Home / Pilpres 2019 : Surat Terbuka untuk Prabowo- Sandiaga Uno, yang Ik

Sandiaga dan Andi Arif, Diduga Politisi Cerdik dan Licik

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 15 Agu 2018 09:21 WIB

Sandiaga dan Andi Arif, Diduga Politisi Cerdik dan Licik

Pak Prabowo Yth, Anda, meski sampai semalam belum memberi pernyataan soal cuitan wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arif tentang uang mahar Rp 500 miliar untuk PKS dan PAN, masalah ini terus menjadi polemik di publik. Sandiaga Uno, cawapres Anda, disoroti. Bahkan urusan mahar ini sampai menjadi bahasan diskusi Politik Aliran dan Dilema Negara Kesejahteraan di Kopi Politik, Jl Pakubuwono, Jaksel, Selasa kemarin (14/8/2018). Apakah Anda menganggap cuitan kader Partai Demokrat ini bisa dipertanggungjawabkan secara hukum atau tidak? Kasus mahar senilai Rp 1 triliun ini telah menjadi persoalan publik. Anda insha Allah tahu konsekwensi bila suatu masalah telah menjadi urusan publik. Salah satunya akan dijadikan kajian dan penelitian kelompok tertentu, baik ilmiah atau sosial politik. Apalagi urusan mahar dengan uang dan gusur-menggusur nama-nama ulama yang pernah diunggulkan menjadi cawapres Anda. Riil di masyarakat, Sandiana Uno, bukan ulama yang memiliki reputasi di kalangan umat Islam, seperti Salim Segaf Aljufri dan Ustaz Abdul Somad. Anak dari Mien Uno ini sebelum Anda pilih menjadi cawapres, adalah wakil Gubernur DKI. Saya menilai makna diam Anda soal mahar ini bisa dua hal. pertama, tak mau ikut polemik di antara elite politik. Kedua, Anda tahu tetapi tidak mau terpancing membuka terobosan Sandiana Uno, sehingga bisa menyingkirkan dua ulama terkenal. Pak Prabowo Yth, Dari hari ke hari, saya mencatat masalah ciutan wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arif, tentang dugaan mahar politik cawapres Anda, telah berkembang seperti bola liar. Analisis saya, bukan tak mungkin, dugaan mahar ini tak sekedar ciutan dalam media sosial saja. Tetapi, bisa juga merasuk ke renah hukum. Bila ini sampai terjadi, persoalannya bisa panjang yaitu saling membuktikan antara Andi Arif dan Sandiaga Uno. Dan persoalan ini bisa berlarut-larut. Artinya bukan tak mungkin karena soal mahar, bisa menurunkan elektabilitas Anda. Mengapa? Misal, cawapres Anda melaporkan Andi Arif ke Mabes Polri atau Polda Metro Jaya, dengan sangkaan fitnah yang diatur dalam Pasal 330 ayat (1) dan Pasal 331 ayat (1) KUHP. Bunyi lengkap Pasal 311 KUHP tentang Fitnah Barangsiapa melakukan kejahatan menista atau menista dengan tulisan, dalam hal ia diizinkan untuk membuktikan tuduhannya itu, jika ia tidak dapat membuktikan dan jika tuduhan itu dilakukannya sedang diketahuinya tidak benar, dihukum karena salah memfitnah dengan hukum penjara selama-lamanya empat tahun. Sebaliknya bila laporan Sandiaga Uno, tak terbukti. Andi Arif, bisa balik melaporkan cawapres Anda dengan Pasal 317 ayat (1), Pasak 317 ayat (1) menyatakan Barangsiapa dengan sengaja mengajukan pengaduan atau pemberitahuan palsu kepada penguasa, baik secara tertulis maupun untuk dituliskan, tentang seseorang sehingga kehormatan atau nama baiknya terserang, diancam karena melakukan pengaduan fitnah, dengan pidana penjara paling lama empat tahun, Soal uang mahar ini dilakukan oleh kader Partai Demokrat pendukung Anda. Sedangkan Sandiaga Uno, cawapres Anda. Keduanya sama-sama satu tim koalisi pendukung Anda. Masalahnya, urusan cuitan mahar Rp 1 triliun ini telah berkembang dimana-mana. Bawaslu yang mestinya bisa memanggil Sandiaga Uno, belum bergerak. Gejala apa bila Bawaslu pasif seperti ini. Pak Prabowo Yth, Menurut informasi yang saya gali, Wasekjen Partai Demokrat (PD) Andi Arief mengungkap soal uang masing-masing Rp 500 M yang disebut dari Sandiaga Uno untuk PAN dan PKS, bukan isapan jempol. "Tanggal 8 malam itu setelah laporan tim kecil partai yang bertemu dengan tim Gerindra, sekitar 40 pengurus partai mendiskusikan perkembangan," ungkap Andi Selasa kemarin (14/8/2018). Menurut Andi, Sekjen memberi arahan kepada para komunikator politik dan jajaran pengurus harian untuk menyampaikan perkembangan koalisi ke seluruh kader di daerah dan juga ke media jika ada pertanyaan. Saya memilih lewat Twitter. Soal mahar, entah dalam bentuk penaklukan atau kampanye, sudah diakui Sandi Uno," tambah Andi Arief di Twitter-nya, Minggu yang lalu (12/8/2018). Sandiana Uno mengakui padanyam uang Rp 1 triliun ke PAN dan PKS untuk kampanye. Kader PD ini menegaskan, cuitan tentang duit satu triliun itu bukan bohong, seperti yang dituduhkan beberapa elite PAN dan PKS. Malahan kader Partai Demokrat ini meminta PAN dan PKS sadar diri. Bahkan menurut Andi, informasi mahar Rp 1 triliun diungkap oleh Andi Arief, dari elite Gerindra Fadli Zon, Prasetyo, Sufmi Dasco dan Fuad Bawazier. Dan Sandiaga Uno, pada hari Sabtu 11 Agustus 2018 saat berada di rumah tokoh PAN Soetrisno Bachir, menyatakan isu mahar sudah lewat. "Mari kita bangun satu komunikasi yang lebih baik ke depan dan apa yang jadi concern Pak Arief itu jadi concern nasional dan saya akan bicarakan dengan KPK bahwa ke depan harus ada kejelasan sumbernya, bagaimana membiayai kampanye nasional," kata Sandiaga. Dua-duanya politisi bukan kacangan,. Sebagai elite partai sekelas Andi, ia tahu resiko sebuah ciutan melalui media sosial. Ancaman bagi Andi, bila ciutannya tidak benar, bisa dilaporkan dengan UU ITE pasal pencemaran nama baik. Menurut Oxford English Dictionary, berpolitik itu bisa menjadi cerdik, berhati-hati, bijaksana atau licik. Nah, siapa dalam masalah mahar Rp 1 triliun yang cerdik, licik dan bijaksana?. Saya menilai, baik Andi maupun Sandiaga, sama-sama cerdik, licik dan bijaksana. Sandiaga, bisa dianggap licik, karena last minute bisa meminggirkan dua ulama, sehingga bisa mendampingi Anda dalam pilpres 2019. Andi Arif, yang dulu aktivis PRD (Partai Rakyat Demokrat) bisa disejajarkan politisi cerdik. Alasan saya, Andi Arif sampai berani membocorkan informasi dari lingkaran satu Anda, seperti Fadli Zoon dkk, bukan tanpa nalar. Andi dan Sandiaga Uno, sama-sama anggota koalisi partai yang Anda pimpin, Masih menurut Oxford English Dictionary, poltisi-politisi corporate bisa menjadi penyusun siasat, perancang skenario atau intrik- intrik. Nah, siapa yang menjadi penyusun siasat, perancang scenario atau intrik-intrik soal mahar Rp 1 miliar?, Mari kita tunggu kerja kerasnya Bawaslu, Mabes Polri dan KPK. Relevansi KPK, menurut saya, bila ciutan Andi ini bisa dibuktikan minimal dengan dua alat bukti, Bila Andi yang kabarnya dibantu beberapa komponen mengungkap kasus mahar cawapres Partai Gerindra, bisa jadi Sandiaga Uno, dijerat pasal suap. ([email protected], bersambung)

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU