan. Targetnya harus menyambungkan (saluran) sekunder itu ke saluran utama (sungai), kata William. Adapun kawasan yang perlu diperhatikan pemkot adalah Surbaya Barat, kata William, karena kawasan tersebut masih sering mengalami banjir. Selain itu, kawasan Kutisari yang ada pembangunan pasar baru. Ia memantau pembangunan pasar baru di Kutisari tersebut sudah dikelilingi saluran, namun belum tersambung dengan saluran utama. Kami harapkan 2020 sudah nyambung, agar genangannya semakin berkurang, kata dia. William juga mengimbau agar pemkot gerak cepat dalam mengantisipasi musim hujan nanti. Setidaknya pada November 2019 ini semua pekerjaan saluran rampung. Jangan sampai ketika sudah musim hujan dan banyak terjadi genangan, baru diatasi oleh pemkot.n

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU