Rupiah Melemah ke Rp14.605 per Dolar AS pada Awal Pekan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 03 Agu 2020 09:31 WIB

Rupiah Melemah ke Rp14.605 per Dolar AS pada Awal Pekan

i

Rupiah melemah ke Rp14.605 per dolar AS akibat tertekan kekhawatiran pasar atas peningkatan kasus corona di dunia. SP/ CNN

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.605 per dolar AS pada Senin (3/8). Posisi tersebut melemah 0,04 persen dibandingkan perdagangan Kamis (30/7) sore di level Rp14.600 per dolar AS.

Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,18 persen, dolar Singapura melemah 0,09 persen, won Korea Selatan melemah 0,27 persen, peso Filipina melemah 0,12 persen, yuan China melemah 0,8 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,06 persen.

Baca Juga: Penguatan Bisnis, Bank Jatim Cetak Kinerja Positif di tahun 2023

Sebaliknya, baht Thailand menguat 0,07 persen, rupee India menguat 0,05 persen dan dolar Taiwan menguat 0,15 persen.

Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju berotot di hadapan dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,02 persen, dolar Australia menguat 0,015 persen dan dolar Kanada menguat 0,04 persen. Hanya franc Swiss yang tercatat masih mengalami pelemahan yakni 0,26 persen.

Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan hari ini rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp14.700 dengan potensi support di 14500.

Baca Juga: Kinerja PNM Berdayakan Ekonomi Perempuan Lampaui Grameen Bank

Pelemahan terjadi akibat tingginya kekhawatiran pasar atas penyebarluasan penularan virus Covid_19 di seluruh dunia yang bisa menghambat pemulihan ekonomi global.

"Beberapa negara melaporkan terjadinya second wave seperti di Vietnam, Jepang, Tiongkok, Hongkong, Australia, negara-negara di Eropa dan lain-lain," ujarnya, Senin (3/8).

Baca Juga: Jokowi Kagum Pasar Among Tani, Khofifah: Optimis Dongkrak Ekonomi Batu dan Jatim

Di sisi lain, imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS juga kembali mendapatkan tekanan yang berarti meningkatnya permintaan terhadap obligasi tersebut.

"Ini mengindikasikan banyak pelaku pasar yang masuk ke aset aman. Yield obligasi tersebut menyentuh level terendah baru sejak Maret 2020 di 0,522 persen akhir pekan lalu," tandasnya.  dsy6

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU